Gigitiruan Cekat Gigitiruan Implan Protesa Maksilofasial

2.1.3 Jenis Perawatan Prostodontik

2.1.3.1 Gigitiruan Lepasan

Gigitiruan lepasan merupakan jenis perawatan prostodontik yang menggantikan gigi serta jaringan pendukung pada kehilangan sebagian maupun seluruh gigi dengan gigitiruan yang dapat dipasang dan dilepas sendiri oleh pasien dari rongga mulut. Berdasarkan jumlah gigi yang digantikannya, gigitiruan lepasan terdiri atas gigitiruan sebagian lepasan GTSL dan gigitiruan penuh GTP. 18,19

2.1.3.1.1 Gigitiruan Penuh

Gigitiruan penuh GTP adalah gigitiruan yang menggantikan seluruh gigi- geligi yang hilang dan jaringan pendukungnya baik di rahang atas dan rahang bawah. 18,19 Tujuan pembuatan GTP adalah untuk memenuhi kebutuhan estetik, fonetik, dukungan oklusal, pengunyahan, kenyamanan dan kesehatan jaringan pendukung. 1

2.1.3.1.2 Gigitiruan Sebagian Lepasan

Gigitiruan sebagian lepasan GTSL adalah gigitiruan yang menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang dan jaringan pendukungnya pada rahang atas atau rahang bawah serta dapat dibuka pasang oleh pasien, terdiri atas GTSL akrilik dan GTSL kerangka logam. Indikasi pemakaian GTSL, yaitu: 3,5,18,19 1. Panjang daerah tidak bergigi tidak memungkinkan pembuatan GTC 2. Tidak terdapat gigi penyangga di sebelah distal ruang tidak bergigi 3. Resorpsi tulang alveolar berlebih 4. Bila dukungan sisa gigi asli kurang sehat atau belum erupsi sempurna.

2.1.3.2 Gigitiruan Cekat

Gigitiruan cekat GTC didefinisikan sebagai gigitiruan yang memperbaiki mahkota gigi yang rusak atau menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang dengan bahan tiruan dan dipasangkan ke pasien secara permanen serta tidak dapat dibuka-buka oleh pasien, terdiri dari gigitiruan cekat mahkota crown dan jembatan bridge. 6,18,19 Perawatan gigitiruan cekat berfokus untuk mengembalikan fungsi, estetik dan kenyamanan. Indikasi pemakaian GTC yaitu: 3,5 1. Menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang 2. Daerah tidak bergigi masih dibatasi oleh gigi asli pada kedua sisinya 3. Gigi yang dijadikan sebagai penyangga harus sehat dan jaringan periodontal baik 4. Pasien berumur 20-55 tahun.

2.1.3.3 Gigitiruan Implan

Merupakan gigitiruan yang mempunyai dukungan dari bahan yang ditanamkan ke dalam tulang alveolar untuk mendapatkan retensi dan dukungan yang cukup terhadap gigitiruan cekat maupun gigitiruan lepasan. 18

2.1.3.4 Protesa Maksilofasial

Protesa maksilofasial merupakan jenis perawatan protodontik yang berhubungan dengan restorasi dan atau penggantian sistem stomatognatik dan struktur wajah yang disebabkan oleh adanya penyakit, tindakan bedah dan kelainan bawaan dengan alat tiruan yang dapat atau tidak dapat dilepas oleh pasien. 18 Jenis protesa maksilofasial terdiri atas protesa ekstra oral dan intra oral. Protesa ekstra oral adalah protesa yang merestorasi dan atau menggantikan bagian dari wajah atau struktur kepala yang hilang seperti protesa mata, protesa hidung dan protesa telinga. Protesa intra oral adalah protesa yang merestorasi dan atau menggantikan kelainan struktur di dalam rongga mulut seperti obturator pada celah palatum, speech aids, palatal lifts dan feeding plate pada bayi. 19

2.1.4 Keberhasilan Perawatan Prostodontik

2.1.4.1 Faktor

yang Mempengaruhi Keberhasilan Perawatan Prostodontik Keberhasilan dalam perawatan prostodontik tergantung pada upaya tiga pihak, yaitu dokter gigi yang membuat diagnosa, persiapan rencana perawatan dan melaksanakan prosedur klinis, tekniker gigi yang melakukan prosedur laboratorium dan pasien dalam hal menyesuaikan diri terhadap gigitiruan dan menerima keterbatasan gigitiruan. 8 Prosedur klinis dan prosedur laboratoris merupakan faktor