commit to user
IV - 12
Gambar 4.10
Gambaran Jalur Sirkulasi saat Kondisi Banjir Sumber: “Climate Change Toolkit – Designing for Floodrisk”
Gambar 4.11
Wujud Jalur Sirkulasi pada Saat Banjir Sumber: Dokumentasi pribadi
Sebagai gambaran, jalur sirkulasi ini posisinya berada di atas elevasi banjir rencana yaitu sekitar 2,5 meter. Sehingga pada kondisi normal, wujudnya berupa
flying pedestrian dan pada saat banjir maksimal, bentuknya menjadi menyerupai
dermaga memanjang dari tanggul menuju ke fungsi-fungsi yang ada pada lahan.
4. Penentuan Antisipasi Persoalan Turunan Banjir
a. Analisa Persoalan Genangan Air pada Lahan
Genangan air yang ada disebabkan adanya cekungan pada lahan dan tidak didukung oleh sistem drainase yang baik. Penanganannya tentu saja dengan
perencanaan drainase yang jelas pada area permukiman, penerapan sistem terasering pada lahan untuk memastikan air dapat kembali ke tempat yang lebih
rendah ke sungai apabila banjir telah surut.
b. Analisa Persoalan Kekotoran
Endapan dan kekotoran terjadi akibat massa bawaan aliran banjir berupa tanah, pasir bahkan sampah. Endapan kemudian terbentuk setelah elemen
bawaan tersebut tidak mampu lagi dibawa oleh aliran air hingga air yang ada menyurut.
commit to user
IV - 13
Merespon hal tersebut, ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam perencanaan dan perancangan ini.
- Pada ruang yang dilalui arus banjir, adanya massa atau bidang yang dapat
menangkap sedimen bawaan dikurangi, dan juga meminimalisir penempatan ruang-ruang fungsional di ruang yang dilalui banjir, misalnya
dengan memperuntukkan ruang-ruang air banjir sebagai open space, kebun dan fungsi-fungsi outdoor lain.
- Dengan menggunakan material permukaan yang mudah dibersihkan seperti
ekspos batu kali bukan dinding ber-finishing cat yang tidak mudah dibersihkan dan akan mengurangi kebersihan dan estetika.
c. Analisa Persoalan Kerusakan
Kerusakan material diakibatkan daya destruktif arus air. Banjir Bengawan Solo yang juga melalui lahan bantaran sungai di Sangkrah ini merupakan banjir
sungai jenis lambat bukan flash flood. Kecepatan arusnya relatif rendah, akan tetapi karena tetap memiliki massa dan kecepatan, maka arus banjir memiliki
energi yang merupakan daya destruktif. Karena kecepatannya rendah, maka daya destruktifnya juga tidak terlalu tinggi, akan tetapi tetap memerlukan
antisipasi ringan pada perencanaan ini. -
Besarnya kecepatan arus air memberikan daya rusak yang lebih tinggi. Untuk menguranginya, diperlukan mekanisme untuk mengurangi arus air.
Mekanisme ini tidak lain adalah proteksi terhadap bangunannya dengan menggunakan metode pemecah arus air, sehingga ketika air mencapai
bangunanmaterial daya destruktifnya berkurang. Pemecah air wujudnya berupa massa yang berada di jalur lintasan arus air tersebut. Beberapa yang
dapat menjadi pemecah air barrier antara lain topografi, beton struktural, vegetasi, tiang-tiang.
- Menghindari kerusakan material juga dapat didukung oleh kemampuan
material untuk mempertahankan diri. Maksudnya di sini adalah dengan menggunakan material yang memiliki kekuatan seperti konstruksi beton
tahan air.
5
- Kerusakan material dapat diminimalisir dengan mengurangi kontak antara
material dengan arus air yang memiliki kekuatan destruktif. Dapat dilakukan dengan jalan tata lokasi, tata massa dan tata posisi. Tata lokasi dengan cara
menempatkan material pada ruang yang tidak terkena banjir. Tata massa dengan cara mengurangi tumbukan frontal dengan arus air dengan
menyusun bangunan sejajar arus air. Tata posisi yaitu mengurangi tumbukan frontal dengan memiringkan posisi sehingga bukan tumbukan frontal yang
terjadi. Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa benda sejajar dengan arah aliran streamlined memiliki pengaruh yang kecil terhadap air.
5
Pembahasan sipil.
commit to user
IV - 14
Gambar 4.14
Perubahan Aliran Sungai Saat banjir Sumber: Dokumentasi pribadi
Gambar 4.13
Perubahan Tata Posisi Terhadap Arus Air Sumber: Dokumentasi pribadi
Gambar 4.12
Perbandingan Kerusakan dari Perubahan Tata Massa Terhadap Arus Air Sumber: Dokumentasi pribadi
5. Analisa Lokasi pada Kondisi Banjir