Gambaran Umum 1 Data Penelitian Pembahasan Hasil Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum 4.1.1 Data Penelitian Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia BEI dengan mengunduh data dari situs www.idx.co.id dan data yang diambil adalah laporan aktivitas perdagangan harian perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Sampel dalam penelitian ini adalah 32 perusahaan yang memenuhi kriteria-kriteria pemilihan sampel yang diajukan dalam penelitian ini dan data-data perusahaan tersebut tidak bersifat out layer, yang dianggap dapat mengganggu model dalam penelitian ini. Analisis data dilakukan dengan pengujian statistik deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda dan uji beda. Pengujian statistik deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda dan uji beda dilakukan dengan menggunakan software SPSS. Adapun informasi yang dibutuhkan dari laporan aktivitas perdagangan harian perusahaan adalah informasi yang berhubungan dengan variabel penelitian yang disajikan dalam lampiran. 4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif Analisis deskriptif memberikan informasi mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata mean, dan standar deviasi standard deviation data yang digunakan dalam penelitian ini. Universitas Sumatera Utara 4.2.1.1.Analisis Statistik Deskriptif Pada Masa Sebelum Stock Split Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Sebelum Stock Split Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Harga_sb 192 790 45000 8146.93 9720.730 Volume_sb 192 0 25624000 3594727.55 4625754.508 Return _sb 192 -.101449 .093023 .00077887 .025238251 Spread _sb 192 .000000 .070081 .00888141 .007635004 Valid N listwise 192 Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Berdasarkan data dari Tabel 4.1, dapat dijelakan bahwa: 1. Variabel harga saham sebelum stock split mempunyai rentang antara Rp 790 sampai dengan Rp 45000, dengan harga rata-rata sebesar Rp 8146.93. Harga saham akan mempengaruhi permintaan dan penawaran terhadap saham. Harga saham yang tinggi dapat mengurangi permintaan terhadap suatu saham sehingga menyebabkan bid ask spread membesar. 2. Variabel volume perdagangan sebelum stock split mempunyai rentang antara 0 sampai dengan 25624000, dengan nilai rata-rata 3594727.55. Semakin tinggi volume perdagangan menunjukkan permintaan terhadap saham yang tinggi. Volume perdagangan yang tinggi menunjukkan likuiditas saham yang tinggi dan risiko saham yang kecil sehinggah tingginya volume perdagangan dapat menurunkan bid ask spread saham. 3. Variabel return saham sebelum stock split memiliki rentang antara -0.101449 sampai dengan 0.093023, dengan nilai rata-rata sebesar 0.00077887. Semakin tinggi return yang diberikan oleh suatu saham maka semakin besar pula risiko Universitas Sumatera Utara yang dimiliki oleh saham tersebut, sehingga return saham akan menyebabkan kenaikan pada persentase bid ask spread saham tersebut. 4. Variabel spread sebelum stock split mempunyai rentang antara 0 sampai dengan 0.070081 dengan rata-rata sebesar 0.00888141. Besarnya Spread sebelum stock split merupakan selisish antara harga jual dan harga beli yang terjadi di pasar modal. Semakin besar spread, menunjukkan semakin besarnya risiko yang dimiliki oleh suatu saham, sehingga dapat menurunkan likuiditas saham.

4.2.1.2. Analisis Statistik Deskriptif Pada Masa Sesudah Stock Split

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Sesudah Stock Split Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Harga_sd 192 200 5150 1498.37 1277.614 Volume_sd 192 207687500 14191077.08 23390186.969 Return _sd 192 -.244792 .245033 -.00156386 .040313514 Spread _sd 192 -2.000000E0 .095941 -.05108893 .351066973 Valid N listwise 192 Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Berdasarkan data dari Tabel 4.2, dapat dijelakan bahwa: 1. Variabel harga saham sesudah stock split H+1 sampai dengan H+6 dapat diketahui bahwa rata-rata harga saham pada masa sesudah stock split adalah sebesar Rp 1498.37 dengan simpangan baku 1277.614 yang artinya rata-rata kumulatif ini jika dibandingkan dengan rata-rata harga saham dari tiap emiten hanya berbeda sebesar 1277.614. Nilai terendah harga saham pada masa sesudah Universitas Sumatera Utara stock split adalah sebesar Rp 200. Selanjutnya nilai maksimalnya adalah Rp 5150. Rata-rata harga saham yang semakin mengecil sesudah stock split dapat menambah permintaan terhadap suatu saham sehingga menyebabkan bid ask spread mengecil. 2. Variabel volume perdagangan sesudah stock split memiliki rentang nilai antara 0 sampai dengan 207687500, denga nilai rata-rata sebesar 14191077.08. Simpangan baku variabel volume perdagangan adalah 23390186.969 yang artinya rata-rata kumulatif ini jika dibandingkan dengan rata-rata volume perdagangan dari tiap emiten berbeda sebesar 23390186.969. Rata-rata volume perdagangan yang semakin meningkat sesudah stock split merupakan tujuan dilakukannya stock split itu sendiri yaitu meningkatkan likuiditas saham. Likuiditas saham yang tinggi dapat menurunkan persentase bid ask spread saham karena risiko saham yang likuid cenderung kecil. 3. Sementara itu variabel return saham sesudah stock split memiliki rentang antara -0.244792 sampai dengan 0.245033, dengan nilai rata-rata return saham sebesar -0.00156386. Simpangan baku return saham adalah 0.040313514 yang artinya rata-rata kumulatif ini jika dibandingkan dengan rata-rata return saham dari tiap emiten hanya sebesar 4.03 . Semakin rendah return saham, maka risiko yang dikandung oleh saham tersebut cenderung kecil juga sehingga dapat menurunkan bid ask spread saham tersebut. 4. Variabel spread sesudah stock split memiliki nilai minimal -2.0 dan nilai maksimum 0.095941 dengan nilai rata-rata sebesar -0.05108893. Standar deviasi pada tabel menunjukkan variasi bid ask spread sebesar 0.351066973. Besarnya Universitas Sumatera Utara kecilnya bid ask spread dipengaruhi oleh risiko suatu saham yang dapat pula dipengaruhi oleh harga saham, volume perdagangan dan return saham itu sendiri. Bid ask spread yang mengecil sesudah stock split menunjukkan bahwa tujuan perusahaan mengendalikan likuiditas saham dengan stock split tercapai karena hal tersebut mengindikasikan bahwa saham semakin likuid dan risiko saham semakin mengecil sesudah stock split.

4.2.2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mendapatkan model regresi yang baik, yang terbebas dari multikolinieritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas serta data yang dihasilkan harus terdistribusi normal. Dalam penelitian ini uji asumsi klasik dibedakan menjadi dua, yaitu pada masa sebelum dan sesudah stock split.

4.2.2.1. Uji Asumsi Klasik Pada Masa Sebelum Stock Split

Uji asumsi klasik pada masa sebelum stock split bertujuan untuk memastikan model regresi layak digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen pada masa sebelum stock split.

4.2.2.1.1. Uji Normalitas Pada Masa Sebelum Stock Split

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel residual memiliki distribusi data yang normal atau tidak. Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah distribusi data normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Universitas Sumatera Utara

1. Analisis Grafik Pada Masa Sebelum Stock Split

Analisis grafik dapat dilakukan dengan menggunakan grafik histogram dan grafik probability plot. Berikut akan disajikan gambar grafik histogram dan grafik P-Plot data pada masa sebelum stock split. Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Gambar 4.1 Grafik Histogram Sebelum Stock Split Dari gambar grafik histogram di atas, dapat dilihat bahwa grafik tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Hal ini mengindikasikan bahwa data pada masa sebelum stock split telah terdistribusi normal. Sementara itu akan disajikan pula gambar grafik plotting probability plot yang akan melengkapi uji normalitas data. Universitas Sumatera Utara Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Gambar 4.2 Normal Probability Plot Sebelum Stock Split Pada Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa plotting data residual menyebar di sekitar sumbu diagonal dan mengikuti arah diagonal. Artinya data terdistribusi normal. Kedua gambar di atas mengindikasikan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas. Namun, uji normalitas dengan menggunakan analisis grafik dapat menyesatkan karena terkadang data kelihatan normal, padahal belum tentu data tersebut terdistribusi normal. Oleh karena itu, untuk memastikan apakan data terdistribusi normal atau tidak maka perlu dilakukan uji statistik. Universitas Sumatera Utara

2. Analisis Statistik Pada Masa Sebelum Stock Split

Uji normalitas dengan metode statistik menggunakan uji Kolmogorov- smirnov. Uji ini dilakukan untuk memastikan apakan plotting data residual yang menyebar di sekitar garis diagonal terdistribusi normal atau tidak. Distribusi data dikatakan normal apabila nilai asymptonic significance lebih besar dari 0.05 ρ 0.05. Hasil uji Kolmogorov-smirnov dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Uji Kolmogorov-smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 192 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation .00745187 Most Extreme Differences Absolute .166 Positive .161 Negative -.166 Kolmogorov-Smirnov Z 2.307 Asymp. Sig. 2-tailed .000 a. Test distribution is Normal. Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Dari Tabel 4.3 terlihat bahwa nilai asymptonic significance lebih kecil dari 0.05 ρ 0.05. Hal ini menunjukkan distribusi data residual tidak normal. Oleh karena itu, untuk memenuhi persyaratan distribusi residual yang harus normal pada uji t dan uji F, maka perlu dilakukan tindakan penormalan data. Cara yang dilakukan peneliti untuk menormalkan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan transformasi ke dalam bentuk fungsi logaritma natural. Universitas Sumatera Utara Setelah dilakukan transformasi maka diperoleh hasil pengujian sebagai berikut : Tabel 4.4 Hasil Uji Kolmogorov-smirnov Setelah Transformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 72 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation .51436401 Most Extreme Differences Absolute .137 Positive .137 Negative -.124 Kolmogorov-Smirnov Z 1.160 Asymp. Sig. 2-tailed .136 a. Test distribution is Normal. Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai asymptonic significance lebih besar dari 0.05 ρ 0.05. Hal ini menunjukkan distribusi data residual dalam penelitian ini terdistribusi secara normal.

4.2.2.1.2. Uji Multikolinearitas Pada Masa Sebelum Stock Split

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas independen pada masa sebelum stock split . Model regresi yang baik seharusnya terbebas dari korelasi di antara variabel bebas. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai variance inflation factor VIF dan tolerance. Universitas Sumatera Utara Suatu model dikatakan terbebas dari korelasi apabila VIF 10 dan tolerence 0.1. Dari hasil pengujian model regresi diperoleh hasil untuk masing- masing variabel sebagai berikut : Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas Sebelum Stock Split Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -.497 .937 -.531 .597 Ln_Harga -.351 .066 -.552 -5.350 .000 .912 1.097 Ln_Volume -.046 .037 -.128 -1.240 .219 .912 1.096 Ln_Return .176 .075 .233 2.361 .021 .998 1.002 a. Dependent Variable: Ln_Spread Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Berdasarkan pada Tabel 4.5, dapat dilihat bahwa tidak terdapat variabel yang memiliki nilai VIF yang lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance yang lebih besar dari 0.1. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa model regresi dalam penelitian ini terbebas dari multikolinearitas.

4.2.2.1.3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 atau periode sebelumnya. Pengujian autokorelasi Universitas Sumatera Utara dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson D-W. Suatu model regresi linear dikatakan terbebas dari autokorelasi apabila dudw4-du. Tabel 4.6 Hasil Uji Durbin Watson Sebelum Stock Split Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .584 a .341 .312 .52559 1.917 a. Predictors: Constant, Ln_Return, Ln_Volume, Ln_Harga b. Dependent Variable: Ln_Spread Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa nilai DW adalah 1.917. Sementara nilai dl batas atas = 1.7055 dan du batas bawah = 1.7809 dan 4-du = 2,2191. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada model regresi yang dihasilkan dalam penelitian ini.

4.2.2.1.4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketiksamaan varians dari satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu uji grafik dan uji glejser. Uji grafik dilakukan dengan grafik scatterplot, apabila titik- tik menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas dan tersebar di atas maupun di bawah angka nol sumbu Y. Hal ini Universitas Sumatera Utara mengindikasikan bahwa model regresi terbebas dari heteroskedastisitas. Hasil grafik scatterplot sebagai berikut : Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Gambar 4.4 Hasil Uji Grafik Scatterplot Sebelum Stock Split Uji Berdasarkan grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya diperoleh hasil tidak adanya pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi bid ask spread Y pada masa sebelum stock split berdasarkan variabel bebas yaitu harga saham X1, volume perdagangan saham X2 dan return saham X3 pada masa sebelum stock split. Universitas Sumatera Utara Sementara itu, uji heteroskedastisitas dapat juga dilakukan dengan menggunakan uji glejser, yang dilakukan dengan cara meregres seluruh variabel independen dengan nilai absolute residual absut sebagai variabel dependennya. Model regresi yang bebas dari heteroskedastisitas aadalh model dengan nilai signifikan 0.05. Berikut adalah hasil uji glejser pada model regresi data pada masa sebelum stock split. Tabel 4.7 Hasil Uji Glejser Sebelum Stock Split Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .478 .589 .811 .420 Ln_Harga .066 .041 .191 1.591 .116 Ln_Volume -.043 .023 -.221 -1.843 .070 Ln_Return .013 .047 .031 .267 .790 a. Dependent Variable: Absut Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Pada Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai signifikan semua variabel independen lebih besar dari 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi dalam penelitian ini terbebas dari heteroskedastisitas, sehingga layak dipakai untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Universitas Sumatera Utara

4.2.2.2. Uji Asumsi Klasik Pada Masa Sesudah Stock plit

Selanjutnya penelitian ini juga akan menguji pengaruh variabel independen sesudah stock split terhadap variabel dependen pada masa sesudah stock split , yaitu enam hari setelah stock split. Tetapi terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik untuk memastikan model regresi layak digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen pada masa sesudah stock split . 4.2.2.2.1.Uji Normalitas Pada Masa Sesudah Stock Split Uji normalitas pada masa sesudah stock split bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel residual memiliki distribusi data yang normal atau tidak. Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah distribusi data normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

1. Analisis Grafik Pada Masa Sesudah Stock Split

Analisis grafik dapat dilakukan dengan menggunakan grafik histogram dan grafik probability plot. Berikut akan disajikan gambar grafik histogram dan grafik P-Plot data pada masa sesudah stock split dilakukan. Universitas Sumatera Utara Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Gambar 4.5 Grafik Histogram Sesudah Stock Split Dari gambar grafik histogram di atas, dapat dilihat bahwa grafik tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Hal ini mengindikasikan bahwa data pada masa sesudah stock split telah terdistribusi normal. Sementara itu akan disajikan pula gambar grafik plotting probability plot yang akan melengkapi uji normalitas data. Universitas Sumatera Utara Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Gambar 4.6 Normal Probability Plot Sesudah Stock Split Pada Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa plotting data residual menyebar di sekitar sumbu diagonal dan mengikuti arah diagonal. Artinya data terdistribusi normal. Kedua gambar di atas mengindikasikan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas. Namun, uji normalitas dengan menggunakan analisis grafik dapat menyesatkan karena terkadang data kelihatan normal, padahal belum tentu data tersebut terdistribusi normal. Oleh karena itu, untuk memastikan apakah data terdistribusi normal atau tidak maka perlu dilakukan uji statistik.

2. Analisis Statistik Pada Masa Sesudah Stock Split

Uji normalitas dengan metode statistik menggunakan uji Kolmogorov- smirnov. Uji ini dilakukan untuk memastikan apakan plotting data residual yang menyebar di sekitar garis diagonal terdistribusi normal atau tidak. Distribusi data dikatakan normal apabila nilai asymptonic significance lebih besar dari 0.05 Universitas Sumatera Utara ρ 0.05. Hasil uji Kolmogorov-smirnov dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut setelah data ditransformasi dengan fungsi logaritma natural. Tabel 4.8 Hasil Uji Kolmogorov-smirnov Setelah Transformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 59 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation .31721719 Most Extreme Differences Absolute .132 Positive .132 Negative -.084 Kolmogorov-Smirnov Z 1.011 Asymp. Sig. 2-tailed .259 a. Test distribution is Normal. Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Pada Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa nilai asymptonic significance lebih besar dari 0.05 ρ 0.05. Hal ini menunjukkan distribusi data residual dalam penelitian ini terdistribusi secara normal. 4.2.2.2.2.Uji Multikolinearitas Pada Masa Sesudah Stock Split Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas independen pada masa sesudah stock split . Model regresi yang baik seharusnya terbebas dari korelasi di antara variabel bebas. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai variance inflation factor VIF dan tolerance. Suatu model dikatakan terbebas dari korelasi apabila Universitas Sumatera Utara VIF 10 dan tolerence 0.1. Dari hasil pengujian model regresi diperoleh hasil untuk masing-masing variabel sebagai berikut : Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinearitas Sesudah Stock Split Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -2.622 .556 -4.718 .000 Ln_Harga -.276 .050 -.596 -5.541 .000 .953 1.049 Ln_Volume -.010 .027 -.040 -.373 .711 .949 1.053 Ln_Return -.074 .055 -.143 -1.356 .181 .994 1.006 a. Dependent Variable: Ln_Spread Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Berdasarkan pada Tabel 4.9, dapat dilihat bahwa tidak terdapat variabel yang memiliki nilai VIF yang lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance yang lebih besar dari 0.1. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa model regresi pada masa sesudah stock split dalam penelitian ini terbebas dari multikolinearitas.

4.2.2.2.3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi pada masa sesudah stock split bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 atau periode sebelumnya. Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson D-W. Suatu model regresi linear dikatakan terbebas dari autokorelasi Universitas Sumatera Utara apabila dudw4-du. Berikut disajikan tabel yang menyajikan hasil uji Durbin Watson pada masa sesudah stock split. Tabel 4.10 Hasil Uji Durbin Watson Pada Masa Sesudah Stock Split Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .628 a .394 .361 .32575 1.977 a. Predictors: Constant, Ln_Return, Ln_Harga, Ln_Volume b. Dependent Variable: Ln_Spread Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa nilai DW adalah 1.977. Sementara nilai dl batas atas = 1.7055 dan du batas bawah = 1.7809 dan 4-du = 2,2191. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada model regresi yang dihasilkan dalam penelitian ini.

4.2.2.2.4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas pada masa sesudah stock split bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketiksamaan varians dari satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu uji grafik dan uji glejser. Berikut akan disajikan hasil grafik scatterplot pada masa sesudah stock split. Universitas Sumatera Utara Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Gambar 4.7 Hasil Uji Grafik Scatterplot Sesudah Stock Split Uji grafik scatterplot pada masa sesudah stock split menunjukkan tidak adanya pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 nol pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model. Sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi bid ask spread Y pada masa sesudah stock split berdasarkan variebel bebas yaitu harga saham X1, volume perdagangan saham X2 dan return saham X3 sesudah stock split. Sementara itu, uji heteroskedastisitas dapat juga dilakukan dengan menggunakan uji glejser, yang dilakukan dengan cara meregres seluruh variabel independen dengan nilai absolute residual absut sebagai variabel dependennya. Model regresi yang bebas dari heteroskedastisitas adalah model dengan nilai Universitas Sumatera Utara signifikan 0.05. Berikut adalah hasil uji glejser pada model regresi data pada masa sesudah stock split. Tabel 4.11 Hasil Uji Glejser Sesudah Stock Split Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .430 .347 1.237 .221 Ln_Harga .063 .031 .262 2.024 .051 Ln_Volume -.029 .017 -.217 -1.670 .101 Ln_Return .048 .034 .176 1.388 .171 a. Dependent Variable: Absut Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Pada Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa nilai signifikan semua variabel independen lebih besar dari 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi dalam penelitian ini terbebas dari heteroskedastisitas, sehingga layak dipakai untuk melihat pengaruh variabel independen pada masa sesudah stock split terhadap variabel dependen pada masa sesudah stock split.

4.2.3. Pengujian Hipotesis

4.2.3.1.Uji Determinasi R 2 Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah 0 - 1. Semakin besar nilai koefisien determinasi Universitas Sumatera Utara maka semakin baik. Dalam penelitian ini koefisien determinasi yang digunakan dalam adalah adjusted R 2 , karena peneliti meneliti lebih dari dua variabel. Hasil pengukuran koefisien determinasi dalam penelitian ini debedakan menjadi dua yaitu pada masa sebelum dan sesudah stock split.

4.2.3.1.1. Uji Determinasi Pada Masa Sebelum Stock Split

Uji determinasi pada masa sebelum stock split digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen pada masa sebelum stock split. Hasil pengkuran koefisien determinasi pada masa sebelum stock split dapat dilihat pada Tabel 4. 12 berikut. Tabel 4.12 Hasil Uji Determinasi Sebelum Stock Split Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .584 a .341 .312 .52559 a. Predictors: Constant, Ln_Return, Ln_Volume, Ln_Harga Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Dari Tabel 4.12 dapat dilihat nilai Adjusted R 2 adalah 0.312. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa besarnya pengaruh harga saham, volume perdagangan dan return saham sebelum stock split terhadap bid ask spread sebelum stock split adalah sebesar 31.2 , sedangkan sisanya sebesar 68.8 dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model. Universitas Sumatera Utara

4.2.3.1.2. Uji Determinasi Pada Masa Sesudah Stock Split

Uji determinasi pada masa sesudah stock split digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen pada masa sesudah stock split. Hasil pengkuran koefisien determinasi pada masa sesudah stock split dapat dilihat pada Tabel 4. 13 berikut. Tabel 4.13 Hasil Uji Determinasi Sesudah Stock Split Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .628 a .394 .361 .32575 a. Predictors: Constant, Ln_Return, Ln_Harga, Ln_Volume Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Dari Tabel 4.13 dapat dilihat nilai Adjusted R 2 adalah 0.361. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa besarnya pengaruh harga saham, volume perdagangan dan return saham sesudah stock split terhadap bid ask spread sesudah stock split adalah sebesar 36.1 , sedangkan sisanya sebesar 63.9 dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model.

4.2.3.2. Uji Signifikansi Simultan F-Test

Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji F dicari dengan melihat F hitung dari tabel anova. Hipotesis : Ho : variabel independen sebelum dan sesudah stock split tidak berpengaruh simultan terhadap variabel dependen sebelum dan sesudah stock split. Universitas Sumatera Utara Ha : variabel independen sebelum dan sesudah stock split berpengaruh simultan terhadap variabel dependen sebelum dan sesudah stock split. Kriteria : 1. Jika probabilitas value α α =0.05 : Ho ditolak 2. Jika probabilitas value α α =0.05 : Ho diterima Hasil uji signifikansi simultan F Test dalam penelitian ini akan dibedakan menjadi dua yaitu, pada masa sebelum dan sesudah stock split.

4.2.3.2.1. Uji Signifikansi Simultan Pada Masa Sebelum Stock Split

Uji F pada masa sebelum stock split digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi harga saham sebelum stock split, volume perdagangan saham sebelum stock split dan return saham sebelum stock split secara bersama-sama terhadap bid ask spread sebelum stock split . Berikut adalah tabel hasil uji signifikansi simultan pada masa sebelum stock split . Tabel 4.14 Hasil Uji F Sebelum Stock Split ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 9.710 3 3.237 11.717 .000 a Residual 18.784 68 .276 Total 28.494 71 a. Predictors: Constant, Ln_Return, Ln_Volume, Ln_Harga b. Dependent Variable: Ln_Spread Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Universitas Sumatera Utara Pada Tabel 4.14 dapat diketahui bahwa nilai F hitung adalah 11.717 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansinya 0.000 0.05, maka Ho ditolak. Dengan demikian variabel independen, yaitu harga saham, volume perdagangan, dan return saham pada masa sebelum stock split secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen, yaitu bid ask spread sebelum stock split.

4.2.3.2.2. Uji Signifikansi Simultan Pada Masa Sesudah Stock Split

Uji F pada masa sesudah stock split digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi harga saham sesudah stock split, volume perdagangan saham sesudah stock split dan return saham sesudah stock split secara bersama-sama terhadap bid ask spread sesudah stock split. Tabel 4.15 Hasil Uji F Sesudah Stock Split ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 3.796 3 1.265 11.924 .000 a Residual 5.836 55 .106 Total 9.632 58 a. Predictors: Constant, Ln_Return, Ln_Harga, Ln_Volume b. Dependent Variable: Ln_Spread Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Universitas Sumatera Utara Pada Tabel 4.15 dapat diketahui bahwa nilai F hitung adalah 11.924 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansinya 0.000 0.05, maka Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel independen, yaitu harga saham, volume perdagangan, dan return saham pada masa sesudah stock split , secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen, yaitu bid ask spread sesudah stock split.

4.2.3.3. Uji Signifikansi Parsial t-Test

Uji t bertujuan untuk mengetahui seberapa besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan hipotesis dan ketentuan sebagai berikut: Hipotesis: Ho : Tidak terdapat pengaruh variabel-variabel independen sebelum dan sesudah stock split terhadap variabel dependen sebelum dan sesudah stock split. Ha : Terdapat pengaruh variabel-variabel independen sebelum dan sesudah stock split terhadap variabel dependen sebelum dan sesudah stock split. Kriteria : 1. Jika probabilitas value 0.05 maka Ho ditolak. 2. Jika probabilitas value 0.05 maka Ho diterima Jika Ho ditolak artinya variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen. Hasil uji t dalam penelitian ini dibedakan menjadi Uji t pada masa sebelum dan sesudah stock split. Universitas Sumatera Utara

4.2.3.3.1. Uji t Pada Masa Sebelum Stock Split

Uji t pada masa sebelum stock split , yaitu periode H-6 sampai dengan H-1, digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi harga saham sebelum stock split , volume perdagangan sebelum stock split, return saham sebelum stock split secara parsial terhadap bid ask spread sebelum stock split. Hasil Uji t pada masa sebelum stock split dapat dilihat pada Tabel 4.16 sebagai berikut. Tabel 4. 16 Hasil Uji t Sebelum Stock Split Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -.497 .937 -.531 .597 Ln_Harga -.351 .066 -.552 -5.350 .000 Ln_Volume -.046 .037 -.128 -1.240 .219 Ln_Return .176 .075 .233 2.361 .021 a. Dependent Variable: Ln_Spread Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Uji t dengan melihat nilai signifikansi masing-masing variabel independen adalah sebagai berikut : 1. Hasil pengujian harga saham sebelum stock split terhadap bid ask spread sebelum stock split, menunjukkan sig t 0.000 α α=0,05, dengan demikian Ho ditolak. Artinya, secara parsial harga saham berpengaruh signifikan terhadap bid ask spread pada masa sebelum stock split pada taraf uji signifikansi 0,05. 2. Pengujian perubahan volume perdagangan sebelum stock split terhadap bid ask spread sebelum stock split, menunjukkan sig t 0.219 α α=0,05, sehingga Universitas Sumatera Utara dapat disimpulakan Ho diterima dan Ha ditolak. Maka dapat disimpulkan secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara volume perdagangan sebelum stock split saham terhadap bid ask spread sebelum stock split pada taraf uji signifikansi 0,05. 3. Pengujian return saham sebelum stock split terhadap bid ask spread sebelum stock split menunjukkan sign t 0.021 α α=0,05, dengan demikian Ho diterima. Artinya, secara parsial return saham sebelum stock split berpengaruh signifikan terhadap bid ask spread sebelum stock split pada taraf uji signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil output uji signifikansi parsial pada masa sebelum stock split maka persamaan regresi adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Y = - 0.497 - 0.351X1 - 0.046X2 + 0.176X3 Keterangan : 1. Konstanta - 0.497 menunjukkan bahwa bid ask spread sebelum stock split akan bernilai -0.497 jika semua variabel independen dianggap kostan. 2. Koefisien regresi harga saham sebelum stock split sebesar - 0.351 menunjukkan bahwa setiap peningkatan harga saham akan mengakibatkan bid ask spread sebelum stock split mengalami penurunan sebesar - 0.351. 3. Koefisien regresi volume perdagangan sebelum stock split sebesar - 0.046 menunjukkan bahwa setiap peningkatan volume perdagangan sebelum stock split akan mengakibatkan bid ask spread sebelum stock split mengalami penurunan sebesar - 0.046. Universitas Sumatera Utara 4. Koefisien regresi return saham sebelum stock split sebesar 0.176 menunjukkan bahwa setiap peningkatan return saham sebelum stock split akan mengakibatkan bid ask spread sebelum stock split mengalami peningkatan sebesar 0.176. 4.2.3.3.2.Uji t Pada Masa Sesudah Stock Split Uji t pada masa sesudah stock split , yaitu periode H-6 sampai dengan H-1, digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi harga saham sesudah stock split , volume perdagangan sesudah stock split, return saham sesudah stock split secara parsial terhadap bid ask spread sesudah stock split. Hasil Uji t pada masa sesudah stock split dapat dilihat pada Tabel 4.17 sebagai berikut. Tabel 4. 17 Hasil Uji t Sesudah Stock Split Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -2.622 .556 -4.718 .000 Ln_Harga -.276 .050 -.596 -5.541 .000 Ln_Volume -.010 .027 -.040 -.373 .711 Ln_Return -.074 .055 -.143 -1.356 .181 a. Dependent Variable: Ln_Spread Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Universitas Sumatera Utara Uji t dengan melihat nilai signifikansi masing-masing variabel independen adalah sebagai berikut : 1. Hasil pengujian harga saham sesudah stock split terhadap bid ask spread sesudah stock split, menunjukkan sig t 0.000 α α=0,05, sehingga Ho ditolak. Dengan demikian, secara parsial harga saham sesudah stock split berpengaruh signifikan terhadap bid ask spread sesudah stock split pada taraf uji signifikansi 0,05. 2. Pengujian volume perdagangan sesudah stock split terhadap bid ask spread sesudah stock split, menunjukkan sig t 0.711 α α=0,05, sehingga dapat disimpulakan Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara volume perdagangan sesudah stock split terhadap bid ask spread sesudah stock split pada taraf uji signifikansi 0,05. 3. Pengujian return saham sesudah stock split terhadap bid ask spread sesudah stock split menunjukkan sign t 0.181 α α=0,05, dengan demikian Ho ditolak. Artinya, secara parsial return saham sesudah stock split tidak berpengaruh signifikan terhadap bid ask spread sesudah stock split pada taraf uji signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil output uji signifikansi parsial pada masa sesudah stock split maka persamaan regresi adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Y = -2.622 - 0.276X1 - 0.010X2 - 0.074X3 Universitas Sumatera Utara Keterangan : 1. Konstanta -2.622 menunjukkan bahwa bid ask spread sesudah stock split akan bernilai -2.622 jika semua variabel independen dianggap kostan. 2. Koefisien regresi harga saham sesudah stock split sebesar -0.276 menunjukkan bahwa setiap peningkatan harga saham sesudah stock split akan mengakibatkan bid ask spread sesudah stock split mengalami penurunan sebesar - 0.276. 3. Koefisien regresi volume perdagangan sesudah stock split sebesar -0.010 menunjukkan bahwa setiap peningkatan volume perdagangan sesudah stock split akan mengakibatkan bid ask spread sesudah stock split mengalami penurunan sebesar -0.010. 4. Koefisien regresi return saham sesudah stock split sebesar -0.074 menunjukkan bahwa setiap peningkatan return saham sesudah stock split akan mengakibatkan bid ask spread sesudah stock split mengalami penurunan sebesar - 0.074.

4.2.3.4. Uji Beda

Uji beda dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara variabel-variabel pada masa sebelum dan sesudah stock split. Oleh karena itu, variabel yang akan diuji beda dalam penelitian ini akan dikelompokkan menjadi dua, yaitu pada masa sebelum stock split dan sesudah stock split. Lalu uji menggunakan paired sample t test dilakukan sehingga akan diketahui ada tidaknya perbedaanperubahan yang terjadi di sekitar stock split. Universitas Sumatera Utara Hipotesis: Ho : Tidak terdapat perbedaan variabel pada masa sebelum dan sesudah stock split Ha :Terdapat perbedaan variabel pada masa sebelum dan sesudah stock split Kriteria : 1. Jika probabilitas value 0.05 maka Ho ditolak. 2. Jika probabilitas value 0.05 maka Ho diterima

4.2.3.4. Uji Beda Harga Saham Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split

Untuk menguji perbedaan harga saham sebelum dan sesudah stock split akan dianalisis dengan menggunakan paired sample t test. Hasil pengolahan data uji beda dapat dilihat pada Tabel 4.18. Tabel 4.18 Hasil Uji Beda Harga Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split Paired Samples Test Paired Differences t df Sig. 2- tailed Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 Harga_sb - Harga_sd 6.649E3 8864.06 639.70 5386.75 7910.35 10.393 191 .000 Sumber : Data Diolah Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Berdasarkan hasil pengolahan data, hasil uji beda variabel harga saham sebelum dan sesudah stock split menunjukkan nilai Sig. 2-tailed sebesar 0,00 α=0.05. Dengan demikian hasil analisis ini menerima Ha, yang berarti terdapat Universitas Sumatera Utara perbedaan harga saham pada masa sebelum dan sesudah stock split. Artinya, stock split menyebabkan perubahan yang signifikan pada harga saham.

4.2.3.4.2. Uji Beda Volume Perdagangan Pada Masa Sebelum dan Sesudah

Stock Split Untuk menguji perbedaan volume perdagangan sebelum dan sesudah stock split akan dianalisis dengan menggunakan paired t test. Hasil pengolahan data uji beda dapat dilihat pada Tabel 4.19. Tabel 4.19 Hasil Uji Beda Volume Perdagangan Sebelum dan Sesudah Stock Split Paired Samples Test Paired Differences t df Sig. 2- tailed Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 Volume_sb - Volume_sd -10596349.53 22481396.12 1622455.01 -13796580.37 -7396118.68 -6.53 191 .000 Sumber : Data Diolah Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Berdasarkan hasil pengolahan data, hasil uji beda variabel volume perdagangan sebelum dan sesudah stock split menunjukkan nilai Sig. 2-tailed sebesar 0,00 α α=0,05. Dengan demikian hasil analisis ini menerima Ha atau menolak Ho, berarti terdapat perbedaan volume perdagangan pada masa sebelum dan sesudah stock split. Artinya, stock split mempengaruhi volume perdagangan saham. Universitas Sumatera Utara

4.2.3.4.3. Uji Beda Return Saham Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock

Split Untuk menguji perbedaan return saham sebelum dan sesudah stock split akan dianalisis dengan menggunakan paired t test. Hasil pengolahan data uji beda dapat dilihat pada Tabel 4.20. Tabel 4.20 Uji Beda Return Saham Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Paired Samples Test Paired Differences t df Sig. 2- tailed Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 Return_sb - Return_sd .0023427 .0470104 .003392 -.004349 .009034 .691 191 .491 Sumber : Data Diolah Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Berdasarkan hasil pengolahan data, hasil uji beda variabel return saham sebelum dan sesudah stock split menunjukkan nilai Sig. 2-tailed sebesar 0,491 α α=0,05. Dengan demikian hasil analisis ini menolak Ha atau menerima Ho, berarti tidak terdapat perbedaan return saham pada masa sebelum dan sesudah stock split . Artinya, stock split tidak menyebabkan return saham mengalami kenaikan atau pun penurunan yang signifikan. Universitas Sumatera Utara

4.2.3.4.4. Uji Beda Bid Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock

Split Untuk menguji perbedaan bid ask spread sebelum dan bid ask spread sesudah stock split akan dianalisis dengan menggunakan paired t test. Hasil pengolahan data uji beda dapat dilihat pada Tabel 4.21. Tabel 4.21 Hasil Uji Beda Bid Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Paired Samples Test Paired Differences t df Sig. 2- tailed Mean Std. Deviati on Std. Error Mean 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 Spread_sb - Spread_sd .059970 .351644 .025377 .009913 .110026 2.363 191 .019 Sumber : Data Diolah Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Berdasarkan hasil pengolahan data, hasil uji beda variabel bid ask spread sebelum dan bid ask spread sesudah stock split menunjukkan nilai Sig. 2-tailed sebesar 0,019 α α=0,05. Dengan demikian hasil analisis ini menerima Ha atau menolak Ho, berarti terdapat perbedaan bid ask spread pada masa sebelum dan sesudah stock split. Hasil ini mengindikasikan bahwa stock split mempengaruhi bid ask spread saham secara signifikan. Universitas Sumatera Utara

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian dalam penelitian ini akan dibedakan menjadi dua yaitu pada masa sebelum dan sesudah stock split. 4.3.1. Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan Saham dan Return Saham Terhadap Bid ask spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split 1. Pengaruh Variabel-variabel Independen Secara Simultan Terhadap Bid Ask Spread Sebelum Stock Split Hasil pengujian secara simultan pada masa sebelum stock split menunjukkan F hitung sebesar 11.717 dengan signifikansi pengujian sebesar 0.000. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0.05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel harga saham, volume perdagangan dan return saham sebelum stock split secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap bid ask spread saham sebelum stock split. Besarnya pengaruh variabel harga saham, volume perdagangan dan return saham terhadap bid ask spread sebelum stock split adalah sebesar 31.2, sedangkan sisanya 68.8 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

a. Pengaruh Harga Saham Sebelum Stock Split Terhadap Bid Ask Spread

Dokumen yang terkait

Analisis Perbedaan Likuiditas Saham, Return Saham, dan Bid Ask Spread Sebelum dan Setelah Stock Split pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 156 121

Analisis Perbedaan Likuiditas Saham, Return Saham, dan Bid Ask Spread Sebelum dan Setelah Stock Split pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 15 121

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

5 22 132

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 14

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 19

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BID ASK SPREAD PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN STOCK SPLIT (Studi kasus pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode tahun 2011-2013)

0 0 14