BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum 4.1.1 Data Penelitian
Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia BEI dengan mengunduh data dari situs
www.idx.co.id dan
data yang diambil adalah laporan aktivitas perdagangan harian perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Sampel dalam penelitian ini adalah 32
perusahaan yang memenuhi kriteria-kriteria pemilihan sampel yang diajukan dalam penelitian ini dan data-data perusahaan tersebut tidak bersifat out layer,
yang dianggap dapat mengganggu model dalam penelitian ini. Analisis data dilakukan dengan pengujian statistik deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi
linear berganda dan uji beda. Pengujian statistik deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda dan uji beda dilakukan dengan menggunakan
software SPSS. Adapun informasi yang dibutuhkan dari laporan aktivitas
perdagangan harian perusahaan adalah informasi yang berhubungan dengan variabel penelitian yang disajikan dalam lampiran.
4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif memberikan informasi mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata mean, dan standar deviasi standard deviation data
yang digunakan dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
4.2.1.1.Analisis Statistik Deskriptif Pada Masa Sebelum Stock Split Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Sebelum Stock Split Descriptive Statistics
N Minimum Maximum
Mean Std. Deviation
Harga_sb 192
790 45000
8146.93 9720.730
Volume_sb 192
0 25624000 3594727.55 4625754.508
Return _sb
192 -.101449
.093023 .00077887
.025238251 Spread
_sb 192
.000000 .070081
.00888141 .007635004
Valid N listwise 192
Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Berdasarkan data dari Tabel 4.1, dapat dijelakan bahwa:
1. Variabel harga saham sebelum stock split mempunyai rentang antara Rp 790
sampai dengan Rp 45000, dengan harga rata-rata sebesar Rp 8146.93. Harga saham akan mempengaruhi permintaan dan penawaran terhadap saham. Harga
saham yang tinggi dapat mengurangi permintaan terhadap suatu saham sehingga menyebabkan bid ask spread membesar.
2. Variabel volume perdagangan sebelum stock split mempunyai rentang antara 0
sampai dengan 25624000, dengan nilai rata-rata 3594727.55. Semakin tinggi volume perdagangan menunjukkan permintaan terhadap saham yang tinggi.
Volume perdagangan yang tinggi menunjukkan likuiditas saham yang tinggi dan risiko saham yang kecil sehinggah tingginya volume perdagangan dapat
menurunkan bid ask spread saham. 3.
Variabel return saham sebelum stock split memiliki rentang antara -0.101449 sampai dengan 0.093023, dengan nilai rata-rata sebesar 0.00077887. Semakin
tinggi return yang diberikan oleh suatu saham maka semakin besar pula risiko
Universitas Sumatera Utara
yang dimiliki oleh saham tersebut, sehingga return saham akan menyebabkan kenaikan pada persentase bid ask spread saham tersebut.
4. Variabel spread sebelum stock split mempunyai rentang antara 0 sampai
dengan 0.070081 dengan rata-rata sebesar 0.00888141. Besarnya Spread sebelum stock split
merupakan selisish antara harga jual dan harga beli yang terjadi di pasar modal. Semakin besar spread, menunjukkan semakin besarnya risiko yang
dimiliki oleh suatu saham, sehingga dapat menurunkan likuiditas saham.
4.2.1.2. Analisis Statistik Deskriptif Pada Masa Sesudah Stock Split
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Sesudah Stock Split
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation Harga_sd
192 200
5150 1498.37
1277.614 Volume_sd
192 207687500 14191077.08 23390186.969
Return _sd
192 -.244792
.245033 -.00156386
.040313514 Spread
_sd 192 -2.000000E0
.095941 -.05108893
.351066973 Valid N listwise
192 Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah
Berdasarkan data dari Tabel 4.2, dapat dijelakan bahwa: 1.
Variabel harga saham sesudah stock split H+1 sampai dengan H+6 dapat diketahui bahwa rata-rata harga saham pada masa sesudah stock split adalah
sebesar Rp 1498.37 dengan simpangan baku 1277.614 yang artinya rata-rata kumulatif ini jika dibandingkan dengan rata-rata harga saham dari tiap emiten
hanya berbeda sebesar 1277.614. Nilai terendah harga saham pada masa sesudah
Universitas Sumatera Utara
stock split adalah sebesar Rp 200. Selanjutnya nilai maksimalnya adalah Rp 5150.
Rata-rata harga saham yang semakin mengecil sesudah stock split dapat menambah permintaan terhadap suatu saham sehingga menyebabkan bid ask
spread mengecil.
2. Variabel volume perdagangan sesudah stock split memiliki rentang nilai antara
0 sampai dengan 207687500, denga nilai rata-rata sebesar 14191077.08. Simpangan baku variabel volume perdagangan adalah 23390186.969 yang artinya
rata-rata kumulatif ini jika dibandingkan dengan rata-rata volume perdagangan dari tiap emiten berbeda sebesar 23390186.969. Rata-rata volume perdagangan
yang semakin meningkat sesudah stock split merupakan tujuan dilakukannya stock split
itu sendiri yaitu meningkatkan likuiditas saham. Likuiditas saham yang tinggi dapat menurunkan persentase bid ask spread saham karena risiko saham
yang likuid cenderung kecil. 3.
Sementara itu variabel return saham sesudah stock split memiliki rentang antara -0.244792 sampai dengan 0.245033, dengan nilai rata-rata return saham
sebesar -0.00156386. Simpangan baku return saham adalah 0.040313514 yang artinya rata-rata kumulatif ini jika dibandingkan dengan rata-rata return saham
dari tiap emiten hanya sebesar 4.03 . Semakin rendah return saham, maka risiko yang dikandung oleh saham tersebut cenderung kecil juga sehingga dapat
menurunkan bid ask spread saham tersebut. 4.
Variabel spread sesudah stock split memiliki nilai minimal -2.0 dan nilai maksimum 0.095941 dengan nilai rata-rata sebesar -0.05108893. Standar deviasi
pada tabel menunjukkan variasi bid ask spread sebesar 0.351066973. Besarnya
Universitas Sumatera Utara
kecilnya bid ask spread dipengaruhi oleh risiko suatu saham yang dapat pula dipengaruhi oleh harga saham, volume perdagangan dan return saham itu sendiri.
Bid ask spread yang mengecil sesudah stock split menunjukkan bahwa tujuan
perusahaan mengendalikan likuiditas saham dengan stock split tercapai karena hal tersebut mengindikasikan bahwa saham semakin likuid dan risiko saham semakin
mengecil sesudah stock split.
4.2.2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk mendapatkan model regresi yang baik, yang terbebas dari multikolinieritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas serta data
yang dihasilkan harus terdistribusi normal. Dalam penelitian ini uji asumsi klasik dibedakan menjadi dua, yaitu pada masa sebelum dan sesudah stock split.
4.2.2.1. Uji Asumsi Klasik Pada Masa Sebelum Stock Split
Uji asumsi klasik pada masa sebelum stock split bertujuan untuk memastikan model regresi layak digunakan untuk menguji pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen pada masa sebelum stock split.
4.2.2.1.1. Uji Normalitas Pada Masa Sebelum Stock Split
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel residual memiliki distribusi data yang normal atau tidak. Ada dua cara
yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah distribusi data normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
Universitas Sumatera Utara
1. Analisis Grafik Pada Masa Sebelum Stock Split
Analisis grafik dapat dilakukan dengan menggunakan grafik histogram dan grafik probability plot. Berikut akan disajikan gambar grafik histogram dan
grafik P-Plot data pada masa sebelum stock split.
Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah
Gambar 4.1 Grafik Histogram Sebelum Stock Split
Dari gambar grafik histogram di atas, dapat dilihat bahwa grafik tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Hal ini mengindikasikan bahwa data
pada masa sebelum stock split telah terdistribusi normal. Sementara itu akan disajikan pula gambar grafik plotting probability plot yang akan melengkapi uji
normalitas data.
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah
Gambar 4.2 Normal Probability Plot Sebelum Stock Split
Pada Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa plotting data residual menyebar di sekitar sumbu diagonal dan mengikuti arah diagonal. Artinya data terdistribusi
normal. Kedua gambar di atas mengindikasikan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.
Namun, uji normalitas dengan menggunakan analisis grafik dapat menyesatkan karena terkadang data kelihatan normal, padahal belum tentu data
tersebut terdistribusi normal. Oleh karena itu, untuk memastikan apakan data terdistribusi normal atau tidak maka perlu dilakukan uji statistik.
Universitas Sumatera Utara
2. Analisis Statistik Pada Masa Sebelum Stock Split
Uji normalitas dengan metode statistik menggunakan uji Kolmogorov- smirnov.
Uji ini dilakukan untuk memastikan apakan plotting data residual yang menyebar di sekitar garis diagonal terdistribusi normal atau tidak. Distribusi data
dikatakan normal apabila nilai asymptonic significance lebih besar dari 0.05 ρ 0.05. Hasil uji Kolmogorov-smirnov dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Uji Kolmogorov-smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N
192 Normal Parameters
a
Mean .0000000
Std. Deviation .00745187
Most Extreme Differences
Absolute .166
Positive .161
Negative -.166
Kolmogorov-Smirnov Z 2.307
Asymp. Sig. 2-tailed .000
a. Test distribution is Normal. Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah
Dari Tabel 4.3 terlihat bahwa nilai asymptonic significance lebih kecil dari 0.05
ρ 0.05. Hal ini menunjukkan distribusi data residual tidak normal. Oleh karena itu, untuk memenuhi persyaratan distribusi residual yang harus
normal pada uji t dan uji F, maka perlu dilakukan tindakan penormalan data. Cara yang dilakukan peneliti untuk menormalkan data dalam penelitian ini adalah
dengan melakukan transformasi ke dalam bentuk fungsi logaritma natural.
Universitas Sumatera Utara
Setelah dilakukan transformasi maka diperoleh hasil pengujian sebagai berikut :
Tabel 4.4 Hasil Uji Kolmogorov-smirnov Setelah Transformasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N
72 Normal Parameters
a
Mean .0000000
Std. Deviation .51436401
Most Extreme Differences
Absolute .137
Positive .137
Negative -.124
Kolmogorov-Smirnov Z 1.160
Asymp. Sig. 2-tailed .136
a. Test distribution is Normal. Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah
Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai asymptonic significance lebih besar dari 0.05
ρ 0.05. Hal ini menunjukkan distribusi data residual dalam penelitian ini terdistribusi secara normal.
4.2.2.1.2. Uji Multikolinearitas Pada Masa Sebelum Stock Split
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas independen pada masa sebelum
stock split . Model regresi yang baik seharusnya terbebas dari korelasi di antara
variabel bebas. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai variance inflation factor VIF dan tolerance.
Universitas Sumatera Utara
Suatu model dikatakan terbebas dari korelasi apabila VIF 10 dan tolerence
0.1. Dari hasil pengujian model regresi diperoleh hasil untuk masing- masing variabel sebagai berikut :
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas Sebelum Stock Split
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error
Beta Tolerance VIF
1 Constant
-.497 .937
-.531 .597 Ln_Harga
-.351 .066
-.552 -5.350 .000 .912 1.097
Ln_Volume -.046 .037
-.128 -1.240 .219 .912 1.096
Ln_Return .176
.075 .233 2.361 .021
.998 1.002 a. Dependent Variable: Ln_Spread
Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah
Berdasarkan pada Tabel 4.5, dapat dilihat bahwa tidak terdapat variabel yang memiliki nilai VIF yang lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance yang lebih
besar dari 0.1. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa model regresi dalam penelitian ini terbebas dari multikolinearitas.
4.2.2.1.3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 atau periode sebelumnya. Pengujian autokorelasi
Universitas Sumatera Utara
dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson D-W. Suatu model regresi linear dikatakan terbebas dari autokorelasi apabila dudw4-du.
Tabel 4.6 Hasil Uji Durbin Watson Sebelum Stock Split
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .584
a
.341 .312
.52559 1.917
a. Predictors: Constant, Ln_Return, Ln_Volume, Ln_Harga b. Dependent Variable: Ln_Spread
Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa nilai DW adalah 1.917. Sementara nilai dl batas atas = 1.7055 dan du batas bawah = 1.7809 dan 4-du =
2,2191. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada model regresi yang dihasilkan dalam penelitian ini.
4.2.2.1.4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketiksamaan varians dari satu pengamatan dengan pengamatan yang
lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari heteroskedastisitas.
Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu uji grafik dan uji glejser. Uji grafik dilakukan dengan grafik scatterplot, apabila titik-
tik menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas dan tersebar di atas maupun di bawah angka nol sumbu Y. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
mengindikasikan bahwa model regresi terbebas dari heteroskedastisitas. Hasil grafik scatterplot sebagai berikut :
Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Gambar 4.4
Hasil Uji Grafik Scatterplot Sebelum Stock Split
Uji Berdasarkan grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya diperoleh hasil tidak adanya pola yang jelas, serta titik-titik menyebar
diatas dan dibawah angka 0 nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi bid
ask spread Y pada masa sebelum stock split berdasarkan variabel bebas yaitu
harga saham X1, volume perdagangan saham X2 dan return saham X3 pada masa sebelum stock split.
Universitas Sumatera Utara
Sementara itu, uji heteroskedastisitas dapat juga dilakukan dengan menggunakan uji glejser, yang dilakukan dengan cara meregres seluruh variabel
independen dengan nilai absolute residual absut sebagai variabel dependennya. Model regresi yang bebas dari heteroskedastisitas aadalh model dengan nilai
signifikan 0.05. Berikut adalah hasil uji glejser pada model regresi data pada masa sebelum stock split.
Tabel 4.7 Hasil Uji Glejser Sebelum Stock Split
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
.478 .589
.811 .420
Ln_Harga .066
.041 .191
1.591 .116
Ln_Volume -.043
.023 -.221
-1.843 .070
Ln_Return .013
.047 .031
.267 .790
a. Dependent Variable: Absut Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah
Pada Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai signifikan semua variabel independen lebih besar dari 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi
dalam penelitian ini terbebas dari heteroskedastisitas, sehingga layak dipakai untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2.2. Uji Asumsi Klasik Pada Masa Sesudah Stock plit
Selanjutnya penelitian ini juga akan menguji pengaruh variabel independen sesudah stock split terhadap variabel dependen pada masa sesudah
stock split , yaitu enam hari setelah stock split. Tetapi terlebih dahulu dilakukan uji
asumsi klasik untuk memastikan model regresi layak digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen pada masa sesudah
stock split .
4.2.2.2.1.Uji Normalitas Pada Masa Sesudah Stock Split
Uji normalitas pada masa sesudah stock split bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel residual memiliki distribusi data yang
normal atau tidak. Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah distribusi data normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
1. Analisis Grafik Pada Masa Sesudah Stock Split
Analisis grafik dapat dilakukan dengan menggunakan grafik histogram dan grafik probability plot. Berikut akan disajikan gambar grafik histogram dan
grafik P-Plot data pada masa sesudah stock split dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah
Gambar 4.5 Grafik Histogram Sesudah Stock Split
Dari gambar grafik histogram di atas, dapat dilihat bahwa grafik tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Hal ini mengindikasikan bahwa data
pada masa sesudah stock split telah terdistribusi normal. Sementara itu akan disajikan pula gambar grafik plotting probability plot yang akan melengkapi uji
normalitas data.
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah
Gambar 4.6 Normal Probability Plot Sesudah Stock Split
Pada Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa plotting data residual menyebar di sekitar sumbu diagonal dan mengikuti arah diagonal. Artinya data terdistribusi
normal. Kedua gambar di atas mengindikasikan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.
Namun, uji normalitas dengan menggunakan analisis grafik dapat menyesatkan karena terkadang data kelihatan normal, padahal belum tentu data
tersebut terdistribusi normal. Oleh karena itu, untuk memastikan apakah data terdistribusi normal atau tidak maka perlu dilakukan uji statistik.
2. Analisis Statistik Pada Masa Sesudah Stock Split
Uji normalitas dengan metode statistik menggunakan uji Kolmogorov- smirnov. Uji ini dilakukan untuk memastikan apakan plotting data residual yang
menyebar di sekitar garis diagonal terdistribusi normal atau tidak. Distribusi data dikatakan normal apabila nilai asymptonic significance lebih besar dari 0.05
Universitas Sumatera Utara
ρ 0.05. Hasil uji Kolmogorov-smirnov dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut setelah data ditransformasi dengan fungsi logaritma natural.
Tabel 4.8 Hasil Uji Kolmogorov-smirnov Setelah Transformasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N
59 Normal Parameters
a
Mean .0000000
Std. Deviation .31721719
Most Extreme Differences
Absolute .132
Positive .132
Negative -.084
Kolmogorov-Smirnov Z 1.011
Asymp. Sig. 2-tailed .259
a. Test distribution is Normal. Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah
Pada Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa nilai asymptonic significance lebih besar dari 0.05
ρ 0.05. Hal ini menunjukkan distribusi data residual dalam penelitian ini terdistribusi secara normal.
4.2.2.2.2.Uji Multikolinearitas Pada Masa Sesudah Stock Split
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas independen pada masa sesudah
stock split . Model regresi yang baik seharusnya terbebas dari korelasi di antara
variabel bebas. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai variance inflation factor VIF dan tolerance. Suatu model dikatakan terbebas dari korelasi apabila
Universitas Sumatera Utara
VIF 10 dan tolerence 0.1. Dari hasil pengujian model regresi diperoleh hasil untuk masing-masing variabel sebagai berikut :
Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinearitas Sesudah Stock Split
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF 1
Constant -2.622 .556
-4.718 .000 Ln_Harga
-.276 .050
-.596 -5.541 .000 .953 1.049
Ln_Volume -.010 .027
-.040 -.373 .711
.949 1.053 Ln_Return
-.074 .055
-.143 -1.356 .181 .994 1.006
a. Dependent Variable: Ln_Spread Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah
Berdasarkan pada Tabel 4.9, dapat dilihat bahwa tidak terdapat variabel yang memiliki nilai VIF yang lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance yang lebih
besar dari 0.1. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa model regresi pada masa sesudah stock split dalam penelitian ini terbebas dari multikolinearitas.
4.2.2.2.3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi pada masa sesudah stock split bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 atau periode sebelumnya. Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin
Watson D-W. Suatu model regresi linear dikatakan terbebas dari autokorelasi
Universitas Sumatera Utara
apabila dudw4-du. Berikut disajikan tabel yang menyajikan hasil uji Durbin Watson pada masa sesudah stock split.
Tabel 4.10 Hasil Uji Durbin Watson Pada Masa Sesudah Stock Split
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .628
a
.394 .361
.32575 1.977
a. Predictors: Constant, Ln_Return, Ln_Harga, Ln_Volume b. Dependent Variable: Ln_Spread
Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa nilai DW adalah 1.977. Sementara nilai dl batas atas = 1.7055 dan du batas bawah = 1.7809 dan 4-du =
2,2191. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada model
regresi yang dihasilkan dalam penelitian ini.
4.2.2.2.4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas pada masa sesudah stock split bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketiksamaan varians dari satu
pengamatan dengan pengamatan yang lain. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu uji grafik dan uji glejser. Berikut akan
disajikan hasil grafik scatterplot pada masa sesudah stock split.
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah
Gambar 4.7 Hasil Uji Grafik Scatterplot Sesudah Stock Split
Uji grafik scatterplot pada masa sesudah stock split menunjukkan tidak adanya pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 nol
pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model. Sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi bid ask spread
Y pada masa sesudah stock split berdasarkan variebel bebas yaitu harga saham X1, volume perdagangan saham X2 dan return saham X3 sesudah stock split.
Sementara itu, uji heteroskedastisitas dapat juga dilakukan dengan menggunakan uji glejser, yang dilakukan dengan cara meregres seluruh variabel
independen dengan nilai absolute residual absut sebagai variabel dependennya. Model regresi yang bebas dari heteroskedastisitas adalah model dengan nilai
Universitas Sumatera Utara
signifikan 0.05. Berikut adalah hasil uji glejser pada model regresi data pada masa sesudah stock split.
Tabel 4.11 Hasil Uji Glejser Sesudah Stock Split
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
.430 .347
1.237 .221
Ln_Harga .063
.031 .262
2.024 .051
Ln_Volume -.029
.017 -.217
-1.670 .101
Ln_Return .048
.034 .176
1.388 .171
a. Dependent Variable: Absut Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah
Pada Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa nilai signifikan semua variabel independen lebih besar dari 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi
dalam penelitian ini terbebas dari heteroskedastisitas, sehingga layak dipakai untuk melihat pengaruh variabel independen pada masa sesudah stock split
terhadap variabel dependen pada masa sesudah stock split.
4.2.3. Pengujian Hipotesis
4.2.3.1.Uji Determinasi R
2
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai
koefisien determinasi adalah 0 - 1. Semakin besar nilai koefisien determinasi
Universitas Sumatera Utara
maka semakin baik. Dalam penelitian ini koefisien determinasi yang digunakan dalam adalah adjusted R
2
, karena peneliti meneliti lebih dari dua variabel. Hasil pengukuran koefisien determinasi dalam penelitian ini debedakan menjadi dua
yaitu pada masa sebelum dan sesudah stock split.
4.2.3.1.1. Uji Determinasi Pada Masa Sebelum Stock Split
Uji determinasi pada masa sebelum stock split digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen
pada masa sebelum stock split. Hasil pengkuran koefisien determinasi pada masa sebelum stock split dapat dilihat pada Tabel 4. 12 berikut.
Tabel 4.12 Hasil Uji Determinasi Sebelum Stock Split
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate 1
.584
a
.341 .312
.52559 a. Predictors: Constant, Ln_Return, Ln_Volume, Ln_Harga
Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Dari Tabel 4.12 dapat dilihat nilai Adjusted R
2
adalah 0.312. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa besarnya pengaruh harga saham, volume
perdagangan dan return saham sebelum stock split terhadap bid ask spread sebelum stock split adalah sebesar 31.2 , sedangkan sisanya sebesar 68.8
dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model.
Universitas Sumatera Utara
4.2.3.1.2. Uji Determinasi Pada Masa Sesudah Stock Split
Uji determinasi pada masa sesudah stock split digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen
pada masa sesudah stock split. Hasil pengkuran koefisien determinasi pada masa sesudah stock split dapat dilihat pada Tabel 4. 13 berikut.
Tabel 4.13 Hasil Uji Determinasi Sesudah Stock Split
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate 1
.628
a
.394 .361
.32575 a. Predictors: Constant, Ln_Return, Ln_Harga, Ln_Volume
Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Dari Tabel 4.13 dapat dilihat nilai Adjusted R
2
adalah 0.361. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa besarnya pengaruh harga saham, volume
perdagangan dan return saham sesudah stock split terhadap bid ask spread sesudah stock split adalah sebesar 36.1 , sedangkan sisanya sebesar 63.9
dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model.
4.2.3.2. Uji Signifikansi Simultan F-Test
Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen. Uji F dicari dengan melihat F
hitung
dari tabel anova. Hipotesis :
Ho : variabel independen sebelum dan sesudah stock split tidak berpengaruh simultan terhadap variabel dependen sebelum dan sesudah stock split.
Universitas Sumatera Utara
Ha : variabel independen sebelum dan sesudah stock split berpengaruh simultan terhadap variabel dependen sebelum dan sesudah stock split.
Kriteria : 1.
Jika probabilitas value α α =0.05 : Ho ditolak 2.
Jika probabilitas value α α =0.05 : Ho diterima Hasil uji signifikansi simultan F Test dalam penelitian ini akan
dibedakan menjadi dua yaitu, pada masa sebelum dan sesudah stock split.
4.2.3.2.1. Uji Signifikansi Simultan Pada Masa Sebelum Stock Split
Uji F pada masa sebelum stock split digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi harga saham sebelum stock split, volume perdagangan saham sebelum
stock split dan return saham sebelum stock split secara bersama-sama terhadap bid
ask spread sebelum stock split .
Berikut adalah tabel hasil uji signifikansi simultan pada masa sebelum stock split
.
Tabel 4.14 Hasil Uji F Sebelum Stock Split
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
9.710 3
3.237 11.717 .000
a
Residual 18.784
68 .276
Total 28.494
71 a. Predictors: Constant, Ln_Return, Ln_Volume, Ln_Harga
b. Dependent Variable: Ln_Spread Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
Pada Tabel 4.14 dapat diketahui bahwa nilai F
hitung
adalah 11.717 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansinya 0.000 0.05, maka Ho
ditolak. Dengan demikian variabel independen, yaitu harga saham, volume perdagangan, dan return saham pada masa sebelum stock split secara serentak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen, yaitu bid ask spread
sebelum stock split.
4.2.3.2.2. Uji Signifikansi Simultan Pada Masa Sesudah Stock Split
Uji F pada masa sesudah stock split digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi harga saham sesudah stock split, volume perdagangan saham sesudah
stock split dan return saham sesudah stock split secara bersama-sama terhadap bid
ask spread sesudah stock split.
Tabel 4.15 Hasil Uji F Sesudah Stock Split
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
3.796 3
1.265 11.924
.000
a
Residual 5.836
55 .106
Total 9.632
58 a. Predictors: Constant, Ln_Return, Ln_Harga, Ln_Volume
b. Dependent Variable: Ln_Spread Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
Pada Tabel 4.15 dapat diketahui bahwa nilai F
hitung
adalah 11.924 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansinya 0.000 0.05, maka Ho
ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel independen, yaitu harga saham, volume perdagangan, dan return saham pada masa sesudah stock
split , secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel
dependen, yaitu bid ask spread sesudah stock split.
4.2.3.3. Uji Signifikansi Parsial t-Test
Uji t bertujuan untuk mengetahui seberapa besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan hipotesis dan
ketentuan sebagai berikut: Hipotesis:
Ho : Tidak terdapat pengaruh variabel-variabel independen sebelum dan sesudah stock split
terhadap variabel dependen sebelum dan sesudah stock split. Ha : Terdapat pengaruh variabel-variabel independen sebelum dan sesudah stock
split terhadap variabel dependen sebelum dan sesudah stock split.
Kriteria : 1.
Jika probabilitas value 0.05 maka Ho ditolak. 2.
Jika probabilitas value 0.05 maka Ho diterima Jika Ho ditolak artinya variabel independen secara parsial berpengaruh
terhadap variabel dependen. Hasil uji t dalam penelitian ini dibedakan menjadi Uji t pada masa sebelum dan sesudah stock split.
Universitas Sumatera Utara
4.2.3.3.1. Uji t Pada Masa Sebelum Stock Split
Uji t pada masa sebelum stock split , yaitu periode H-6 sampai dengan H-1, digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi harga saham sebelum stock
split , volume perdagangan sebelum stock split, return saham sebelum stock split
secara parsial terhadap bid ask spread sebelum stock split. Hasil Uji t pada masa sebelum stock split dapat dilihat pada Tabel 4.16 sebagai berikut.
Tabel 4. 16 Hasil Uji t Sebelum Stock Split
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-.497 .937
-.531 .597
Ln_Harga -.351
.066 -.552
-5.350 .000
Ln_Volume -.046
.037 -.128
-1.240 .219
Ln_Return .176
.075 .233
2.361 .021
a. Dependent Variable: Ln_Spread Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah
Uji t dengan melihat nilai signifikansi masing-masing variabel independen adalah sebagai berikut :
1. Hasil pengujian harga saham sebelum stock split terhadap bid ask spread
sebelum stock split, menunjukkan sig t 0.000 α α=0,05, dengan demikian Ho
ditolak. Artinya, secara parsial harga saham berpengaruh signifikan terhadap bid ask spread
pada masa sebelum stock split pada taraf uji signifikansi 0,05. 2.
Pengujian perubahan volume perdagangan sebelum stock split terhadap bid ask spread
sebelum stock split, menunjukkan sig t 0.219 α α=0,05, sehingga
Universitas Sumatera Utara
dapat disimpulakan Ho diterima dan Ha ditolak. Maka dapat disimpulkan secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara volume perdagangan
sebelum stock split saham terhadap bid ask spread sebelum stock split pada taraf uji signifikansi 0,05.
3. Pengujian return saham sebelum stock split terhadap bid ask spread sebelum
stock split menunjukkan sign t 0.021
α α=0,05, dengan demikian Ho diterima. Artinya, secara parsial return saham sebelum stock split berpengaruh signifikan
terhadap bid ask spread sebelum stock split pada taraf uji signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil output uji signifikansi parsial pada masa sebelum stock
split maka persamaan regresi adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Y = - 0.497 - 0.351X1 - 0.046X2 + 0.176X3
Keterangan : 1.
Konstanta - 0.497 menunjukkan bahwa bid ask spread sebelum stock split akan bernilai -0.497 jika semua variabel independen dianggap kostan.
2. Koefisien regresi harga saham sebelum stock split sebesar - 0.351
menunjukkan bahwa setiap peningkatan harga saham akan mengakibatkan bid ask spread
sebelum stock split mengalami penurunan sebesar - 0.351. 3.
Koefisien regresi volume perdagangan sebelum stock split sebesar - 0.046 menunjukkan bahwa setiap peningkatan volume perdagangan sebelum stock split
akan mengakibatkan bid ask spread sebelum stock split mengalami penurunan sebesar - 0.046.
Universitas Sumatera Utara
4. Koefisien regresi return saham sebelum stock split sebesar 0.176
menunjukkan bahwa setiap peningkatan return saham sebelum stock split akan mengakibatkan bid ask spread sebelum stock split mengalami peningkatan sebesar
0.176.
4.2.3.3.2.Uji t Pada Masa Sesudah Stock Split
Uji t pada masa sesudah stock split , yaitu periode H-6 sampai dengan H-1, digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi harga saham sesudah stock
split , volume perdagangan sesudah stock split, return saham sesudah stock split
secara parsial terhadap bid ask spread sesudah stock split. Hasil Uji t pada masa sesudah stock split dapat dilihat pada Tabel 4.17 sebagai berikut.
Tabel 4. 17 Hasil Uji t Sesudah Stock Split
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-2.622 .556
-4.718 .000
Ln_Harga -.276
.050 -.596
-5.541 .000
Ln_Volume -.010
.027 -.040
-.373 .711
Ln_Return -.074
.055 -.143
-1.356 .181
a. Dependent Variable: Ln_Spread Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
Uji t dengan melihat nilai signifikansi masing-masing variabel independen adalah sebagai berikut :
1. Hasil pengujian harga saham sesudah stock split terhadap bid ask spread
sesudah stock split, menunjukkan sig t 0.000 α α=0,05, sehingga Ho ditolak.
Dengan demikian, secara parsial harga saham sesudah stock split berpengaruh signifikan terhadap bid ask spread sesudah stock split pada taraf uji signifikansi
0,05. 2.
Pengujian volume perdagangan sesudah stock split terhadap bid ask spread sesudah stock split, menunjukkan sig t 0.711
α α=0,05, sehingga dapat disimpulakan Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara volume perdagangan sesudah stock split terhadap bid ask spread sesudah stock split pada taraf uji signifikansi 0,05.
3. Pengujian return saham sesudah stock split terhadap bid ask spread sesudah
stock split menunjukkan sign t 0.181
α α=0,05, dengan demikian Ho ditolak. Artinya, secara parsial return saham sesudah stock split tidak berpengaruh
signifikan terhadap bid ask spread sesudah stock split pada taraf uji signifikansi 0,05.
Berdasarkan hasil output uji signifikansi parsial pada masa sesudah stock split
maka persamaan regresi adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Y = -2.622 - 0.276X1 - 0.010X2 - 0.074X3
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : 1.
Konstanta -2.622 menunjukkan bahwa bid ask spread sesudah stock split akan bernilai -2.622 jika semua variabel independen dianggap kostan.
2. Koefisien regresi harga saham sesudah stock split sebesar -0.276 menunjukkan
bahwa setiap peningkatan harga saham sesudah stock split akan mengakibatkan bid ask spread
sesudah stock split mengalami penurunan sebesar - 0.276. 3.
Koefisien regresi volume perdagangan sesudah stock split sebesar -0.010 menunjukkan bahwa setiap peningkatan volume perdagangan sesudah stock split
akan mengakibatkan bid ask spread sesudah stock split mengalami penurunan sebesar -0.010.
4. Koefisien regresi return saham sesudah stock split sebesar -0.074
menunjukkan bahwa setiap peningkatan return saham sesudah stock split akan mengakibatkan bid ask spread sesudah stock split mengalami penurunan sebesar -
0.074.
4.2.3.4. Uji Beda
Uji beda dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara variabel-variabel pada masa sebelum dan sesudah stock split. Oleh karena itu,
variabel yang akan diuji beda dalam penelitian ini akan dikelompokkan menjadi dua, yaitu pada masa sebelum stock split dan sesudah stock split. Lalu uji
menggunakan paired sample t test dilakukan sehingga akan diketahui ada tidaknya perbedaanperubahan yang terjadi di sekitar stock split.
Universitas Sumatera Utara
Hipotesis: Ho : Tidak terdapat perbedaan variabel pada masa sebelum dan sesudah stock split
Ha :Terdapat perbedaan variabel pada masa sebelum dan sesudah stock split Kriteria :
1. Jika probabilitas value 0.05 maka Ho ditolak.
2. Jika probabilitas value 0.05 maka Ho diterima
4.2.3.4. Uji Beda Harga Saham Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split
Untuk menguji perbedaan harga saham sebelum dan sesudah stock split akan dianalisis dengan menggunakan paired sample t test. Hasil pengolahan data
uji beda dapat dilihat pada Tabel 4.18.
Tabel 4.18 Hasil Uji Beda Harga Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split
Paired Samples Test
Paired Differences t
df Sig. 2-
tailed Mean
Std. Deviation
Std. Error
Mean 95 Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1 Harga_sb - Harga_sd
6.649E3 8864.06
639.70 5386.75
7910.35 10.393
191 .000
Sumber : Data Diolah Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah
Berdasarkan hasil pengolahan data, hasil uji beda variabel harga saham sebelum dan sesudah stock split menunjukkan nilai Sig. 2-tailed
sebesar 0,00 α=0.05. Dengan demikian hasil analisis ini menerima Ha, yang berarti terdapat
Universitas Sumatera Utara
perbedaan harga saham pada masa sebelum dan sesudah stock split. Artinya, stock split
menyebabkan perubahan yang signifikan pada harga saham.
4.2.3.4.2. Uji Beda Volume Perdagangan Pada Masa Sebelum dan Sesudah
Stock Split Untuk menguji perbedaan volume perdagangan sebelum dan sesudah stock
split akan dianalisis dengan menggunakan paired t test. Hasil pengolahan data uji
beda dapat dilihat pada Tabel 4.19.
Tabel 4.19 Hasil Uji Beda Volume Perdagangan Sebelum dan Sesudah Stock Split
Paired Samples Test
Paired Differences t
df Sig.
2- tailed
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean 95 Confidence Interval of
the Difference Lower
Upper Pair 1 Volume_sb - Volume_sd -10596349.53 22481396.12 1622455.01 -13796580.37 -7396118.68 -6.53 191 .000
Sumber : Data Diolah Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah
Berdasarkan hasil pengolahan data, hasil uji beda variabel volume perdagangan sebelum dan sesudah stock split menunjukkan nilai Sig. 2-tailed
sebesar 0,00 α α=0,05. Dengan demikian hasil analisis ini menerima Ha atau
menolak Ho, berarti terdapat perbedaan volume perdagangan pada masa sebelum dan sesudah stock split. Artinya, stock split mempengaruhi volume perdagangan
saham.
Universitas Sumatera Utara
4.2.3.4.3. Uji Beda Return Saham Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock
Split Untuk menguji perbedaan return saham sebelum dan sesudah stock split
akan dianalisis dengan menggunakan paired t test. Hasil pengolahan data uji beda dapat dilihat pada Tabel 4.20.
Tabel 4.20 Uji Beda Return Saham Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. 2- tailed
Mean Std.
Deviation Std.
Error Mean
95 Confidence Interval of the
Difference Lower
Upper Pair 1
Return_sb - Return_sd .0023427 .0470104 .003392 -.004349 .009034
.691 191
.491
Sumber : Data Diolah Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah
Berdasarkan hasil pengolahan data, hasil uji beda variabel return saham sebelum dan sesudah stock split menunjukkan nilai Sig. 2-tailed
sebesar 0,491 α α=0,05. Dengan demikian hasil analisis ini menolak Ha atau menerima Ho,
berarti tidak terdapat perbedaan return saham pada masa sebelum dan sesudah stock split
. Artinya, stock split tidak menyebabkan return saham mengalami kenaikan atau pun penurunan yang signifikan.
Universitas Sumatera Utara
4.2.3.4.4. Uji Beda Bid Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock
Split
Untuk menguji perbedaan bid ask spread sebelum dan bid ask spread sesudah stock split akan dianalisis dengan menggunakan paired t test. Hasil
pengolahan data uji beda dapat dilihat pada Tabel 4.21.
Tabel 4.21 Hasil Uji Beda Bid Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. 2- tailed
Mean Std.
Deviati on
Std. Error
Mean 95 Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1 Spread_sb - Spread_sd .059970 .351644 .025377 .009913 .110026 2.363 191
.019
Sumber : Data Diolah Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah
Berdasarkan hasil pengolahan data, hasil uji beda variabel bid ask spread sebelum dan bid ask spread sesudah stock split menunjukkan nilai Sig. 2-tailed
sebesar 0,019 α α=0,05. Dengan demikian hasil analisis ini menerima Ha atau
menolak Ho, berarti terdapat perbedaan bid ask spread pada masa sebelum dan sesudah stock split. Hasil ini mengindikasikan bahwa stock split mempengaruhi
bid ask spread saham secara signifikan.
Universitas Sumatera Utara
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian dalam penelitian ini akan dibedakan menjadi dua yaitu pada masa sebelum dan sesudah stock split.
4.3.1. Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan Saham dan Return Saham Terhadap Bid ask spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah
Stock Split 1. Pengaruh Variabel-variabel Independen Secara Simultan Terhadap Bid
Ask Spread Sebelum Stock Split
Hasil pengujian secara simultan pada masa sebelum stock split menunjukkan F
hitung
sebesar 11.717 dengan signifikansi pengujian sebesar 0.000. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0.05. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa secara simultan variabel harga saham, volume perdagangan dan return saham sebelum stock split secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap bid ask spread saham sebelum stock split. Besarnya pengaruh variabel harga saham, volume perdagangan dan return saham terhadap bid ask
spread sebelum stock split adalah sebesar 31.2, sedangkan sisanya 68.8
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
a. Pengaruh Harga Saham Sebelum Stock Split Terhadap Bid Ask Spread