3. Menganalisis perbedaan antara volume perdagangan saham pada masa
sebelum dan sesudah stock split.
4. Menganalisis perbedaan antara return saham pada masa sebelum dan
sesudah stock split.
5. Menganalisis perbedaan antara bid ask spread pada masa sebelum dan
sesudah stock split.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah : a.
Bagi emiten, penelitian ini dapat menjadi bahan masukan, pertimbangan dan informasi dalam mengambil kebijakan dan keputusan pada saat terjadi
peristiwa stock split. b.
Bagi investor, penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan dalam mengambil keputusan pada saat melakukan pembelian maupun
penjualan saham ketika terjadi peristiwa stock split. c.
Bagi dunia akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dan pandangan mengenai pengaruh stock split di pasar saham.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teoritis
2.1.1. Konsep Pasar Modal yang Efisien
Konsep pasar modal yang efisien memang bisa diartikan secara berbeda untuk tujuan yang berbeda pula. Untuk bidang keuangan, konsep pasar yang
efisien lebih ditekankan pada aspek informasi, artinya pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan
semua informasi yang tersedia. Dalam hal ini, informasi yang tersedia bisa meliputi semua informasi yang tersedia baik informasi di masa lalu misalkan laba
perusahaan di masa lalu, maupun informasi saat ini misalkan rencana kenaikan deviden di tahun ini, serta informasi yang bersifat sebagai pendapatopini
rasional yang beredar di pasar yang mempengaruhi perubahan harga misal, jika banyak investor yang berpendapat bahwa harga saham akan naik, maka informasi
tersebut nantinya akan tercermin pada perubahan harga saham yang cenderung naik Tandelilin, 2001:112.
Sebagian orang berpendapat bahwa manajemen sering mempunyai informasi sampingan tentang perusahaan yang tidak bisa disampaikannya kepada
investor. Perbedaan aksebilitas ke informasi antara manajer dan investor , yang disebut asimestri informasi ini bisa mengakibatkan harga saham lebih rendah
ketimbang dalam kondisi pasti Keown et all, 2010:210. Pembeli dan penjual saham yang rasional akan mempertimbangkan setiap informasi yang ada sebelum
akhirnya memutuskan membelimenjual suatu saham tertentu. Mereka akan
Universitas Sumatera Utara
mempertimbangkan return dan risiko dalam menilai suatu saham. Bagi pembeli, nilai saham merupakan harga maksimum yang berani dibayar untuk saham
tersebut dan bagi penjual nilai saham merupakan harga minimal untuk melepas suatu saham.
Dalam pasar modal yang kompetitif dimana banyak pemain yang aktif berdagang, interaksi antara banyak pembeli dan banyak penjual akan
menghasilkan harga ekuilibrium atau nilai pasar dari tiap-tiap saham. Harga yang terbentuk merupakan cerminan dari tindakan kolektif pembeli dan penjual
berdasarkan semua informasi yang mereka miliki. Ketika ada informasi baru muncul, pembeli dan penjual diasumsikan akan menyerap dengan segera
informasi tersebut lewat aktivitas penjualan atau pembelian sehingga dengan cepat akan terjadi ekuilibrium harga yang baru.
2.1.2. Stock Split
2.1.2.1. Pengertian Stock Split
Stock split merupakan tindakan memperkecil atau memperbesar nilai
nominal saham. Split pemecahan saham dilakukan dengan beberapa alasan, tergantung pada tujuan split apakah untuk memperbanyak jumlah saham split-up
atau memperkecil jumlah saham beredar yang biasa disebut dengan split-down Samsul, 2006:190.
Tindakan split-up akan meningkatan jumlah saham yang beredar dengan menurunkan nominal per lembar saham di pasar sehingga terjangkau oleh
investor. Split 1:2 berarti satu saham lama ditarik dari peredaran dan diganti
Universitas Sumatera Utara
dengan 2 saham baru tetapi nilai nominal saham baru itu lebih kecil, yaitu ½ dari nominal sebelum pemecahan saham. Sebaliknya, split-down atau reverse split
adalah tindakan menurunkan jumlah saham beredar. Tujuan split-down adalah untuk meningkatkan harga saham di pasar agar image perusahaan meningkat.
Split-down dilakukan dengan menarik kembali sejumlah saham beredar dan
diganti dengan satu saham baru yang nominalnya lebih tinggi akan tetapi tidak mengubah total modal disetor dan total ekuitas. Split-down 5:1 berarti 5 saham
lama diganti dengan 1 saham baru. Dengan pemecahan saham, pemegang saham harus menukarkan
sahamnya dengan saham baru yang memiliki nilai nominal yang lebih rendah. Sebab jika batas waktu penukaran yang ditetapkan terlampaui, maka saham
dengan nilai nominal lama tidak bisa diperdagangkan di bursa Halim, 2005:97. Hal ini menyebabkan, meskipun stock split menambahmengurangi jumlah saham
yang dimiliki oleh pemegang saham dengan nilai nominal yang lebih kecilbesar, namun stock split tidak akan menyebabkan perubahan nilai kapitalisasi saham
tersebut.
2.1.2.2. Tujuan Perusahaan Melakukan Stock Split
Secara umum stock split bertujuan mengendalikan harga saham. Dengan demikian saham lebih mudah dimiliki oleh investor kecil serta adanya
peningkatan likuiditas saham perusahaan di pasar modal. Sartono 2001:297 menyatakan bahwa, tujuan dilakukannya stock split
adalah untuk menempatkan harga saham dalam trading range tertentu. Sementara
Universitas Sumatera Utara
Brigham dan Houston 2001 menyimpulakan bahwa, terdapat beberapa studi empiris yang menjadi alasan perusahaan melakukan stock split diantaranya adalah
sebagai berikut: a.
Secara rata-rata, harga saham akan naik tidak lama setelah perusahaan mengumumkan pemecahan saham atau dividen.
b. Kenaikan harga merupakan akibat dari kenyataan bahwa investor menganggap
pemecahan sahamdividen itu sebagai isyarat laba dan dividen masa mendatang yang lebih tinggi. Hanya perusahaan yang manajemennya
mempunyai anggapan bahwa prospeknya bagus yang cenderung memecah saham mereka, pengumuman pemecahan sahamdividen dianggap sebagai
isyarat bahwa laba dan dividen tunai cenderung akan naik. c.
Jika suatu perusahaan mengumumkan suatu pemecahan atau dividen saham, harga sahamnya akan cenderung naik. Namun, jika dalam waktu beberapa
bulan mendatang perusahaan tidak mengumumkan kenaikan laba atau dividen, harga sahamnya akan turun ke tingkat semula.
d. Komisi pialang dalam satuan persentase umumnya lebih tinggi pada saham
yang berharga rendah.
2.1.2.3. Reaksi Pasar Terhadap Peristiwa Stock Split
Bagian integral dari kebijakan saham adalah penggunaan stock devidends deviden saham dan stock splits pemecahan saham. Keduanya melibatkan
penerbitan lembar saham baru secara pro rata terhadap pemegang saham yang ada sekarang. Menurut Keown et al 2010:221, pengumuman dividend dan stock
Universitas Sumatera Utara
split dipersepsi sebagai kabar yang baik. Para pendukung stock dividend dan stock
split kerap menyatakan bahwa pemegang saham mendapatkan manfaat kunci
karena harga saham tidak akan turun persis sesuai proporsi dengan kenaikan lembar saham.
Samsul 2006:273 berpendapat bahwa apabila sebuah perusahaan telah merencanakan untuk melakukan split saham, yang akan diusulkan dalam Rapat
Umum Pemegang Saham RUPS mendatang, maka hasil RUPS akan diumumkan secara resmi melalui surat kabar dan pemberitahuan manajemen perusahaan
kepada pihak Bapepam serta Bursa Efek. Pemberitahuan semacam ini pernah dilakukan pada tanggal 14 Desember 2004. Ternyata reaksi pasar terhadap
pengumuman hasil RUPS ini sangat positif karena para investor menilai saham perusahaan ini sangat menguntungkan, yaitu memberikan return sebesar 20 per
tahun yang jauh di atas bunga deposito yang hanya sebesar 7. Pelaksanaan split itu sendiri membutuhkan waktu 16 hari setelah tanggal pengumuman. Karena
investor memberikan reaksi positif terhadap split ini, maka harga saham naik selama menunggu pelaksanaan split dari tanggal 13 sampai dengan 29 Desember
2004.
2.1.2.4. Teori Stock Split
Seiring dengan perkembangannya, berdasarkan beberapa penelitian terdahulu muncul berbagai teori yang menjelaskan motivasi perusahaan
melakukan stock split. Terdapat dua teori utama yang mendominasi literatur stock split
adalah signaling theory dan trading range theory Yuliastari, 2008.
Universitas Sumatera Utara
1. Signaling Theory
Teori signaling
dikembangkan dalam ilmu ekonomi dan keuangan untuk memperhitungkan kenyataan bahwa orang dalam insider perusahaan pada
umumnya memiliki informasi yang lebih baik dan lebih cepat berkaitan dengan kondisi mutakhir dan prospek perusahaan dibandingkan dengan investor luar.
Munculnya masalah asymmetric information ini membuat investor secara rata-rata memberikan penilaian yang lebih rendah terhadap semua saham perusahaan.
Dalam bahasa teori signaling, kecenderungan ini disebut pooling equilibrium karena perusahaan berkualitas bagus dan perusahaan berkualitas jelek dimasukkan
dalam ‘pool’ penilaian yang sama Arifin, 2005:11-12. Menurut Griffin 2010, peristiwa stock split sering kali dipandang sebagai
kejadian yang positif karena mengindikasikan kinerja perusahaan yang lebih baik di masa depan. Hal ini menyebabkan peristiwa stock split dapat mempengaruhi
nilai perusahaan, yang tercermin dari perubahan harga dan volume perdagangan saham yang terjadi. Sehingga pengumuman stock split akan direspon pasar
sebagai suatu sinyal yang mempengaruhi harga saham dan volume perdagangan saham.
2. Trading Range Theory.
Sartono 2010:297 berpendapat bahwa tujuan stock split adalah untuk menempatkan harga pasar saham dalam trading range tertentu. Hal ini sesuai
dengan apa yang diungkapkan oleh trading range theory, bahwa manajemen menilai harga sahamnya terlalu tinggi overpriced menyebabkan kurang
efektifnya saham tersebut diperdagangkan. Trading range theory ini sebagian
Universitas Sumatera Utara
besar diakibatkan oleh pengaruh psikologis, karena investor dengan jumlah dana investasi terbatas akan lebih memilih untuk berinvestasi pada jumlah lembar
saham yang lebih banyak ketimbang pada saham dengan jumlah lembar saham yang lebih sedikit, meskipun jumlah yang diinvestasikan sama Griffin, 2010.
Teori ini menyatakan bahwa dengan dilakukannya stock split akan mempengaruhi psikologis investor yang merasa harga suatu saham sudah
terlampau mahal. Manajemen berharap stock split dapat meningkatkan daya beli investor sehingga tetap banyak orang yang mau memperjual-belikannya yang
pada akhirnya akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham.
2.1.3. Pengertian Bid Ask Spread
Menurut Bodie, Kane dan Markus 2006:94, bid-asked spread merupakan selisih antara harga penawaran dan permintaan dealer. Harga beli bid price
merupakan harga yang ingin ditawarkan oleh dealer untuk sebuah sekuritas; harga jual ask price merupakan harga yang diminta oleh dealer yang ingin menjual
sebuah sekuritas. Dealer yang menerima perintah jualbeli dari investor dapat memeriksa seluruh daftar harga jual beli terkini, menghubungi dealer yang
memiliki harga terbaik, dan melakukan perdagangan. Besar kecilnya spread dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu order processing cost, inventory control cost
dan adverse selection cost. Order processing cost
berkaitan dengan biaya transaksi untuk memproses order jual dan order beli. Semakin tinggi biaya yang digunakan untuk memproses
suatu order jual dan atau order beli maka spread saham akan semakin meningkat.
Universitas Sumatera Utara
Inventory control cost merupakan biaya penyesuaian posisi persediaan sekuritas
market maker . Ho dan Stall dalam Arifin 2005:162 menyatakan market maker
akan menaikkan harga beli atau harga jual ketika jumlah persediaan sekuritas menipis dan menurunkan harga jual dan atau harga beli ketika persediaan
sekuritas terlalu banyak. Peningkatan spread yang digunakan untuk mengkompensasi market maker dari risiko karena bertransaksi dengan informed
traders merupakan komponen adverse selection cost dari bid ask spread. Market
maker biasanya akan menurunkan harga beli setiap kali selesai membeli sekuritas
dan menaikkan harga jual setiap kali selesai menjual sekuritas. Menurut Nurmayanti 2009, bid-ask spread merupakan faktor yang
dipertimbangkan investor untuk mengambil keputusan apakah menahan atau menjual sahamnya dan mendapatkan keuntungan dari spread antara harga jual dan
harga beli. Hal ini mengindikasikan bahwa likuiditas saham yang tercermin dari harga saham, volume perdagangan dan return saham akan mempengaruhi bid ask
spread suatu saham. Amihud dan Mandelson dalam Arifin 2005:156
menyatakan bahwa bid ask spread akan semakin besar apabila risiko yang dimiliki oleh suatu saham semakin besar, misalnya saham yang kurang likuid
pasti memiliki risiko yang lebih tinggi.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bid Ask Spread
2.1.4.1. Harga Saham
Definisi harga saham menurut Sartono 2001:141 merupakan nilai sekarang atau present value dari aliran kas yang diharapkan akan diterima.
Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu : nilai buku, nilai pasar dan nilai pasar. Nilai buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan
pembukuan perusahaan penerbit saham emiten. Nilai pasar adalah nilai saham di pasar, yang ditunjukkan oleh harga saham tersebut di pasar. Sedangkan nilai
intrinsik atau dikenal sebagai nilai teoritis adalah nilai saham yang sebenarnya atau seharusnya terjadi.
Dalam membeli atau menjual saham, investor akan membandingkan nilai intrinsik dengan nilai pasar saham bersangkutan. Jika nilai pasar suatu saham
lebih tinggi dari nilai intrinsiknya, berarti saham tersebut tergolong mahal overvalued. Sebaliknya jika nilai pasar saham di bawah nilai intrinsiknya, berarti
saham tersebut tergolong murah undervalued, sehingga dalam situasi ini investor biasanya membeli saham tersebut Tandelilin, 2001:183-184.
Meskipun stock split tidak memberikan manfaat ekonomis terhadap pemegang saham, namun stock split kerap kali dipandang memberikan manfaat
kunci bagi pemegang saham karena harga saham tidak akan turun persis sesuai proporsi dengan kenaikan lembar saham. Untuk split dari satu menjadi dua, harga
saham mungkin tidak turun persis 50 .
Universitas Sumatera Utara
Keown et al 2010:376 berpendapat, spread akan lebih besar untuk mata uang yang jarang diperdagangkan. Hal ini mengindikasikan bahwa tingginya
harga dapat mengurangi permintaan. Sama halnya dengan saham, ketika saham terlalu mahal maka akan jarang diperdagangkansaham kurang likuid, sehingga
menyebabkan spread membesar karena risiko untuk saham tersebut lebih besar. Artinya harga saham berpengaruh positif terhadap bid ask spread. Ketika harga
saham naik maka bersamaan dengan itu bid ask spread saham juga akan mengalami kenaikan.
2.1.4.2.Volume Perdagangan
Menurut Arifin 2005:161-162, kompensasi yang diterima oleh market maker
atas jasa likuiditas sekuritas adalah bentuk bid ask spread yaitu perbedaan antara harga beli dan harga jual sekuritas. Secara konseptual, bid ask spread pada
pasar sekuritas merupakan kompensasi ekonomis yang diberikan kepada market maker
untuk mendorong mereka agar tetap mau memberikan layanan likuiditas. Market maker
diharapkan selalu siap menjual sekuritas ketika ada orang yang mau beli dan siap membeli ketika ada orang yang siap menjual sekuritas. Volume
perdagangan merupakan suatu instrument yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar terhadap informasi melalui parameter volume saham yang
diperdagangkan di pasar Sutrisno, 2000. Nany 2003 menyatakan volume perdagangan yang besar
mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif diperdagangkan. Apabila suatu saham aktif diperdagangkan, maka dealer tidak akan lama menyimpan saham
Universitas Sumatera Utara
tersebut sebelum diperdagangkan sehingga, mengakibatkan menurunnya tigkat bid ask spread
saham.
2.1.4.3. Return Saham
Menurut Tandelilin 2001:47-48, yang menjadi alasan investor berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa melupakan faktor risiko
investasi yang harus dihadapinya. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian
menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan capital gain loss.
Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau
pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Jika kita membeli saham, yield ditunjukkan oleh besarnya dividen yang kita peroleh. Sedangkan
capital gain loss sebagai komponen kedua dari return merupakan kenaikan
penurunan harga suatu surat berharga bisa saham bisa surat berharga jangka panjang, yang bisa memberikan keuntungan kerugian bagi investor. Dalam
kata lain, capital gain loss bisa juga diartikan sebagai perubahan harga sekuritas. Amihud dan Mendelson dalam Arifin 2005:156, menyatakan bahwa
adanya hubungan negatif nonlinear antara likuiditas yang diukur dengan bid ask spread
dengan ekspektasi return. Untuk menarik investor agar mau membeli saham yang kurang likuid, saham yang kurang likuid harus memberikan
ekspektasi return yang lebih tinggi. Selain itu, kurang likuidnya suatu saham menandakan bahwa saham tersebut mengandung risiko yang lebih besar.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Judul Peneliti
Variabel Penelitian
Metode Analsis
Hasil Penelitian
1. Analisis Variabel
yang Berpengaruh
Terhadap Spread Harga Saham
Pada Industri Manufaktur di
Bursa Efek Jakarta Ady,
Ubud dan Harry 2010
Dependen : -
Dividend yield -
Volume perdagangan
- Varian return
- Harga
- Lama terdaftar
Independen : Spread
Model Regresi
Linier Berganda
- Variabel dividend yield dan volume perdagangan mempunyai pengaruh
negatif signifikan, varian return berpengaruh positif signifikan terhadap
spread
. -
Harga saham berpengaruh negatif tidak signifikan dan lama terdaftar
berpengaruh positif signifikan terhadap spread
. - Terdapat multikolinier antara volume
perdagangan dan kapitalisasi pasar sehingga kapitalisasi pasar dikeluarkan
dari model spread. - Varian return adalah variabel yang
paling berpengaruh terhadap spread.
2. Pengaruh Return
Saham, Earnings
, dan Volume
Perdagangan Saham Terhadap
Bid Ask Spread
Sebelum dan Sesudah
Pengumuman Laporan
Keuangan Nurmayanti
2009 Dependen :
- Return saham
Earning -
Volume perdagangan
- Dummy
sebelum dan sesudah
pengumuman laporan
keuangan
Independen: -
Bid ask spread sebelum
pengumuman laporan
keuangan
- Bid ask spread
setelah pengumuman
laporan keuangan
Paired Sample
T-Test Analisis
regresi linear
berganda -
Return saham mempunyai pengaruh signifikan terhadap bid ask spread
saham setelah pengumuman laporan keuangan.
- Earning
berpengaruh signifikan terhadap bid ask spread sebelum
pengumuman laporan keuangan baik dalam kondisi good news maupun bad
news .
- Volume perdagangan mempunyai
pengaruh signifikan terhadap bid ask spread
pada masa sebelum maupun sesudah pengumuman laporan
keuangan, baik dalam kondisi good news
maupun bad news. -
Tidak ada perbedaan pada bid ask spread
pada masa sebelum dan sesudah pengumuman laporan keuangan baik
dalam kondisi good news maupun bad news.
3. Pengaruh Return
Saham, Volume Perdagangan
Saham dan Varian Return
Saham Terhadap Bid-
Ask Spread
Saham Pada Perusahaan
Dependen: -
Return saham -
Volume perdagangan
- Varian return
Independen: Bid-ask spread
sahan Analisis
regresi linear
berganda -
Secara bersama-sama return saham, volume perdagangan, dan varian return
saham berpengaruh signifikan terhadap bid ask spread
saham. -
Variabel return saham dan varian return
secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap bid ask
spread saham yang tergabung dalam
LQ 45 periode tahun 2003-2005 -
Variabel volume perdagangan secara
Universitas Sumatera Utara
Manufaktur yang Tergabung
Dalam Indeks LQ 45 Periode
Tahun 2003- 2005 Ambawti
2008 parsial memiliki pengaruh negatif dan
signifikan terhadap bid ask spread saham yang tergabung dalam LQ 45
periode tahun 2003-2005
4. Analisis Pengaruh Harga
Saham, Return Saham, Varian
Return Saham,
Earnings dan
Volume Perdagangan
Saham Terhadap Bid Ask Spread
Sebelum dan Sesudah
Pengumuman Laporan
Keuangan Nany 2003
Dependen : -
Harga saham -
Return saham -
Varian -
Return Saham -
Earnings -
Volume perdagangan
Independen: -
Bid ask spread sebelum
pengumuman laporan
keuangan
- Bid ask spread
setelah pengumuman
laporan keuangan
Paired Sample
T-Test Analisis
regresi linear
berganda -
Tidak terdapat perbedaan antara bid ask spread
sebelum dan sesudah pengumuman laporan keuangan.
- Harga saham berpengaruh negatif tetapi
signifikan terhadap bid ask spread baik sebelum dan sesudah pengumuman
laporan keuangan. -
Return saham berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap bid ask
spread baik sebelum dan sesudah
pengumuman laporan keuangan. -
Varian return berpengaruh positif dan signifikan terhadap bid ask spread baik
sebelum dan sesudah pengumuman laporan keuangan.
- Earnings berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap bid ask spread sebelum dan sesudah pengumuman
laporan keuangan. -
Volume perdagangan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap bid ask
spread sebelum dan sesudah
pengumuman laporan keuangan -
Harga saham, return saham, varian return, earnings
dan volume perdagangan secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap bid ask spread
baik sebelum dan sesudah pengumuman laporan keuangan.
5. Pengaruh Stock
Split Terhadap
Likuiditas dan Return
Saham di Bursa Efek
Jakarta Sutrisno, Francisca dan
Soffy 2000 Dependen :
- Harga saham
- Volume
perdagangan -
Varian saham -
Abnormal return
Independen : Spread
Paired Sample
T-Test Analisis
regresi linear
berganda -
Stock split hanya mempengaruhi harga, volume perdagangan dan persentase
spread , tetapi tidak mempengaruhi
varians dan abnormal return baik ditinjau secara individual maupun
sebagai sebuah portofolio. -
Harga, volume, dan varians saham menunjukkan tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap spread. -
Jika ditinjau sebagai sebuah portofolio, hanya harga yang mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap spread.
Sumber : Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
2.3. Kerangka Konseptual