The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012
Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended
December 31, 2013 And 2012 Expressed in Rupiah, unless otherwise stated
31. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING lanjutan 31.
SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENTS continued
f. Peraturan kehutanan lanjutan
f. Foresty regulation continued
Menurut Peraturan Kehutanan 2006, perusahaan dapat diberikan izin perhutanan untuk
menggunakan area hutan bukan untuk kegiatan perhutanan misalnya untuk kegiatan komersial,
dibatasi dengan sejumlah syarat, untuk periode selama 5 tahun dapat diperpanjang.
Pursuant to the 2006 Forestry Regulation, a company may be given a forestry permit to use
a forest area for non-forestry activities e.g., commercial activities, subject to a number of
preconditions, for a period of 5 years extendable.
Salah satu syarat signifikan berdasarkan Peraturan Kehutanan 2006 adalah untuk
menyediakan lahan bukan hutan seluas dua kali dari luas hutan yang digunakan lahan
kompensasi. Lahan kompensasi kemudian harus dihutankan kembalireboisasi.
One of the most significant preconditions under the 2006 Forestry Regulation is to
provide nonforest land with an area twice that of the forest area to be used “compensation
land”. The compensation land must then be reforested.
Atau sebagai alternatif, apabila dalam 2 tahun, perusahaan pemohon IPPKH tidak dapat
menyediakan lahan kompensasi yang diminta, perusahaan harus
membayarkan Pendapatan Negara Bukan Pajak ”PNBP” secara tahunan
kepada Menteri Kehutanan sebesar 1 dari jumlah nilai produksi. Peraturan Kehutanan 2006
tidak menyebutkan bagaimana menentukan jumlah nilai produksi.
Or, alternatively, if within 2 years the company as applicant of IPPKH cannot provide the
required compensation land, the company must pay on an annual basis Non-tax State
Revenue “PNBP” to the Minister of Forestry in the amount of 1 of “total production value”.
The 2006 Forestry Regulation, however, is silent on how to determine the “total production
value”.
Pada tanggal 10 Juli 2008, Peraturan Kehutanan 2006 telah diperbaharui melalui Peraturan Menteri
Kehutanan No. P.43Menhut-II2008 ”Peraturan Kehutanan 2008” antara lain mengenai
penambahan bentuk kompensasi lahan untuk IPPKH, perubahan besaran PNBP dan jangka
waktu IPPKH yang berubah menjadi 20 tahun dan dapat diperpanjang.
On July 10, 2008, the 2006 Forestry Regulation was amended by Ministerial Regulation
No. P.43Menhut-II2008 “the 2008 Forestry Regulation” in relation to, among others,
additional alternatives for land compensation for IPPKH, the changes in the basis of PNBP
and changes in the IPPKH period to become 20 years, which is extendable.
Pada tanggal 30 Maret 2011, Peraturan Kehutanan 2008 telah diperbaharui melalui
Peraturan Menteri Kehutanan No. P.18Menhut- II2011 ”Peraturan Kehutanan 2011” antara lain
mengenai perubahan kondisi dan ketentuan IPPKH.
On March 30, 2011, the 2008 Forestry Regulation was amended by Ministerial
Regulation No. P.18Menhut-II2011 “the 2011 Forestry Regulation” in relation to, among
others, changes in the IPPKH terms and conditions.
SMR yang saat ini telah memperoleh persetujuan prinsip atas IPPKH mungkin dapat dikenakan
PNBP dan melakukan reboisasi. SMR juga melakukan monitoring terus-menerus atas
kepatuhan mereka terhadap peraturan kehutanan dimaksud.
SMR, which currently has obtained approval in principle related to IPPKH, may be charged
with PNBP and should perform reforestation. SMR also continuously monitors its compliance
with such forestry regulation.
g. Peraturan menteri No. 342009
g. Ministerial regulation No. 342009
Pada bulan Desember 2009, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral “KESDM” mengeluarkan
Peraturan Menteri No. 342009 yang mewajibkan perusahaan pertambangan untuk menjual
sebagian hasil produksinya kepada pelanggan domestic Domestic Market Obligation atau
“DMO”. In December 2009, the Minister of Energy and
Mineral Resources “KESDM” issued Ministerial Regulation No. 342009, which
provides a legal framework to require mining companies to sell a portion of their output to
domestic customers Domestic Market Obligation or “DMO”.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012
Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended
December 31, 2013 And 2012 Expressed in Rupiah, unless otherwise stated
31. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING lanjutan 31.
SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENTS continued
g. Peraturan menteri No. 342009 lanjutan
g. Ministerial regulation No. 342009
continued Setelah itu, pada tanggal 31 Agustus 2010,
KESDM mengeluarkan Keputusan Menteri No. 1604 K30MEM2010 yang menetapkan
persentase batas minimal DMO sebesar 24,75 untuk tahun 2011. Belum terdapat pengaturan
DMO yang berlaku khusus untuk mangan. Subsequently, on
August 31, 2010, the KESDM issued Ministerial Decree No.1604
K30MEM2010 which sets a minimum DMO percentage of 24.75 for the year 2011. There
is no DMO regulation applied specifically for manganese.
h. Peraturan menteri No. 172010
h. Ministerial regulation No. 172010
Pada bulan September 2010, KESDM mengeluarkan Peraturan Menteri No. 172010
yang mengatur bahwa penjualan mineral logam termasuk mangan harus dilakukan dengan
mengacu pada harga patokan yang ditetapkan oleh Pemerintah, yang akan diatur dalam
peraturan yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Mineral dan Batubara. Dalam Peraturan Menteri
tersebut, untuk kontrak spot dan berjangka yang ada dan telah ditandatangani sebelum peraturan
tersebut dikeluarkan wajib menyamakan ketentuannya dengan ketentuan dalam Peraturan
Menteri, dalam waktu enam bulan untuk kontrak spot dan 12 bulan untuk kontrak berjangka term.
In September 2010, the KESDM issued Ministerial Regulation No. 172010 on the
Procedure for the Setting of Benchmark Prices for Mineral and Coal Sales, which regulates
that the sale of minerals including manganese shall be conducted with reference to the
benchmark price as issued by the Government, which will be set by a regulation issued by the
Director General of Mineral, Coal and Geothermal. In the Ministerial Regulation,
existing spot and term contracts which have been signed prior to the date of the Ministerial
Regulation must conform their provisions with the provisions under the Ministerial Regulation
within six months for spot contracts and 12 months for term contracts.
Pengecualian diberikan untuk kontrak-kontrak yang harga jualnya telah dinegosiasi ulang
berdasarkan dan sesuai dengan instruksi dari Menteri atau Direktur Jenderal Mineral dan
Batubara. Those contracts where their sales prices have
been renegotiated under the instruction of the Minister or Director General of Mineral and
Coal are exempted.
i. Peraturan Pemerintah No. 782010
i. Government Regulation No. 782010
Pada tanggal 20 Desember 2010, Pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan implementasi
atas Undang-undang Mineral No. 42009, yaitu Peraturan Pemerintah No. 782010 yang
mengatur aktivitas reklamasi dan pasca tambang untuk pemegang IUP-Eksplorasi dan IUP-Operasi
Produksi. On December 20, 2010, the Government of
Indonesia released an implementing regulation to Mining Law No. 42009, i.e., Government
Regulation No. 782010 that deals with reclamations and post-mining activities for both
holders of IUP-Exploration and IUP-Production Operation.
Pemegang IUP-Eksplorasi, ketentuannya antara lain, harus memuat rencana eksplorasi di dalam
rencana kerja dan anggaran biaya ekplorasinya dan menyediakan jaminan reklamasi berupa
deposito berjangka yang ditempatkan pada bank Pemerintah.
An IUP-Exploration holder must, among other requirements, include a reclamation plan in its
exploration work plan and budget and provide a reclamation guarantee in the form of a time
deposit placed at a state-owned bank.