Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang mendasari stock split yaitu signaling hypothesis
dan trading range theory yang diungkapkan oleh Griffin 2010, bahwa stock split dimaksudkan untuk meningkatkan likuiditas saham yang
tercermin dari peningkatan volume perdagangan saham sesudah stock split dilakukan. Hasil ini juga diperkuat oleh hasil penelitian Lyroudy dan Apostolos
2006 dan Rokhman, Didied dan Kiptiyah 2009.
4.3.4. Perbedaan Antara Return Saham Pada Masa Sebelum dan Sesudah
Stock Split
Berdasarkan hasil pengolahan data, hasil uji beda variabel return saham sebelum dan sesudah stock split menunjukkan nilai Sig. 2-tailed
sebesar 0,491 α α=0,05. Dengan demikian hasil analisis ini menolak H4 yang berarti tidak
terdapat perbedaan return saham pada masa sebelum dan sesudah stock split. Artinya, peristiwa stock split tidak meningkatkan ataupun menurunkan return
saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Sutrisno 2000, yang menyimpulkan
bahwa aktivitas split tidak mempengaruhi return saham
baik secara individual maupun sebagai sebuah portofolio.
Stock split tidak mempengaruhi return saham secara signifikan disebabkan
karena setelah stock split investor telah menukarkan sahamnya dengan saham yang baru dengan nilai nominal yang lebih kecil. Sehingga secara keseluruhan, stock split
tidak menaikkan atau pun menurunkan harga saham secara signifikan.
Universitas Sumatera Utara
4.3.5. Perbedaan Antara Bid Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah
Stock Split
Berdasarkan hasil pengolahan data, hasil uji beda variabel bid ask spread sebelum dan sesudah stock split menunjukkan nilai Sig. 2-tailed
sebesar 0,019
α α=0,05. Dengan demikian hasil analisis ini menerima H5 yang berarti terdapat perbedaan bid ask spread pada masa sebelum dan sesudah stock split.
Adanya perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa pasar bereaksi terhadap adanya stock split. Reaksi pasar ini ditunjukkan dengan adanya rata-rata bid ask
spread sebelum stock split sebesar 0.00888141 dan sesudah stock split sebesar
-0.05108893. Artinya rata-rata bid ask spread mengalami penurunan sesudah stock split
. Penurunan rata-rata bid ask spread saham sesudah stock split
mengindikasikan bahwa tujuan dilakukannya stock split tercapai, yakni menurunkan risiko saham. Hal ini dikarenakan pada masa sesudah stock split
likuiditas saham semakin meningkat sehingga dealer tidak butuh waktu yang lama untuk menyimpan saham sehingga biaya penyimpanan saham tersebut juga akan
kecil. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Forjan McCorry 1995
yang menyimpulkan bahwa persentase bid ask spread mengecil setelah peristiwa stock split
. Namun, berseberangan dengan hasil penelitian Rokhman, Didied dan Kiptiyah 2009 dan Mardiyati 2011 yang menyatakan tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara bid ask spread pada masa sebelum dan sesudah stock split.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan