sisanya 63.9 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
a. Pengaruh Harga Saham Sesudah Stock Split Terhadap Bid Ask Spread
Sesudah Stock Split
Hasil pengujian harga saham sesudah stock split terhadap bid ask spread sesudah stock split, menunjukkan sig t 0.000 yang lebih kecil dari
α. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga saham sesudah stock split berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap bid ask spread sesudah stock split pada taraf uji signifikansi 0,05. Artinya, pada masa sesudah stock split apabila harga saham
meningkat, bid ak spread sesudah stock split akan mengalami penurunan. Hasil Penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh
Keown et al 2010:376, yang menyatakan spread akan lebih besar untuk mata uang yang bernilai besar sehingga mengurangi permintaan. Artinya, ketika harga
saham menigkat maka bid ask spread seharusnya mengalami peningkatan. Tetapi, hal ini justru tidak tampak dalam penelitian ini yang menunjukkan adanya
pengaruh harga saham terhadap bid ask spread dengan arah yang berlawanan.
b. Pengaruh Volume Perdagangan Sesudah Stock Split Terhadap Bid Ask
Spread Sesudah Stock Split
Pengujian volume perdagangan sesudah stock split terhadap bid ask spread
sesudah stock split, menunjukkan sig 0.711 yang lebih besar dari α. Hasil
ini menunjukkan terdapat pengaruh negatif tetapi tidak signifikan antara volume perdagangan sesudah stock split terhadap bid ask spread sesudah stock split pada
taraf signifikansi 0,05. Artinya, pada masa sesudah stock split apabila volume
Universitas Sumatera Utara
perdagangan saham meningkat, maka bid ask spread saham sesudah stock split akan mengalami penurunan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sutrisno dkk 2000 serta Lyrody dan Apostolos 2006 yang menyatakan volume perdagangan
mempengaruhi bid ask spread saham dengan arah yang berlawanan. Dengan demikian hasil ini konsisten dengan teori yang menyatakan bahwa volume
perdagangan yang tinggi mengindikasikan saham tersebut aktif ditransaksikan sehingga dealermarket maker tidak perlu menyimpan saham terlalu lama,
sehingga menurunkan biaya kepemilikan. Hal ini menyebabkan, bid ak spread saham tersebut akan menurun Arifin, 2005:162.
c. Pengaruh Return Saham Sebelum Stock Split Terhadap Bid Ask Spread
Sesudah Stock Split
Pengujian return saham sesudah stock split terhadap bid ask spread sesudah stock split menunjukkan sig 0.181 yang lebih besar dari
α. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa return saham sesudah stock split berpengaruh
negatif tetapi tidak signifikan terhadap bid ask spread sesudah stock split pada taraf uji signifikansi 0,05. Artinya, pada masa sesudah stock split apabila return
saham menggalami peningkatan maka bid ask spread saham sesudah stock split akan menurun.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Numayati 2009 dan Ambawti 2008 yang menyimpulakan bahwa return saham berpengaruh
positif terhadap bid ask spread. Hasil ini juga bertentangan dengan teori yang menyatakan saham dengan tingkat pengembalian yang lebih tinggi mengandung
Universitas Sumatera Utara
risiko yang tinggi juga. Semakin tinggi risiko suatu saham maka semakin besar pula bid ask spread saham tersebut Arifin, 2005:156.
4.3.2. Perbedaan Antara Harga Saham Pada Masa Sebelum dan Sesudah
Stock Split
Berdasarkan hasil pengolahan data, hasil uji beda variabel harga saham sebelum dan sesudah stock split menunjukkan nilai Sig. 2-tailed
sebesar 0,00 yang lebih kecil dari
α. Dengan demikian hasil analisis ini menerima H2 yang berarti terdapat perbedaan harga saham pada masa sebelum dan sesudah stock
split . Hal ini menunjukkan bahwa harga saham bereaksi terhadap peristiwa stock
split .
Perbedaan harga saham pada masa sebelum dan sesudah stock split dapat ditunjukkan dengan rata-rata harga saham sebelum stock split sebesar 8146.93 dan
rata-rata harga saham sesudah stock split sebesar 1498.37. Hasil ini sesuai dengan teori yang mendasari stock split itu sendiri yaitu signaling hypothesis dan trading
range theory yang diungkapkan oleh Griffin 2010 bahwa stock split
dimaksudkan untuk menempatkan harga saham pada trading range tertentu. Yaitu, pada harga yang tidak terlalu mahal menurut investor, sehingga saham
perusahaan tetap likuid. Adanya penurunan rata-rata harga saham sesudah stock split dapat
menurunkan bid ask spread saham karena likuiditas saham yang semakin meningkat. Hal ini dikarenakan, permintaan investor tehadap saham yang di split
meningkat setelah harga saham turun dipecah. Hal ini tersebut menyebabkan
Universitas Sumatera Utara
dealer tidak perlu waktu yang lama untuk menyimpan saham tersebut sehingga
mengurangi biaya penyimpanan saham tersebut.
4.3.3. Perbedaan Antara Volume Perdagangan Pada Masa Sebelum dan
Sesudah Stock Split
Berdasarkan hasil pengolahan data, hasil uji beda variabel volume perdagangan sebelum dan sesudah stock split menunjukkan nilai Sig. 2-tailed
sebesar 0,00 α α=0,05. Dengan demikian hasil analisis ini menerima H3 yang
berarti terdapat perbedaan volume perdagangan pada masa sebelum dan sesudah stock split
. Hal ini menunjukkan bahwa stock split bereaksi terhadap volume perdagangan. Hasil ini didukung oleh hasil uji deskriptif yang menunjukkan rata-
rata volume perdagangan pada masa sebelum stock split sebesar 3594727.55 dan rata-rata volume perdagangan pada masa sesudah stock split sebesar
141191077,08. Artinya sesudah stock split dilakukan volume perdagangan saham mengalami peningkatan. Artinya, tujuan dilakukannya stock split oleh perusahaan
tercapai yaitu, meningkatkan likuiditas saham yang tercermin dari peningkatan volume perdagangan saham pada masa sesudah stock split.
Peningkatan rata-rata volume perdagangan sesudah stock split menunjukkan bahwa permintaan investor cenderung meningkatkan pada saham-
saham yang mengalami stock split. Hal ini mengindikasikan bahwa investor memandang peristiwa stock split sebagai peristiwa yang positif dan menganggap
kinerja perusahaan yang lebih baik di masa depan.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang mendasari stock split yaitu signaling hypothesis
dan trading range theory yang diungkapkan oleh Griffin 2010, bahwa stock split dimaksudkan untuk meningkatkan likuiditas saham yang
tercermin dari peningkatan volume perdagangan saham sesudah stock split dilakukan. Hasil ini juga diperkuat oleh hasil penelitian Lyroudy dan Apostolos
2006 dan Rokhman, Didied dan Kiptiyah 2009.
4.3.4. Perbedaan Antara Return Saham Pada Masa Sebelum dan Sesudah
Stock Split
Berdasarkan hasil pengolahan data, hasil uji beda variabel return saham sebelum dan sesudah stock split menunjukkan nilai Sig. 2-tailed
sebesar 0,491 α α=0,05. Dengan demikian hasil analisis ini menolak H4 yang berarti tidak
terdapat perbedaan return saham pada masa sebelum dan sesudah stock split. Artinya, peristiwa stock split tidak meningkatkan ataupun menurunkan return
saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Sutrisno 2000, yang menyimpulkan
bahwa aktivitas split tidak mempengaruhi return saham
baik secara individual maupun sebagai sebuah portofolio.
Stock split tidak mempengaruhi return saham secara signifikan disebabkan
karena setelah stock split investor telah menukarkan sahamnya dengan saham yang baru dengan nilai nominal yang lebih kecil. Sehingga secara keseluruhan, stock split
tidak menaikkan atau pun menurunkan harga saham secara signifikan.
Universitas Sumatera Utara
4.3.5. Perbedaan Antara Bid Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah
Stock Split
Berdasarkan hasil pengolahan data, hasil uji beda variabel bid ask spread sebelum dan sesudah stock split menunjukkan nilai Sig. 2-tailed
sebesar 0,019
α α=0,05. Dengan demikian hasil analisis ini menerima H5 yang berarti terdapat perbedaan bid ask spread pada masa sebelum dan sesudah stock split.
Adanya perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa pasar bereaksi terhadap adanya stock split. Reaksi pasar ini ditunjukkan dengan adanya rata-rata bid ask
spread sebelum stock split sebesar 0.00888141 dan sesudah stock split sebesar
-0.05108893. Artinya rata-rata bid ask spread mengalami penurunan sesudah stock split
. Penurunan rata-rata bid ask spread saham sesudah stock split
mengindikasikan bahwa tujuan dilakukannya stock split tercapai, yakni menurunkan risiko saham. Hal ini dikarenakan pada masa sesudah stock split
likuiditas saham semakin meningkat sehingga dealer tidak butuh waktu yang lama untuk menyimpan saham sehingga biaya penyimpanan saham tersebut juga akan
kecil. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Forjan McCorry 1995
yang menyimpulkan bahwa persentase bid ask spread mengecil setelah peristiwa stock split
. Namun, berseberangan dengan hasil penelitian Rokhman, Didied dan Kiptiyah 2009 dan Mardiyati 2011 yang menyatakan tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara bid ask spread pada masa sebelum dan sesudah stock split.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan mengenai analisis faktor- faktor yang mempengaruhi bid ask spread pada masa sebelum dan sesudah stock
split , maka peneliti dapat meringkas penemuan pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara harga saham, volume
perdagangan dan return terhadap bid ask spread baik pada masa sebelum dan sesudah stock split pada taraf uji signifikansi 0,05. Harga saham secara parsial
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap bid ask spread baik pada masa sebelum dan sesudah stock split pada taraf uji signifikansi 0,05. Volume
perdagangan saham mempengaruhi bid ask spread dengan arah berlawanan atau negatif dan tidak signifikan baik pada masa sebelum dan sesudah stock
split pada taraf uji signifikansi 0,05. Sementara itu, return saham sebelum
stock split berpengaruh positif dan signifikan terhadap bid ask spread sebelum
stock split pada taraf uji signifikansi 0,05. Namun, pada masa sesudah stock
split, return saham sesudah stock split justru berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap bid ask spread sesudah stock split pada taraf uji signifikansi 0,05.
2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara harga saham pada masa sebelum
dan sesudah stock split pada taraf uji signifikansi 0,05. 3.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara volume perdagangan pada masa sebelum dan sesudah stock split pada taraf uji signifikansi 0,05.
Universitas Sumatera Utara
4. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara return saham pada masa
sebelum dan sesudah stock split pada taraf uji signifikansi 0,05. 5.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara bid ask spread pada masa sebelum dan sesudah stock split pada taraf uji signifikansi 0,05.
5.2. Keterbatasan Penelitian