Foresty regulation continued PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING lanjutan

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language. PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 Expressed in Rupiah, unless otherwise stated 31. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING lanjutan 31. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENTS continued

j. Peraturan mengenai Peningkatan Nilai Tambah

Mineral lanjutan

j. Regulations on Domestic Value-Add

Minerals continued PadPada tanggal 11 Januari 2014, Pemerintah Indonesia telah menyelesaikan revisi peraturan pelarangan ekspor mineral mentah. Peraturan Pemerintah Nomor 12014 telah diterbitkan sebagai perubahan kedua atas Peraturan Nomor 232010 tentang “Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara”. Peraturan Nomor 12014 menetapkan bahwa pemegang Kontrak Pengerjaan dalam tahapan pemurnian dan Pemegang Izin Produksi Pertambangan dalam tahapan produksi diperbolehkan untuk mengekspor mineral dalam jumlah tertentu, di mana jumlah tersebut akan diatur dalam Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. On January 11, 2014, the Indonesian Government had finalized the revision of regulations banning export of raw minerals. Government Regulation No. 12014 has been issued as second amendment of Regulation No. 232010 on “Implementation of Coal and Mineral Mining Business”. Regulation No. 12014 stipulates that holders of Contract of Works in refining phase and holders of Mining Production License in processing phase are allowed to export mineral in certain amount, in which the amount will be stipulated in Minister of Energy and Mineral Resources. PerMen No. 12014 telah diterbitkan oleh KESDM sebagai perubahan ketiga dari PerMen No. 72012. Sehubungan dengan larangan ekspor yang diberlakukan melalui PerMen No. 72012, PerMen No 12014 mengenai perpanjangan batas waktu ekspor mineral sampai dengan 2017. PerMen No. 12014 juga menetapkan jumlah minimum pengolahan dan pemurnian mineral di dalam negeri. PerMen Regulation No. 12014 has been issued by KESDM as third amendment of PerMen No.72012. Contrary to the export ban enforced by PerMen No. 72012, PerMen No. 12014 extends the deadline of export of mineral until 2017. PerMen No. 12014 also stipulates the minimum amount of domestic mineral processing and refining. Pada tanggal yang sama, Menteri Keuangan juga menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan No. 62014 yang menetapkan bea keluar progresif atas ekspor mineral mentah. Bea keluar ekspor yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan adalah sebesar 25 untuk tembaga dan 20 untuk jenis mineral mentah lainnya. Bea keluar ekspor akan semakin meningkat hingga tarif tertinggi 60 pada semester kedua tahun 2016 untuk semua jenis mineral yang diatur oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dan larangan total ekspor mineral mentah pada tahun 2017. At the same date, Minister of Finance also issued MOF Regulation No. 62014 which stipulates the progressive raw mineral export duties. The export duties stipulated in MOF regulation are 25 for copper and 20 for other types of raw mineral. The export duties will be progressively increased up to the highest tariff of 60 in second semester of 2016 for all types of mineral regulated by Ministry of Energy and Mineral Resources, and total ban of raw mineral export in 2017. Berdasarkan peraturan tersebut Pemegang kontrak karya dan Pemegang IUP-Operasi Produksi wajib melakukan pengolahan dan pemurnian hasil penambangan di dalam negeri, Pemegang kontrak karya dan Pemegang IUP- Operasi Produksi ke luar negeri tersebut, yang melakukan kegiatan penambangan mineral logam dan telah melakukan kegiatan pemurnian di dalam negeri, dapat melakukan penjualan ke luar negeri dalam jumlah tertentu. Under the regulation, the work contract holders and Production Operation-IUP are required to process the results of mining and refining in the country, the work contract holders and Production Operation-IUP to foreign countries, which metallic mineral mining operations and had engaged in domestic refining, can make sales abroad in a certain amount. Sebagai akibat peraturan-peraturan diatas, SMR tertunda melakukan kegiatan ekspor komoditas bijih mangan selama kuartal kedua tahun 2012. As a result of the above regulations, SMR postponed the manganese ore commodities export during the second quarter of 2012.