risiko yang tinggi juga. Semakin tinggi risiko suatu saham maka semakin besar pula bid ask spread saham tersebut Arifin, 2005:156.
4.3.2. Perbedaan Antara Harga Saham Pada Masa Sebelum dan Sesudah
Stock Split
Berdasarkan hasil pengolahan data, hasil uji beda variabel harga saham sebelum dan sesudah stock split menunjukkan nilai Sig. 2-tailed
sebesar 0,00 yang lebih kecil dari
α. Dengan demikian hasil analisis ini menerima H2 yang berarti terdapat perbedaan harga saham pada masa sebelum dan sesudah stock
split . Hal ini menunjukkan bahwa harga saham bereaksi terhadap peristiwa stock
split .
Perbedaan harga saham pada masa sebelum dan sesudah stock split dapat ditunjukkan dengan rata-rata harga saham sebelum stock split sebesar 8146.93 dan
rata-rata harga saham sesudah stock split sebesar 1498.37. Hasil ini sesuai dengan teori yang mendasari stock split itu sendiri yaitu signaling hypothesis dan trading
range theory yang diungkapkan oleh Griffin 2010 bahwa stock split
dimaksudkan untuk menempatkan harga saham pada trading range tertentu. Yaitu, pada harga yang tidak terlalu mahal menurut investor, sehingga saham
perusahaan tetap likuid. Adanya penurunan rata-rata harga saham sesudah stock split dapat
menurunkan bid ask spread saham karena likuiditas saham yang semakin meningkat. Hal ini dikarenakan, permintaan investor tehadap saham yang di split
meningkat setelah harga saham turun dipecah. Hal ini tersebut menyebabkan
Universitas Sumatera Utara
dealer tidak perlu waktu yang lama untuk menyimpan saham tersebut sehingga
mengurangi biaya penyimpanan saham tersebut.
4.3.3. Perbedaan Antara Volume Perdagangan Pada Masa Sebelum dan
Sesudah Stock Split
Berdasarkan hasil pengolahan data, hasil uji beda variabel volume perdagangan sebelum dan sesudah stock split menunjukkan nilai Sig. 2-tailed
sebesar 0,00 α α=0,05. Dengan demikian hasil analisis ini menerima H3 yang
berarti terdapat perbedaan volume perdagangan pada masa sebelum dan sesudah stock split
. Hal ini menunjukkan bahwa stock split bereaksi terhadap volume perdagangan. Hasil ini didukung oleh hasil uji deskriptif yang menunjukkan rata-
rata volume perdagangan pada masa sebelum stock split sebesar 3594727.55 dan rata-rata volume perdagangan pada masa sesudah stock split sebesar
141191077,08. Artinya sesudah stock split dilakukan volume perdagangan saham mengalami peningkatan. Artinya, tujuan dilakukannya stock split oleh perusahaan
tercapai yaitu, meningkatkan likuiditas saham yang tercermin dari peningkatan volume perdagangan saham pada masa sesudah stock split.
Peningkatan rata-rata volume perdagangan sesudah stock split menunjukkan bahwa permintaan investor cenderung meningkatkan pada saham-
saham yang mengalami stock split. Hal ini mengindikasikan bahwa investor memandang peristiwa stock split sebagai peristiwa yang positif dan menganggap
kinerja perusahaan yang lebih baik di masa depan.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang mendasari stock split yaitu signaling hypothesis
dan trading range theory yang diungkapkan oleh Griffin 2010, bahwa stock split dimaksudkan untuk meningkatkan likuiditas saham yang
tercermin dari peningkatan volume perdagangan saham sesudah stock split dilakukan. Hasil ini juga diperkuat oleh hasil penelitian Lyroudy dan Apostolos
2006 dan Rokhman, Didied dan Kiptiyah 2009.
4.3.4. Perbedaan Antara Return Saham Pada Masa Sebelum dan Sesudah