Mengenai Fungsionalitas Permukiman MERENCANAKAN PENATAAN PERMUKIMAN

commit to user IV - 28 - Di sebelah utara lahan terdapat area Makam Kleco yang berperan sebagai sumber view negatif pada site. Oleh sebab itu dalam perencanaan penataan permukiman bantaran sungai di Sangkrah ini perlu dipikirkan bagaimana merespon view negative tersebut. Pemecahannya, pada penataan permukiman orientasi fungsi dan view umum ke arah area makam tersebut dibatasi. Pemberian barrier terhadap view juga dapat dilakukan. o Output

7. Mengenai Fungsionalitas Permukiman

Keberhasilan fungsional permukiman maksudnya permukiman dapat menjadi tempat bermukim bagi masyarakatnya. Indikasinya, masyarakat sebagai target permukiman dapat menempati atau menggunakan permukiman sebagai tempat bermukim. Gambar 4.20 Output Analisa Lokasi Secara Umum Sumber: Dokumentasi pribadi Akses utama menuju lokasi. Jalur-jalur akses yang lebih kecil menuju lokasi. Pepohonan dipertahankan. Bentuk ekstensi jalan lingkungan dari luar bantaran dipertahankan. Penjarakan terhadap tanggul sebagai ruang kosong. Barrier view ke arah Astana Kleco. Jalan yang ditata sebagai jalur penghubung menuju ke titik penyeberangan perahu tradisional. commit to user IV - 29

a. Makro

Pada penataan permukiman bantaran sungai di Sangkrah ini, secara umum, fungsi permukiman akan dapat berjalan apabila dapat lepas dari permasalahan banjir. Lebih lanjut, karena adanya penataan redesign maka tiap-tiap aktivitas harus dapat diwadahi kembali tercermin dalam kebutuhan ruang dengan besaran sesuai dengan kondisi masyarakatnya. 12 Untuk mendukung fungsional tersebut, permukiman dilengkapi dengan fasilitas sarana prasarana yang memadahi. Di sini dibatasi yang terpenting yaitu ketersediaan listrik dan air bersih, serta aspek kenyamanan penyuasanaan dan visual berkaitan dengan tata lahan landscaping. 1 Menentukan Jaringan Listrik Pertimbangannya, ssesuai kondisi awalnya, permukiman bantaran sungai di sangkrah telah dijangkau dan menggunakan jaringan listrik PLN. Skemanya adalah sebagai berikut. Untuk tetap dapat berfungsi pada saat banjir, jaringan listrik dan aplikasi elektronik yang menggunakan energi listrik tidak ditempatkan di bawah design flood level pada lahan yaitu sekitar 2 meter di atas permukaan tanah. Jika dengan terpaksa tidak dapat dilakukan, maka penerapannya dengan menggunakan water proofing atau perlindungan terhadap air. 2 Menentukan Jaringan Air Bersih Pertimbangan: - Lahan belum difasilitasi jaringan air bersih PDAM. - Potensi air bersih swadaya dapat diupayakan berasal dari air tanah dan air sungai yang dimurnikan, seperti yang telah dilakukan masyarakat.. - Kamar mandi pada tiap-tiap rumah menggantikan keberadaan MCK umum sebagai titik pemenuhan kebutuhan air masyarakat. Tidak adanya fasilitas jaringan air bersih PDAM pada lahan membuat suplai air bersih diupayakan melalui pemanfaatan air tanah melalui sumur atau pompa. Pemanfaatan air sungai harus melalui proses pemurnian karena 12 Kedua hal tersebut telah dibahas sebelumnya. PLN GARDU DISTRIBUSI METERAN UNIT DISTRIBUSI METERAN UNIT DISTRIBUSI METERAN UNIT DISTRIBUSI Gambar 4.21 Skema Jaringan Listrik Sumber: Dokumentasi pribadi commit to user IV - 30 kualitas kebersihannya yang tidak terjamin, berbeda dengan air tanah yang cenderung bersih. Pada permukiman yang ada, warga yang tidak memiliki sumber air dan kamar mandi sendiri sebagai tempat MCK, kebutuhan air ditunjang oleh sumur bersama. Dengan adanya fasilitas kamar mandi sendiri pada tiap rumah, suplai air bersih dibutuhkan pada setiap unit rumah. Dengan pertimbangan efisiensi, pemanfaatan sumur tetap digunakan bersama namun dengan sistem distribusi ke masing-masing unit rumah dan fungsi lain yang membutuhkan jaringan air bersih. Satu sistem distribusi mencakup sekelompok unit distribusi sehingga ada beberapa sistem jaringan air bersih ini untuk menghindari distribusi air tidak merata. Skemanya adalah sebagai berikut. 3 Menentukan Tata Lahan Landscaping Pertimbangannya, tata lahan dilakukan untuk meningkatkan kenyamanan penyuasanaan lingkungan dan visual lingkungan selain tentu saja untuk tyujuan meningkatkan fungsi hijau bantaran sungai dengan optimalisasi bagian lahan yang tidak terbangun. Terdapat beberapa elemen dalam tata lansekap yaitu: - Softscape landscape, meliputi vegetasi pada taman maupun pada jalur sirkulasi. Vegetasi memiliki fungsi bermacam-macam, yaitu selain digunakan sebagai elemen estetika juga dapat dimanfaatkan sebagai buffer debu, udara dan panas matahari. - Hardscape landscape, penggunaannya pada sebuah tapak dimanfaatkan sebagai pendukung kegiatan seperti jalur pedestrian dan kendaraan, memberikan perkuatan terhadap karakter dan estetika bangunan. Selain itu juga dapat dimanfaatkan sebagai area tangkapan air hujan. Hardscape landscape juga dapat berupa material penutup jalan, air, taman dan furnitur meliputi lampu taman, tempat sampah, bangku taman, fountain dan lain-lain. Pada penataan permukiman bantaran sungai di Sangkrah, pendekatan landscape yang digunakan yaitu: Gambar 4.22 Skema Satuan Jaringan Air Bersih Sumber: Dokumentasi pribadi AIR TANAH POMPA TANGKI PENYIMPANAN UNIT DISTRIBUSI UNIT DISTRIBUSI UNIT DISTRIBUSI commit to user IV - 31 o Lansekap Sebagai Pengendali Fisik - Menciptakan lansekap dalam gunanya sebagai pengendali pencahayaan pada tapakdan sekitarnya. - Menciptakan lansekap sebagai buffer debu, panas dan angin. - Perencanaan lansekap dengan memperhatikan kondisi fisik tanah, meliputi kondisi kontur, daya serap dan kekuatan. Pemberian pohon pada tanah kosong, terutama pada tanah di pegunungan yang notabene sangat rentan, dapat meningkatkan kekuatan tanah. Penggunaan paving grass juga berfungsi sebagai media penyerapan air ke dalam tanah dibandingkan dengan perkerasan yang sulit ditembus air. o Lansekap Sebagai Pengendali Sirkulasi Keberadaan lansekap sebagai pendukung sirkulasi secara langsung dapat memberikan fungsi kontrol sirkulasi berupa: - Sebagai pengarah sirkulasi. - Mempertegas dan memperjelas jalur dan batas area sirkulasi. Komponen lansekap sebagai unsur pembentuk ruang. - Melindungi area sirkulasi. o Lansekap Sebagai Elemen Pembentuk Visual Tata lansekap merupakan aspek pembentuk visual dalam tapak, dimana aspek visual tersebut akan turut menentukan karakter yang tercipta dalam perencanaan tapak. Penambahan elemen-elemen dekoratif buatan, seperti sclupture, kolam dapat menambah nilai estetika. Berikut merupakan perencanaan landscape pada penataan permukiman bantaran sungai di Sangkrah dikelompokkan berdasarkan kriteria elemennya. o Softscape Landscape - Tanaman hias sebagai elemen pembentuk visual antara lain tanaman bunga-bungaan. - Tanaman sebagai pengarah sirkulasi, digunakan seperti pohon palem pendek atau pohon berpostur tinggi. - Paving grass pada sebagian jalur sirkulasi terutama di communal space. - Pohon rindang antara lain sebagai peneduh buffer panas dan barrier angin dalam fungsinya sebagai pengendali fisik kondisi lingkungan tapak. Penggunaannya antara lain sebagai pelindung bangunan, juga sebagai pelindung user pada outdoor, dan juga peneduh area-area seperti taman, arena bermain dan communal space. - Tanaman sebagai pengisi ruang terbuka, digunakan rumput. o Hardscape Landscape commit to user IV - 32 - Unsur-unsur pendukung kenyamanan dan aksesibilitas sirkulasi outdoor antara lain lampu, tanda petunjuk, tempat sampah, dan sebagainya. - Material keras sebagai penutup jalur sirkulasi seperti batu kali, batu alam dan kayu.

b. Mikro

Di sini, rumah merupakan unsur utama pada permukiman yang ada yang mendominasi, wadah aktivitas bermukim pada skala yang lebih kecil, permukiman dipandang secara mikro. Secara fungsional, rumah harus bisa menjadi wadah bagi aktifitas bermukimberhuni masyarakat yang ada, sehingga masyarakat harus dapat menempati rumah tersebut. Apabila rumah yang ada tidak dapat ditempati oleh masyarakat bantaran sungai di Sangkrah sebagai objek dan target penghuni permukiman, maka rumah tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai tempat tinggal yang mewadahi kembali aktivitas bermukim atau dalam skala ini disebut merumah sehingga kegagalan fungsional dari terjadinya mistarget pengadaan hunian tidak dapat teratasi. Agar rumah dapat ditempati maka perlu dipikirkan mengenai rumah seperti apa yang dapat ditempatidigunakan masyarakat bantaran sungai di Sangkrah ini. Pada lahan banjir bantaran ini, rumah tentu saja harus bebas dari permasalahan banjir seperti yang telah dibahas dengan penerapan flood proofing. Sistem kebutuhan ruang rumah juga harus sesuai dengan kebutuhan dan aktivitas masyarakat penghuninya. Selanjutnya, untuk dapat menghunimenggunakan rumah sebagai tempat tinggal masyarakat perlu memiliki hak untuk menempati atau menggunakan rumah tersebut baik hak milik maupun hak guna. Hak tersebut dapat diperoleh melalui proses pembayaran atau pembelian produk properti tersebut yang besar nominalnya biasanya disesuaikan dengan biaya pembuatannya. Masyarakat bantaran sungai di Sangkrah secara umum kondisi ekonominya digolongkan menengah ke bawah, meskipun telah mapan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, akan tetapi kebutuhan rumah masih merupkan sesuatu yang mahal. Pengadaan bangunan rumah dengan pertimbangan rumah yang murah dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan untuk menekan biaya konstruksi maupun material. 1 Efisiensi Keefisienan diukur dari karakter bangunan dalam pembentukan ruang. Hal ini berpengaruh pada seberapa besar bangunan rumah tersebut. Makin kecil rumah dengan kebutuhan ruang yang sama maka efisiensinya semakin tinggi. Yang diketahui, besaran ruang hunian yang telah ditentukan ukurannya minimum, sehingga perhatian terhadap efisiensi perlu dilakukan. commit to user IV - 33 Gambar 4.24 Penggunaan Dinding Bersama Antar Unit Rumah Sumber: Dokumentasi pribadi Pembentukan ruang dalam rumah merupakan konfigurasi dua dimensional sistem peruangan yang ada. Penyusunan bidang-bidang ruang menghasilkan satu bentuk bidang dasar unit rumah, atau sebaliknya, pembagian bentuk bidang dasar unit rumah menghasilkan susunan bidang- bidang ruang rumah. Efisiensi dapat diperoleh dengan menggunakan bentuk kotak sebagai bentuk bidang dasar rumah. Sebaliknya, bentuk-bentuk miring atau lengkung dihindari karena dalam penataan ruang atau perabot rumah 13 akan menghasilkan ruang-ruang yang tidak efektif untuk dimanfaatkan misalnya pada sudut-sudut rumah. Bentuk rumah yang ornamental atau simbolik dihindari karena memang yang terpenting bagi masyarakat menengah ke bawah, rumah dapat berperan fungsional, memberikan keamanan dan kenyamanan, bukan sebagai aktualisasi diri atau menonjolkan ego dan harga diri dengan pembentukan citra visual tertentu. 14 Efisiensi bentuk juga berimbas secara tidak langsung pada efisiensi konstruksi. Pembahasan efisiensi konstruksi lebih mengarah kepada penggunaan material secara kuantitatif. Dengan konfigurasi dasar unit rumah berbentuk kotak, dengan pola susunan rumah yang berderet memungkinkan adanya pemakaian dinding bersama untuk efisiensi konstruksi. Efisiensi konstruksi juga dapat dilakukan dengan ekspos pada material seperti dinding bata ekspos atau hanya plesteran, kayu ekspos pada kusen dan pintu. Hal lain yang dapat dilakukan yaitu pada aplikasi dinding, 13 Kebanyakan perabot yang ada dibuat berbentuk kotak, balok, kubus juga dengan pertimbangan efisiensi. 14 Sesuai diagram kebutuhan pada teori Abraham Maslow. Gambar 4.23 Kotak Sebagai Bentuk Dasar Bidang Rumah Sumber: Dokumentasi pribadi commit to user IV - 34 Gambar 4.25 Material Lama yang Masih Dapat Digunakan Sumber: ruang17.wordpress.com, 10 Januari 2011 penutupan tidak dikaukan secara penuh menghasilkan dinding dengan karakter yang berlubang-lubang yang memberikan estetika visual tersendiri. Begitu pula dengan material kayu. 2 Penggunaan Material Murah Penggunaan material yang murah merupakan pertimbangan penggunaan material secara kualitatif. Hal ini dapat diperoleh melalui beberapa cara alternatif. o Penggunaan Material Bangunan Lama Yang seragam, bangunan lama secara keseluruhan menggunakan atap berbentuk kampung dengan penutup atap genteng tanah. Untuk rumah baru yang tipikal, genteng atap dapat dimanfaatkan kembali sebagai penutup atapnya. Material yang lain di antaranya batu bata dan kayu serta bambu dalam jumlah yang kecil yang dpat digunakan pada bagian-bagian yang tidak dominan pada tipikal rumah yang baru. o Penggunaan Alternatif Material yang Paling Murah Misalnya penutup lantai menggunakan standar minimum rumah sehat yaitu tidak beralaskan tanah, maka dapat digunakan minimal ubin atau lantai plesteran halus. Selebihnya, dalam perkembangannya material dapat diganti menjadi yang lebih bagus misalnya keramik oleh masing-masing penghuninya.

C. MENGEMBALIKAN FUNGSI HIJAU BANTARAN SUNGAI