Skala Diferensial Semantik Semantic Defferensial Scale

Dari contoh tersebut diatas, responden diharapkan akan memilih dengan memberikan tanda silang X terhadap nilai yang sesuai dengan persepsinya. Para peneliti sosial dapat menggunakan skala perbedaan semantik dalam berbagai cara, misalnya menentukan kekuatan kandidat politisi diantara kelompok pemilih, memberikan penilaian kepribadian seseorang, menilai sifat hubungan interpersonal dalam organisasi, serta untuk menilai persepsi seseorang terhadap objek sosial atau pribadi yang menarik dari berbagai dimensi. Dari definisi dan contoh yang sudah disebutkan, sangatlah cocok untuk menilai persepsi masyarakat tentang sifat keberadaan reklame di Jalan Slamet Riyadi yang pada prinsipnya adalah memberikan evaluasi atau penilaian mengenai reklame yang ada dengan sifat dan karakteristiknya. Selain itu, pada skala perbedaan semantik, responden diminta untuk menjawab atau memberikan penilaian terhadap suatu konsep atau objek tertentu, misalnya kinerja pegawai, produktivitas kerja dan kontrol dukungan orang tua terhadap anaknya. Skala ini menunjukan suatu keadaan yang saling bertentangan, misalnya ketat-longgar, tidak pernah dilakukan-sering dilakukan, buruk-baik Riduwan, 2002: 19.

C. Skala Guttman

Skala Guttman merupakan skala kumulatif. Jika seseorang menyisakan pertanyaan yang berbobot lebih berat, ia akan mengiyakan pertanyaan yang kurang berbobot lainnya. Skala Guttman mengukur suatu dimensi saja dari suatu variabel yang multidimensi. Skala Guttman disebut juga skala scalogram yang sangat baik untuk meyakinkan peneliti tentang kesatuan dimensi dari sikap atau sifat yang diteliti, yang sering disebut dengan atribut universal. Pada skala Guttman terdapat beberapa pertanyaan yang diurutkan secara hirearki untuk melihat sikap tertentu seseorang. Jika seseorang menyatakan tidak terhadap pernyataan sikap tertentu dari sederetan pernyataan itu, ia akan menyatakan lebih dari tidak terhadap pertanyaan berikutnya. Jadi skala Guttman merupakan skala yang digunakan untuk jawaban yang bersigat jelas tegas dan konsisten. Misalnya: yakin-tidak yakin; ya-tidak; benar-salah; positif-negatif; pernah-belum pernah; setuju-tidak setuju dan lain sebagainya. Data diperoleh dapat berupa data interval atau ratio dikotomi dua alternatif yang berbeda Riduwan, 2002.

D. Metode Penelitian Hukum

Ilmu hukum dan ruang lingkup pembahasannya ialah membicarakan tentang ilmu hukum yang disebut Rechtswetenschap Belanda, Jurisprudence InggrisAmerika atau Juriprudence Jerman, ilmu hukum digambarkan sebagai suatu disiplin ilmu yang mempunyai cakupan yang luas Curzon, 1979: v. Ilmu hukum mencakup dan membicarakan segala hal yang berhubungan dengan hukum Rahardjo, 1991: 3. Begitu luasnya ilmu hukum menyebabkan pro dan kontra mengenai hukum sebagai ilmu pengetahuan Knowledge, Van Appeldoom 1932 dalam bukunya Inleiding Tot de Studie van de Rechtswetenschap Recht banyak dipakai dalam kajian hukum di Indonesia sama sekali tidak mempergunakan ilmu hukum pada judulnya. Sebenarnya Van Appeldoom tidak mengakui seluruh kajian tentang hukum sebagai ilmu hukum Soejono dan Abdurahman, 2003: 85, dalam uraian pada bagian bukunya dia berpendapat kajian tentang perundang-undangan, peradilan, dan ajaran- ajaran hukum tidak termasuk dalam lingkup ilmu hukum tetapi termasuk masalah “seni hukum”. Namun bahasan menyangkut sosiologi hukum, sejarah hukum dan perbandingan hukum ia masukan dalam kelompok yang disebut ilmu hukum, sehingga konsep ilmu hukum dari Van Appeldoom hanya terbatas pada tiga disiplin hukum tersebut itu saja. Sementara itu Bellefroid 1952 mewakili yang lain masih berkeyakinan bahwa ilmu hukum itu memang benar-benar merupakan suatu ilmu dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai sebuah ilmu dan sekali lagi tentu mempunyai kaitan erat dengan persoalan metodologis. Perdebatan tersebut perlu dikaji lebih mendalam dalam penulisan tesis ini karena mengandung implikasi metodologis. Walaupun kemudian buku Van Appeldoom tersebut disempurnakan oleh P. Van Djik dan kawan-kawan cetakan ke-18, tahun 1985 dengan mengganti beberapa pada bagian buku tersebut, tetap saja menimbulkan penilaian bernada sinis dari Curzon 1979: 12-13 dan tentunya ini mempunyai implikasi metodologis.