MENGEMBALIKAN FUNGSI HIJAU BANTARAN SUNGAI

commit to user IV - 34 Gambar 4.25 Material Lama yang Masih Dapat Digunakan Sumber: ruang17.wordpress.com, 10 Januari 2011 penutupan tidak dikaukan secara penuh menghasilkan dinding dengan karakter yang berlubang-lubang yang memberikan estetika visual tersendiri. Begitu pula dengan material kayu. 2 Penggunaan Material Murah Penggunaan material yang murah merupakan pertimbangan penggunaan material secara kualitatif. Hal ini dapat diperoleh melalui beberapa cara alternatif. o Penggunaan Material Bangunan Lama Yang seragam, bangunan lama secara keseluruhan menggunakan atap berbentuk kampung dengan penutup atap genteng tanah. Untuk rumah baru yang tipikal, genteng atap dapat dimanfaatkan kembali sebagai penutup atapnya. Material yang lain di antaranya batu bata dan kayu serta bambu dalam jumlah yang kecil yang dpat digunakan pada bagian-bagian yang tidak dominan pada tipikal rumah yang baru. o Penggunaan Alternatif Material yang Paling Murah Misalnya penutup lantai menggunakan standar minimum rumah sehat yaitu tidak beralaskan tanah, maka dapat digunakan minimal ubin atau lantai plesteran halus. Selebihnya, dalam perkembangannya material dapat diganti menjadi yang lebih bagus misalnya keramik oleh masing-masing penghuninya.

C. MENGEMBALIKAN FUNGSI HIJAU BANTARAN SUNGAI

Sebagai salah satu prasyarat dilakukan penataan permukiman bukan relokasi sebagai pemecahan permasalahan kefungsian pada bantaran sungai di Sangkrah ini, yaitu asumsi bahwa tatanan baru permukiman dapat menghasilkan “sesuatu yang lebih baik”. Ke-“lebih-baik”-an tersebut ukurannya bahwa pemanfaatan bantaran sungai untuk permukiman yang baru tidak lagi merugikan masyarakat penghuninya karena bantaran sungai merupakan ruang air sehingga rawan banjir seperti yang telah dibahas di atas dan juga tidak lagi merugikan aspek keairan sebagai tujuan dari pemanfaatan bantaran sungai yang semestinya, yaitu untuk ruang hijau. Secara khusus bantaran Bengawan Solo sendiri seharusnya memiliki peran sebagai green belt dan aset hutan kota, sehingga peran bantaran sungai di Sangkrah yang seharusnya mendukung fungsi tersebut menghilang. commit to user IV - 35 Pertimbangannya, karena secara umum permukiman pada bantaran sungai selalu memberikan aspek negatif pada lingkungan yang kemudian mengarah pada kepentingan air sebagai tujuan dari fungsi green belt. Secara umum permasalahan yang terjadi seperti halnya oleh keberadaan permukiman pada bantaran sungai di Sangkrah ini adalah sebagai berikut. o Objek buatan yang ada menggantikan keberadaan ruanglahan alami. Hal tersebut mengakibatkan antara lain: - Ruang resapan berkurang. Hal ini tidak mendukung konservasi air dalam hal konversi air permukaan menjadi air tanah. - Berkurangnya vegetasi alami. Dalam keairan vegetasi alami berperan serta menjaga keseimbangan siklus hidrologi melalui proses penguapan yang terjadi via vegetasi tersebut. Sebagai aset hutan kota, vegetasi alami berperan sebagai produsen oksigen untuk kebutuhan sekitar. - Berkurangnya habitat makhluk hidup. o Pencemaran air. Kehidupan manusia memproduksi limbah dan sampah. Tanpa adanya pengelolaan hal tersebut dapat mencemari lingkungan. Pada permukiman bantaran sungai di Sangkrah ini, pembuangan limbah rumah tangga langsung diarahkan ke sungai. Hal ini dapat mengotori sungai dan mendukung permasalahan air. Seluruh permasalahan tersebut memerlukan pemecahan dengan catatan bahwa kondisi lahan bantaran tetap sebagai permukimankawasan budidaya. Pembahasannya adalah sebagai berikut. - Kurangnya ruang resapan diakibatkan oleh tertutupnya lahan terbuka dan meningkatnya kepadatan tanah serta berkurangnya kemampuan tanah menyerap air oleh adanya fungsi terbangun menggantikan pepohonan alami. Dengan adanya skenario penataan, praktis nantinya efisiensi pemakaian lahan oleh bangunan dapat ditingkatkan, tidak ada ruang-ruang sisamati dengan fungsi yang tidak jelas seperti yang ada pada permukiman bantaran sungai di Sangkrah ini, sehingga keberadaan ruang terbuka dapat dipastikan. - Dengan adanya penutupan lahan, proses peresapan alami air ke dalam tanah sebagai pendukung konservasi air pun berkurang. Untuk tetap dapat mendukung konservasi air, proses peresapan dapat dilakukan secara buatan melibatkan air yang beredar pada fungsi budidaya tersebut, meliputi air kotor dan limbah rumah tangga, serta air hujan yang jatuh pada kawasan permukiman. Di sini berarti proses pembuangan limbah dan drainase diusahakan berakhir pada sumur-sumur resapan namun tidak menutup kemungkinan aliran drainase berakhir pada sungai karena secara alami pun demikian. - Peran vegetasi alami sebagai bagian dari siklus hidrologi dan produsen oksigen sangat penting dan tidak dapat digantikan. Oleh karena itu keberadaannya penting pada lahan. Solusi yang dapat dilakukan yaitu dengan tetap memberikan ruang bagi vegetasi alami untuk hidup bersama dengan fungsi terbangun yang ada. Usaha yang dapat dilakukan seperti taman pada unit-unit rumah dan juga vegetasi pada bidang- commit to user IV - 36 Gambar 4.26 Green Wall, Tanaman pada Bidang Vertikal Sumber: www.treehugger.com, 18 Desember 2010 PASIR DAN KERIKIL ZAT CEMAR MENGENDAP AIR MENUJU SUNGAI Gambar 4.27 Bak Penangkap Lumpurr Sumber: Dokumentasi pribadi bidang vertikal yang tidak membutuhkan lahan dan dapat diaplikasikan di tiap-tiap rumah sehingga banyaknya sebanding dan sedikit mendekati jumlah yang tereliminasi oleh adanya fungsi terbangun tersebut. - Agar tidak mengotori sungai dan mencemari air, maka air kotorlimbah memerlukan pengolahan sebelum dialirkan pada muaranya. Pada muara pembuangan menuju sungai perlu dibuat bak penangkap lumpur untuk menyaring sedimen atau zat cemar pada air. commit to user V - 1 BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENATAAN PERMUKIMAN BANTARAN SUNGAI DI SANGKRAH DENGAN ARSITEKTUR SEBAGAI RESPON TERHADAP BANJIR

A. LOKASI