Manfaat Penelitian Penelitian Terdahulu

3. Menganalisis perbedaan antara volume perdagangan saham pada masa sebelum dan sesudah stock split. 4. Menganalisis perbedaan antara return saham pada masa sebelum dan sesudah stock split. 5. Menganalisis perbedaan antara bid ask spread pada masa sebelum dan sesudah stock split.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah : a. Bagi emiten, penelitian ini dapat menjadi bahan masukan, pertimbangan dan informasi dalam mengambil kebijakan dan keputusan pada saat terjadi peristiwa stock split. b. Bagi investor, penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan dalam mengambil keputusan pada saat melakukan pembelian maupun penjualan saham ketika terjadi peristiwa stock split. c. Bagi dunia akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dan pandangan mengenai pengaruh stock split di pasar saham. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teoritis

2.1.1. Konsep Pasar Modal yang Efisien

Konsep pasar modal yang efisien memang bisa diartikan secara berbeda untuk tujuan yang berbeda pula. Untuk bidang keuangan, konsep pasar yang efisien lebih ditekankan pada aspek informasi, artinya pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Dalam hal ini, informasi yang tersedia bisa meliputi semua informasi yang tersedia baik informasi di masa lalu misalkan laba perusahaan di masa lalu, maupun informasi saat ini misalkan rencana kenaikan deviden di tahun ini, serta informasi yang bersifat sebagai pendapatopini rasional yang beredar di pasar yang mempengaruhi perubahan harga misal, jika banyak investor yang berpendapat bahwa harga saham akan naik, maka informasi tersebut nantinya akan tercermin pada perubahan harga saham yang cenderung naik Tandelilin, 2001:112. Sebagian orang berpendapat bahwa manajemen sering mempunyai informasi sampingan tentang perusahaan yang tidak bisa disampaikannya kepada investor. Perbedaan aksebilitas ke informasi antara manajer dan investor , yang disebut asimestri informasi ini bisa mengakibatkan harga saham lebih rendah ketimbang dalam kondisi pasti Keown et all, 2010:210. Pembeli dan penjual saham yang rasional akan mempertimbangkan setiap informasi yang ada sebelum akhirnya memutuskan membelimenjual suatu saham tertentu. Mereka akan Universitas Sumatera Utara mempertimbangkan return dan risiko dalam menilai suatu saham. Bagi pembeli, nilai saham merupakan harga maksimum yang berani dibayar untuk saham tersebut dan bagi penjual nilai saham merupakan harga minimal untuk melepas suatu saham. Dalam pasar modal yang kompetitif dimana banyak pemain yang aktif berdagang, interaksi antara banyak pembeli dan banyak penjual akan menghasilkan harga ekuilibrium atau nilai pasar dari tiap-tiap saham. Harga yang terbentuk merupakan cerminan dari tindakan kolektif pembeli dan penjual berdasarkan semua informasi yang mereka miliki. Ketika ada informasi baru muncul, pembeli dan penjual diasumsikan akan menyerap dengan segera informasi tersebut lewat aktivitas penjualan atau pembelian sehingga dengan cepat akan terjadi ekuilibrium harga yang baru.

2.1.2. Stock Split

2.1.2.1. Pengertian Stock Split

Stock split merupakan tindakan memperkecil atau memperbesar nilai nominal saham. Split pemecahan saham dilakukan dengan beberapa alasan, tergantung pada tujuan split apakah untuk memperbanyak jumlah saham split-up atau memperkecil jumlah saham beredar yang biasa disebut dengan split-down Samsul, 2006:190. Tindakan split-up akan meningkatan jumlah saham yang beredar dengan menurunkan nominal per lembar saham di pasar sehingga terjangkau oleh investor. Split 1:2 berarti satu saham lama ditarik dari peredaran dan diganti Universitas Sumatera Utara dengan 2 saham baru tetapi nilai nominal saham baru itu lebih kecil, yaitu ½ dari nominal sebelum pemecahan saham. Sebaliknya, split-down atau reverse split adalah tindakan menurunkan jumlah saham beredar. Tujuan split-down adalah untuk meningkatkan harga saham di pasar agar image perusahaan meningkat. Split-down dilakukan dengan menarik kembali sejumlah saham beredar dan diganti dengan satu saham baru yang nominalnya lebih tinggi akan tetapi tidak mengubah total modal disetor dan total ekuitas. Split-down 5:1 berarti 5 saham lama diganti dengan 1 saham baru. Dengan pemecahan saham, pemegang saham harus menukarkan sahamnya dengan saham baru yang memiliki nilai nominal yang lebih rendah. Sebab jika batas waktu penukaran yang ditetapkan terlampaui, maka saham dengan nilai nominal lama tidak bisa diperdagangkan di bursa Halim, 2005:97. Hal ini menyebabkan, meskipun stock split menambahmengurangi jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham dengan nilai nominal yang lebih kecilbesar, namun stock split tidak akan menyebabkan perubahan nilai kapitalisasi saham tersebut.

2.1.2.2. Tujuan Perusahaan Melakukan Stock Split

Secara umum stock split bertujuan mengendalikan harga saham. Dengan demikian saham lebih mudah dimiliki oleh investor kecil serta adanya peningkatan likuiditas saham perusahaan di pasar modal. Sartono 2001:297 menyatakan bahwa, tujuan dilakukannya stock split adalah untuk menempatkan harga saham dalam trading range tertentu. Sementara Universitas Sumatera Utara Brigham dan Houston 2001 menyimpulakan bahwa, terdapat beberapa studi empiris yang menjadi alasan perusahaan melakukan stock split diantaranya adalah sebagai berikut: a. Secara rata-rata, harga saham akan naik tidak lama setelah perusahaan mengumumkan pemecahan saham atau dividen. b. Kenaikan harga merupakan akibat dari kenyataan bahwa investor menganggap pemecahan sahamdividen itu sebagai isyarat laba dan dividen masa mendatang yang lebih tinggi. Hanya perusahaan yang manajemennya mempunyai anggapan bahwa prospeknya bagus yang cenderung memecah saham mereka, pengumuman pemecahan sahamdividen dianggap sebagai isyarat bahwa laba dan dividen tunai cenderung akan naik. c. Jika suatu perusahaan mengumumkan suatu pemecahan atau dividen saham, harga sahamnya akan cenderung naik. Namun, jika dalam waktu beberapa bulan mendatang perusahaan tidak mengumumkan kenaikan laba atau dividen, harga sahamnya akan turun ke tingkat semula. d. Komisi pialang dalam satuan persentase umumnya lebih tinggi pada saham yang berharga rendah.

2.1.2.3. Reaksi Pasar Terhadap Peristiwa Stock Split

Bagian integral dari kebijakan saham adalah penggunaan stock devidends deviden saham dan stock splits pemecahan saham. Keduanya melibatkan penerbitan lembar saham baru secara pro rata terhadap pemegang saham yang ada sekarang. Menurut Keown et al 2010:221, pengumuman dividend dan stock Universitas Sumatera Utara split dipersepsi sebagai kabar yang baik. Para pendukung stock dividend dan stock split kerap menyatakan bahwa pemegang saham mendapatkan manfaat kunci karena harga saham tidak akan turun persis sesuai proporsi dengan kenaikan lembar saham. Samsul 2006:273 berpendapat bahwa apabila sebuah perusahaan telah merencanakan untuk melakukan split saham, yang akan diusulkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS mendatang, maka hasil RUPS akan diumumkan secara resmi melalui surat kabar dan pemberitahuan manajemen perusahaan kepada pihak Bapepam serta Bursa Efek. Pemberitahuan semacam ini pernah dilakukan pada tanggal 14 Desember 2004. Ternyata reaksi pasar terhadap pengumuman hasil RUPS ini sangat positif karena para investor menilai saham perusahaan ini sangat menguntungkan, yaitu memberikan return sebesar 20 per tahun yang jauh di atas bunga deposito yang hanya sebesar 7. Pelaksanaan split itu sendiri membutuhkan waktu 16 hari setelah tanggal pengumuman. Karena investor memberikan reaksi positif terhadap split ini, maka harga saham naik selama menunggu pelaksanaan split dari tanggal 13 sampai dengan 29 Desember 2004.

2.1.2.4. Teori Stock Split

Seiring dengan perkembangannya, berdasarkan beberapa penelitian terdahulu muncul berbagai teori yang menjelaskan motivasi perusahaan melakukan stock split. Terdapat dua teori utama yang mendominasi literatur stock split adalah signaling theory dan trading range theory Yuliastari, 2008. Universitas Sumatera Utara

1. Signaling Theory

Teori signaling dikembangkan dalam ilmu ekonomi dan keuangan untuk memperhitungkan kenyataan bahwa orang dalam insider perusahaan pada umumnya memiliki informasi yang lebih baik dan lebih cepat berkaitan dengan kondisi mutakhir dan prospek perusahaan dibandingkan dengan investor luar. Munculnya masalah asymmetric information ini membuat investor secara rata-rata memberikan penilaian yang lebih rendah terhadap semua saham perusahaan. Dalam bahasa teori signaling, kecenderungan ini disebut pooling equilibrium karena perusahaan berkualitas bagus dan perusahaan berkualitas jelek dimasukkan dalam ‘pool’ penilaian yang sama Arifin, 2005:11-12. Menurut Griffin 2010, peristiwa stock split sering kali dipandang sebagai kejadian yang positif karena mengindikasikan kinerja perusahaan yang lebih baik di masa depan. Hal ini menyebabkan peristiwa stock split dapat mempengaruhi nilai perusahaan, yang tercermin dari perubahan harga dan volume perdagangan saham yang terjadi. Sehingga pengumuman stock split akan direspon pasar sebagai suatu sinyal yang mempengaruhi harga saham dan volume perdagangan saham.

2. Trading Range Theory.

Sartono 2010:297 berpendapat bahwa tujuan stock split adalah untuk menempatkan harga pasar saham dalam trading range tertentu. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh trading range theory, bahwa manajemen menilai harga sahamnya terlalu tinggi overpriced menyebabkan kurang efektifnya saham tersebut diperdagangkan. Trading range theory ini sebagian Universitas Sumatera Utara besar diakibatkan oleh pengaruh psikologis, karena investor dengan jumlah dana investasi terbatas akan lebih memilih untuk berinvestasi pada jumlah lembar saham yang lebih banyak ketimbang pada saham dengan jumlah lembar saham yang lebih sedikit, meskipun jumlah yang diinvestasikan sama Griffin, 2010. Teori ini menyatakan bahwa dengan dilakukannya stock split akan mempengaruhi psikologis investor yang merasa harga suatu saham sudah terlampau mahal. Manajemen berharap stock split dapat meningkatkan daya beli investor sehingga tetap banyak orang yang mau memperjual-belikannya yang pada akhirnya akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham.

2.1.3. Pengertian Bid Ask Spread

Menurut Bodie, Kane dan Markus 2006:94, bid-asked spread merupakan selisih antara harga penawaran dan permintaan dealer. Harga beli bid price merupakan harga yang ingin ditawarkan oleh dealer untuk sebuah sekuritas; harga jual ask price merupakan harga yang diminta oleh dealer yang ingin menjual sebuah sekuritas. Dealer yang menerima perintah jualbeli dari investor dapat memeriksa seluruh daftar harga jual beli terkini, menghubungi dealer yang memiliki harga terbaik, dan melakukan perdagangan. Besar kecilnya spread dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu order processing cost, inventory control cost dan adverse selection cost. Order processing cost berkaitan dengan biaya transaksi untuk memproses order jual dan order beli. Semakin tinggi biaya yang digunakan untuk memproses suatu order jual dan atau order beli maka spread saham akan semakin meningkat. Universitas Sumatera Utara Inventory control cost merupakan biaya penyesuaian posisi persediaan sekuritas market maker . Ho dan Stall dalam Arifin 2005:162 menyatakan market maker akan menaikkan harga beli atau harga jual ketika jumlah persediaan sekuritas menipis dan menurunkan harga jual dan atau harga beli ketika persediaan sekuritas terlalu banyak. Peningkatan spread yang digunakan untuk mengkompensasi market maker dari risiko karena bertransaksi dengan informed traders merupakan komponen adverse selection cost dari bid ask spread. Market maker biasanya akan menurunkan harga beli setiap kali selesai membeli sekuritas dan menaikkan harga jual setiap kali selesai menjual sekuritas. Menurut Nurmayanti 2009, bid-ask spread merupakan faktor yang dipertimbangkan investor untuk mengambil keputusan apakah menahan atau menjual sahamnya dan mendapatkan keuntungan dari spread antara harga jual dan harga beli. Hal ini mengindikasikan bahwa likuiditas saham yang tercermin dari harga saham, volume perdagangan dan return saham akan mempengaruhi bid ask spread suatu saham. Amihud dan Mandelson dalam Arifin 2005:156 menyatakan bahwa bid ask spread akan semakin besar apabila risiko yang dimiliki oleh suatu saham semakin besar, misalnya saham yang kurang likuid pasti memiliki risiko yang lebih tinggi. Universitas Sumatera Utara

2.1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bid Ask Spread

2.1.4.1. Harga Saham

Definisi harga saham menurut Sartono 2001:141 merupakan nilai sekarang atau present value dari aliran kas yang diharapkan akan diterima. Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu : nilai buku, nilai pasar dan nilai pasar. Nilai buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham emiten. Nilai pasar adalah nilai saham di pasar, yang ditunjukkan oleh harga saham tersebut di pasar. Sedangkan nilai intrinsik atau dikenal sebagai nilai teoritis adalah nilai saham yang sebenarnya atau seharusnya terjadi. Dalam membeli atau menjual saham, investor akan membandingkan nilai intrinsik dengan nilai pasar saham bersangkutan. Jika nilai pasar suatu saham lebih tinggi dari nilai intrinsiknya, berarti saham tersebut tergolong mahal overvalued. Sebaliknya jika nilai pasar saham di bawah nilai intrinsiknya, berarti saham tersebut tergolong murah undervalued, sehingga dalam situasi ini investor biasanya membeli saham tersebut Tandelilin, 2001:183-184. Meskipun stock split tidak memberikan manfaat ekonomis terhadap pemegang saham, namun stock split kerap kali dipandang memberikan manfaat kunci bagi pemegang saham karena harga saham tidak akan turun persis sesuai proporsi dengan kenaikan lembar saham. Untuk split dari satu menjadi dua, harga saham mungkin tidak turun persis 50 . Universitas Sumatera Utara Keown et al 2010:376 berpendapat, spread akan lebih besar untuk mata uang yang jarang diperdagangkan. Hal ini mengindikasikan bahwa tingginya harga dapat mengurangi permintaan. Sama halnya dengan saham, ketika saham terlalu mahal maka akan jarang diperdagangkansaham kurang likuid, sehingga menyebabkan spread membesar karena risiko untuk saham tersebut lebih besar. Artinya harga saham berpengaruh positif terhadap bid ask spread. Ketika harga saham naik maka bersamaan dengan itu bid ask spread saham juga akan mengalami kenaikan. 2.1.4.2.Volume Perdagangan Menurut Arifin 2005:161-162, kompensasi yang diterima oleh market maker atas jasa likuiditas sekuritas adalah bentuk bid ask spread yaitu perbedaan antara harga beli dan harga jual sekuritas. Secara konseptual, bid ask spread pada pasar sekuritas merupakan kompensasi ekonomis yang diberikan kepada market maker untuk mendorong mereka agar tetap mau memberikan layanan likuiditas. Market maker diharapkan selalu siap menjual sekuritas ketika ada orang yang mau beli dan siap membeli ketika ada orang yang siap menjual sekuritas. Volume perdagangan merupakan suatu instrument yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar terhadap informasi melalui parameter volume saham yang diperdagangkan di pasar Sutrisno, 2000. Nany 2003 menyatakan volume perdagangan yang besar mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif diperdagangkan. Apabila suatu saham aktif diperdagangkan, maka dealer tidak akan lama menyimpan saham Universitas Sumatera Utara tersebut sebelum diperdagangkan sehingga, mengakibatkan menurunnya tigkat bid ask spread saham.

2.1.4.3. Return Saham

Menurut Tandelilin 2001:47-48, yang menjadi alasan investor berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan capital gain loss. Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Jika kita membeli saham, yield ditunjukkan oleh besarnya dividen yang kita peroleh. Sedangkan capital gain loss sebagai komponen kedua dari return merupakan kenaikan penurunan harga suatu surat berharga bisa saham bisa surat berharga jangka panjang, yang bisa memberikan keuntungan kerugian bagi investor. Dalam kata lain, capital gain loss bisa juga diartikan sebagai perubahan harga sekuritas. Amihud dan Mendelson dalam Arifin 2005:156, menyatakan bahwa adanya hubungan negatif nonlinear antara likuiditas yang diukur dengan bid ask spread dengan ekspektasi return. Untuk menarik investor agar mau membeli saham yang kurang likuid, saham yang kurang likuid harus memberikan ekspektasi return yang lebih tinggi. Selain itu, kurang likuidnya suatu saham menandakan bahwa saham tersebut mengandung risiko yang lebih besar. Universitas Sumatera Utara

2.2. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Judul Peneliti Variabel Penelitian Metode Analsis Hasil Penelitian 1. Analisis Variabel yang Berpengaruh Terhadap Spread Harga Saham Pada Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta Ady, Ubud dan Harry 2010 Dependen : - Dividend yield - Volume perdagangan - Varian return - Harga - Lama terdaftar Independen : Spread Model Regresi Linier Berganda - Variabel dividend yield dan volume perdagangan mempunyai pengaruh negatif signifikan, varian return berpengaruh positif signifikan terhadap spread . - Harga saham berpengaruh negatif tidak signifikan dan lama terdaftar berpengaruh positif signifikan terhadap spread . - Terdapat multikolinier antara volume perdagangan dan kapitalisasi pasar sehingga kapitalisasi pasar dikeluarkan dari model spread. - Varian return adalah variabel yang paling berpengaruh terhadap spread. 2. Pengaruh Return Saham, Earnings , dan Volume Perdagangan Saham Terhadap Bid Ask Spread Sebelum dan Sesudah Pengumuman Laporan Keuangan Nurmayanti 2009 Dependen : - Return saham Earning - Volume perdagangan - Dummy sebelum dan sesudah pengumuman laporan keuangan Independen: - Bid ask spread sebelum pengumuman laporan keuangan - Bid ask spread setelah pengumuman laporan keuangan Paired Sample T-Test Analisis regresi linear berganda - Return saham mempunyai pengaruh signifikan terhadap bid ask spread saham setelah pengumuman laporan keuangan. - Earning berpengaruh signifikan terhadap bid ask spread sebelum pengumuman laporan keuangan baik dalam kondisi good news maupun bad news . - Volume perdagangan mempunyai pengaruh signifikan terhadap bid ask spread pada masa sebelum maupun sesudah pengumuman laporan keuangan, baik dalam kondisi good news maupun bad news. - Tidak ada perbedaan pada bid ask spread pada masa sebelum dan sesudah pengumuman laporan keuangan baik dalam kondisi good news maupun bad news. 3. Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan Saham dan Varian Return Saham Terhadap Bid- Ask Spread Saham Pada Perusahaan Dependen: - Return saham - Volume perdagangan - Varian return Independen: Bid-ask spread sahan Analisis regresi linear berganda - Secara bersama-sama return saham, volume perdagangan, dan varian return saham berpengaruh signifikan terhadap bid ask spread saham. - Variabel return saham dan varian return secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap bid ask spread saham yang tergabung dalam LQ 45 periode tahun 2003-2005 - Variabel volume perdagangan secara Universitas Sumatera Utara Manufaktur yang Tergabung Dalam Indeks LQ 45 Periode Tahun 2003- 2005 Ambawti 2008 parsial memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap bid ask spread saham yang tergabung dalam LQ 45 periode tahun 2003-2005 4. Analisis Pengaruh Harga Saham, Return Saham, Varian Return Saham, Earnings dan Volume Perdagangan Saham Terhadap Bid Ask Spread Sebelum dan Sesudah Pengumuman Laporan Keuangan Nany 2003 Dependen : - Harga saham - Return saham - Varian - Return Saham - Earnings - Volume perdagangan Independen: - Bid ask spread sebelum pengumuman laporan keuangan - Bid ask spread setelah pengumuman laporan keuangan Paired Sample T-Test Analisis regresi linear berganda - Tidak terdapat perbedaan antara bid ask spread sebelum dan sesudah pengumuman laporan keuangan. - Harga saham berpengaruh negatif tetapi signifikan terhadap bid ask spread baik sebelum dan sesudah pengumuman laporan keuangan. - Return saham berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap bid ask spread baik sebelum dan sesudah pengumuman laporan keuangan. - Varian return berpengaruh positif dan signifikan terhadap bid ask spread baik sebelum dan sesudah pengumuman laporan keuangan. - Earnings berpengaruh negatif dan signifikan terhadap bid ask spread sebelum dan sesudah pengumuman laporan keuangan. - Volume perdagangan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap bid ask spread sebelum dan sesudah pengumuman laporan keuangan - Harga saham, return saham, varian return, earnings dan volume perdagangan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap bid ask spread baik sebelum dan sesudah pengumuman laporan keuangan. 5. Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas dan Return Saham di Bursa Efek Jakarta Sutrisno, Francisca dan Soffy 2000 Dependen : - Harga saham - Volume perdagangan - Varian saham - Abnormal return Independen : Spread Paired Sample T-Test Analisis regresi linear berganda - Stock split hanya mempengaruhi harga, volume perdagangan dan persentase spread , tetapi tidak mempengaruhi varians dan abnormal return baik ditinjau secara individual maupun sebagai sebuah portofolio. - Harga, volume, dan varians saham menunjukkan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap spread. - Jika ditinjau sebagai sebuah portofolio, hanya harga yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap spread. Sumber : Data Diolah Universitas Sumatera Utara

2.3. Kerangka Konseptual

Dokumen yang terkait

Analisis Perbedaan Likuiditas Saham, Return Saham, dan Bid Ask Spread Sebelum dan Setelah Stock Split pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 156 121

Analisis Perbedaan Likuiditas Saham, Return Saham, dan Bid Ask Spread Sebelum dan Setelah Stock Split pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 15 121

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

5 22 132

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 14

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 19

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BID ASK SPREAD PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN STOCK SPLIT (Studi kasus pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode tahun 2011-2013)

0 0 14