commit to user
IV - 25
5. Menentukan Pola Hubungan Ruang
Pola hubungan ruang ditentukan berdasarkan asumsi. Keterangan:
Memiliki hubungan erat. Perlu untuk dipisah.
Akses entrance.
a. Pola Hubungan Ruang Makro
b. Pola Hubungan Ruang Mikro
Pola hubungan ruang mikro meliputi pola hubungan ruang pada unit hunian dan mushola yang memiliki peruangan majemuk.
1 Hunian
2 Mushola
commit to user
IV - 26
6. Analisa Site Secara Umum
o Input
o Analisa
- Jln. Untung Suropati merupakan jalan formal terbesar menuju lokasi lahan.
Jalan yang lain selebihnya hanya berupa gang dan jalan lingkungan yang lebih kecil serta jalan tanggul. Selain itu, Jln. Untung Suropati arahnya
langsung menuju ke jalan yang lebih besar sehingga jika diperlukan kendaraan besar seperti mudah untuk mencapai dan melaluinya
dibandingkan dengan jalan kecil yang lain untuk kemudian menuju lahan permukiman.
Oleh karena itu, Jln. Untung Suropati menjadi akses utama pada lokasi yang dapat menunjang kemudahan akses kendaraan besar. Untuk sirkulasi
sehari-hari keluar masuk area lahan, masyarakat biasa melalui berbagai jalan yang ada dengan bebas dan mudah terutama bila hanya berjalan kaki atau
menggunakan kendaraan roda dua, tergantung pertimbangan masing-
Gambar 4.19
Analisa Lokasi Secara Umum Sumber: Dokumentasi pribadi
Jln. Untung Suropati sebagai jalan formal terbesar menuju
lokasi. Makam Kleco menjadi
sumber view negatif pada lokasi.
Titik lokasi penyeberangan alternatif perahu tradisional.
Jalan lingkungan pada lokasi menjadi akses menuju titik
penyeberangan tradisional. Pepohonan alami di
sepanjang tepi sungai. Jalan lingkungan pada lahan
merupakan ekstensi dari jalan di luar area bantaran.
Tanggul Bengawan Solo, juga berperan sebagai jalur
sirkulasi
Lahan-lahan tempat unit-unit bangunan tempat tinggal dan
jalan lingkungan yang lebih informal.
commit to user
IV - 27
masing. Sehingga jalan-jalan kexil tetap menjadi jalur akses alternatif pada lahan.
- Titik penyeberangan perahu tradisional Bengawan Solo yang ada pada lokasi
dipertahankan, karena keberadaannya dibutuhkan sebagian masyarakat untuk menunjang kemudahan menyeberang sungai tanpa harus memutar
untuk menggunakan jembatan penyeberangan yang jaraknya relatif sangat jauh dari daerah sekitar lokasi tersebut.
Jalan lingkungan pada lahan bantaran sungai di Sangkrah ini yang menjadi akses menuju titik penyeberangan tersebut menggambarkan bahwa
adanya penggal jalan tersebut dibutuhkan tidak hanya masyarakat penghuni bantaran sebagai jalur sirkulasi sehari-hari tapi juga masyarakat yang umum.
Oleh sebab itu, penataan penggal jalan tersebut ditujukan tidak hanya sebagai jalan lingkungan intern pada suatu permukiman tapi juga sebagai
jalan penghubung. -
Adanya vegetasi alami di sepanjang tepian sungai pada lahan yang masih ada menjadi suatu potensi yang dapat dimanfaatkan, mengingat
pengembangan lahan salah satunya ditujukan untuk sebisa mungkin mengembalikan fungsi “hijau” bantaran sungai. Untuk itu keberadaan
pepohonan dan vegetasi di sepanjang tepi sungai yang ada dipertahankan. -
Jalan lingkungan utama yang ada pada lokasi merupakan ekstensi dari jalan di luar bantaran. Keberadaannya sudah menjadi satu dengan sistem jalan di
luar lahan bahkan sudah ada sebelum dibangun tanggul sebagai pencipta lahan bantaran sungai di Sangkrah ini.
Dengan adanya suatu penataan permukiman di mana keseluruhan komponen pada lahan ditata ulang termasuk tata bangunannya, maka jalan
lingkungan pada lahan bantaran yang “hanya” bersifat informal ini termasuk pula di dalamnya dan dapat diubah secara keseluruhan.
Dengan pertimbangan kemudahan efektifitas sirkulasi pada simpang jalan tanggul, jalan di luar dan jalan lingkungan yang ada, bentuk
perpanjangan jalan dariluar lahan dipertahankan, selebihnya dapat berubah menyesuaikan dengan akses pada fungsi dan sirkulasi pada lahan bantaran.
- Tanggul merupakan bangunan pelindung yang memerlukan struktur yang
kuat. Kuatnya struktur tanggul dapat terganggu dengan adanya bangunan- bangunan atau massa-masa yang menempel atau berada pada badan
tanggul atau sesuatu yang dapat merusak tanggul. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya konservasi tanggul.
Pada penataan permukiman bantaran sungai di Sangkrah ini, bentuk konservasi terhadap tanggul dilakukan dengan menghindari pembangunan
berdekatan dengan tanggul. Oleh karena itu pada jarak ± 2 meter dari tanggul diperuntukkan sebagai ruang kosong untuk memisahkan tanggul
dari area terbangun. Ruang kosong tersebut dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka dan taman.
commit to user
IV - 28
- Di sebelah utara lahan terdapat area Makam Kleco yang berperan sebagai
sumber view negatif pada site. Oleh sebab itu dalam perencanaan penataan permukiman bantaran sungai di Sangkrah ini perlu dipikirkan bagaimana
merespon view negative tersebut. Pemecahannya, pada penataan permukiman orientasi fungsi dan view
umum ke arah area makam tersebut dibatasi. Pemberian barrier terhadap view juga dapat dilakukan.
o Output
7. Mengenai Fungsionalitas Permukiman