Retraksi Gingiva Pencetakan Fisiologis

Pembuatan grooves, pinholes dan boxes pada preparasi bertujuan untuk menambah retensi bagi restorasi dengan cara mencegah terlepasnya restorasi ke arah yang berlawanan dengan arah insersi. Pembuatan grooves, pinholes dan boxes sebagai retensi tambaan sangat penting dalam mengatasi hasil preparasi dengan retensi yang kurang memadai seperti preparasi yang overtapered dan hasil preparasi yang kehilangan morfologi alaminya. 23,24

2.3.3.5 Retraksi Gingiva

Retraksi gingiva atau disebut juga tissue dilation adalah usaha pendorongan gingiva ke arah lateral disertai prosedur pembersihan dan pengeringan sulkus yang dilakukan sebelum pencetakan fisiologis dengan tujuan untuk memudahkan bahan cetak mengalir ke servikal gigi sehingga didapat hasil cetakan tepi akhir preparasi yang akurat. Retraksi gingiva ini bersifat reversible dan secara umum masa relaps terjadi dalam jangka waktu 24-48 jam. 23 Retraksi gingiva dilakukan pada gingiva yang sehat tanpa adanya inflamasi, hipertrofi ataupun resesi yang berlebihan. Pendarahan harus di cegah pada saat retraksi gingiva karena pendarahan dapat mengakibatkan bahan cetak tidak mengalir maksimal ke dalam sulkus gingiva sehingga cetakan fisiologis tidak akurat. Pendarahan dapat dicegah dengan haemostatikum. 23,24 Retraksi gingiva dapat dilakukan secara khemis, mekanis, gabungan khemis dan mekanis maupun dengan pembedahan. Retraksi gingiva secara khemis merupakan teknik yang sangat efisien dan efektif, namun dikontraindikasikan bagi pasien dengan penyakit sistemik. Bahan kimia yang sering digunakan adalah adrenalin, epinephrine 0,1, epinephrine 8, zink khlorida 8, zink khlorida 40 dan asam tannik 20. Retraksi gingiva secara mekanis menggunakan mahkota sementara yang dipakai pada kasus yang sedang dikerjakan dan harus dilakukan secara hati-hati untuk mengurangi trauma. Retraksi gingiva secara bedah diindikasikan pada jaringan gingiva yang patologis atau terinflamasi seperti hipertrofi gingiva. 23,24 Retraksi gingiva dianggap berhasil jika menguakkan margin gingiva dari permukaan gigi yang di preparasi berkisar 0,35-0,50 mm, celah yang terjadi memungkinkan masuknya bahan cetak melampaui pinggir servikal, ketebalan bahan cetak pada tepi subgingiva terjamin dan bersifat reversible. 23,24

2.3.3.6 Pencetakan Fisiologis

Cetakan fisiologis yang baik merupakan salah satu faktor penting pada pembuatan gigitiruan cekat untuk menghasilkan gigitiruan cekat yang beradaptasi sempurna pada jaringan gigi sehingga tidak menyebabkan kebocoran, semen tidak larut, tidak menimbulkan karies pada gigi penyangga dan memberikan estetik yang baik. Cetakan fisiologis yang baik harus mencakup seluruh gigi yang dipreparasi, sulkus gingiva dari gigi yang dipreparasi dan rahang secara keseluruhan. 23 Sendok cetak fisiologis pada umumnya terbuat dari resin akrilik swapolimerisasi atau visible light cured resin akrilik. Tebal sendok cetak fisiologis sekitar 2-3 mm untuk menghindari distorsi bahan cetak. Jarak ruangan antara sendok cetak dan gigi harus 2-3 mm. Beberapa bahan yang digunakan untuk mencetak jaringa keras dan lunak pada pencetakan fisiologis antara lain reversible hidrocolloid, polimer polysulfide, silikon kondensasi, polyether dan silikon adisi. Hasil cetakan harus dibilas, dikeringkan dan didisinfeksi ketika dikeluarkan dari rongga mulut serta harus segera diisi dengan dental stone. Pengisian cetakan yang terbuat dari polimer polysulfide tidak lebih dari 1 jam. Cetakan yang terbuat dari bahan polyether atau silikon memiliki stabilitas dimensi yang tinggi dan dapat disimpan lebih lama sebelum pengisian cetakan. 23

2.3.3.7 Restorasi sementara