Media Reklame Pada Jendela atau Pintu Window Door Sign

No JENIS REKLAME JUMLAH 1 Single Board reklame berukuran besar ukuran 5X10 baik vertikal maupun horizontal termasuk Bando dan JPO jembatan penyebrangan orang 16 2 Mini Board sebagian menempel pada bangunan atau toko ataupun diatas bangunan dengan ukuran: 4X6; 8X2; 8X6; 5X1 855 3 Panggung Reklame dikelola oleh pemerintah 4 4 Reklame menurut jenis pemancangan patoknya 56 Jumlah 931 Sumber: Rangkuman Dipenda, 2005 3 Titik belum terjual dari hasil lelang Desember 2005

4.1.5 Rumusan Analisis Karakteristik Reklame di Jalan Slamet Riyadi

Dari hasil pengklasifikasian menurut karakteristik reklame di Jalan Slamet Riyadi dan hasil observasi langsung menunjukan bahwa reklame komersial lebih menonjol dibandingkan dengan reklame non-komersial. Hal tersebut disebabkan sifat reklame sebagai media alat promosi berusaha selalu membuat perbedaan dalam setiap pemasangannya dibanding reklame non-komersial, misalnya saja dilihat dari pencahayaan yang sangat terang, ukuran yang besar, konstruksi yang menarik perhatian dan tempatnya yang selalu ditengah-tengah kerumunan atau ditempat yang konsentrasi masyarakat selalu banyak. Lain halnya dengan reklame non-komersial yang cenderung pasif. Dilihat dari bentuk dan ukurannya yang kecil, titik lokasinya juga kadang tidak selalu ditempat yang strategis dan kadang tanpa pencahayaan. Sangat wajar karena reklame non- komersial tidak dikenakan pajak retribusi walaupun kadang muatannya sangat berguna bagi masyarakat umum. Hal tersebut jelas sangat berbeda dengan komersial. Seharusnya pemerintah daerah sebagai pengelola reklame lebih menata reklame komersial dan reklame non-komersial menurut fungsinya, karena dilapangan seringkali terlihat saling tumpang tindih antara kedua jenis reklame tersebut.

4.2 Analisis Pajak Reklame Sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah

4.2.1 Signifikasi Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah

Komponen yang memberikan konstribusi terhadap penerimaan PAD pada tahun 2002 adalah pajak daerah yaitu sebesar 46,61 persen. restribusi daerah menempati posisi kedua sebesar 44,59 persen dan Laba Perusahaan Daerah dan Hasil Kekayaan Daerah yang di pisahkan memberikan konstribusi yang paling kecil yaitu sebesar 1,04 persen. Sedangkan pada tahun 2003 Restribusi Daerah yang memberikan konstribusi sebesar 48,67 persen. Pajak Daerah dan Laba Perusahaan Daerah dan Hasil Kekayaan Daerah yang di pisahkan masing-masing memberikan konstribusi sebesar 44,98 persen dan 1,21 persen. TABEL IV.2 RINCIAN PAJAK DAERAH KOTA SURAKARTA 2001-2003 No Uraian 2001 Growth 2002 2002 2003 Growth 2003 1 Pajak Hotel restoran 5.579.260.003 35,1 13,16 6.313.586.283 30,1 7.622.424.556 20,73 a. Pajak Hotel - - - - - 3.458.368.936 14,0 b.Pajak Restoran - - - - - 4.164.055.593 16,9 2 Pajak Hiburan 1.308.556.252 8,2 41,63 1.853.325.607 8,8 2.007.544.227 8,1 8,32 3 Pajak Reklame 967.325.153 6,1 45,01 1.402.712.288 6,7 1.804.690.293 7,3 28,66 4 Pajak Penerangan Jalan 7.734.822.404 48,7 43,28 11.082.793.568 52,9 13.162.299.593 53,4 18,76 5 Pajak Pemanfaatan ABT dan AP 290.339.900 1,8 0,24 291.033.250 1,4 - - - 6 Pajak Parkir - - - - - 60.050.000 0,2 Pajak 15.880.305.713 100 31,88 20.943.452.998 100 24.657.008.669 100 17,73 Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Surakarta 2003