No Uraian
2002 2003
1 Pos Pajak
Daerah 20.961.500.000 7,83 24.656.997.669 6,57
2 Pos Restribusi
Daerah 20.603.986.697 7,70 26.678.119.563 7,11
3 Pos Bagian Laba Usaha Daerah
475.210.000 0,18
664.397.000 0,18
4 Pos Lain-Lain PAD Yang Sah
2.881.444.605 1,08 2.816.170.006 0,75
Bagian Pendapatan Yang Berasal Dari Pemberian Pemerintah Dan Atau Instansi
Yang Lebih Tinggi 198.427.368.209 74,12 260.313.989.585 69,39
1 Pos Bagi Hasil Pajak
19.167.368.209 7,16
22.750.788.461 6,02
2 Pos Bagi Hasil Bukan Pajak
870.000.000 0,32
701.204.124 0,19
3 Pos Dana Rutin Daerah
4 Pos
Dana Pembangunan
Daerah 5
Pos Penerimaan Lainnya 6
Pos Dana Alokasi Umum 178.390.000.000 66,63 232.341.997.000 61,93
7 Pos Dana Alokasi Khusus
0,00 4.700.000.000
1,25
Bagian Pinjaman
Daerah 0,00 7.000.000.000 1,87
A. Pinjaman Dalam
Negeri 0,00 7.000.000.000 1,87
Bagian Lain-Lain Penerimaan Yang Sah 0,00
30.038.203.356 8,01
1 Penerimaan Dari Propinsi
0,00 25.943.254.096
6,92 2 Penerimaan
Lain-Lainnya 0,00
4.094.949.260 1,09
Bagian Urusan Kas Dan Perhitungan 18.086.870.000
6,76 18.670.345.294
4,98
1 Iuran Wajib
Pegawai 11.202.588.000 4,18 13.222.586.904 3,52
2 Penerimaan Pph
Ps.21 6.132.887.000 2,29 4.682.673.390 1,25
3 Potongan Tabungan Uang Muka
Perumahan Peg. 751.395.000 0,28 765.085.000 0,20
Jumlah Total 267.714.755.960 100,00 375.153.930.188 100,00
Keterangan: Yang Diterima Bruto
Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kota Surakarta 2003
Dari aspek penggunaan anggaran, sumber pendapatan Pmerintah Daerah dapat dikelompokkan sebagai penerimaan umum dan penerimaan khusus.
Penerimaan umum adalah semua jenis penerimaan yang padat digunakan untuk segala pengeluaran daerah. Termasuk dalam penerimaan umum adalah semua jenis
penerimaan kecuali DAK. Penerimaan khusus adalah penerimaan yang dikaitkan dengan kegiatan pemerintah tertentu, dan DAK adalah jenis penerimaan itu.
3.4 Reklame di Kota Surakarta
3.4.1 Kriteria Strategis Lokasi Reklame
Apabila reklame diartikaan sebagai benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk suasana dan corak ragamnya untuk tujuan komersial, digunakan
untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang atau pun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau
oarang yang ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca dan atau didengar dari suatu tempat oleh umum kecuali yang dilakukan oleh pemerintah. Maka nampak
jelas tersurat bahwa reklame terutama ditunjukan untuk menarik perhatian orang.
Artinya dimana disana terdapat banyak orang baik yang yang berdiam atau sekedar melintas, maka akan semakin strategis nilai sebuah kawasan untuk pemasangan
reklame. Bertitik tolak pada pemikiran di atas, maka dalam dalam penentuan tingkat
strategis tidaknya suatu kawasan paling tidak digunakan tiga indikator utama yaitu trafffic keramaian lalu lintas kendaraan sekitar lokasi titik kawasam, density
kepadatan keramaian orang sekitar lokasi titik kawasan dan activity center keberadaan pusat aktivitas sekitar lokasi titik kawasan.
Indikator pertama yakni keramaiankepadatan lalu lintas dipergunakan sebagai indikator dengan logika bahwa kendaraan baik roda dua maupun roda
empat yang melintas lokasititikkawasan tentunya membawa pengendara serta penumpang yang punya potensi untuk ditarik perhatiannya terhadap pesan sebuah
reklame yang terpasang. Dengan menghitung banyak kendaraan yang melintas selama satu jama kemudian dapat ditentukan tingkat kepadatan lalu lintasnya
apakah masuk kategori rendah, sedang dan tinggi. Pada gilirannya kemudian digabung dengan dua indikator lain, indikator ini akan menentukan tingkat stretgis
sebuah lokasi titik. kawasan. Sebagai catatan pengamatan kepadatan lalu lintas dilakukan pada hari biasa dan hari khusus pasaran, hari libur dsb, jam sibukramai
dan jem sepi lalu lintas di cari rat-ratanya. Catatan lain, karena kendaraan roda empat secara rata-rata membawa penumpang dua kali lebih banyak dibanding roda
dua, maka perhitungannya dilipat duakan. Indikator pertama ini perlu diperkuat juga dengan pertimbangan yang sifatnya
non kuantitatif agar kesimpulan yang diperoleh tidak missleading. Salah satu pertimbangan tersebut misalnya adalah tingkat kerawanan atau suatu titikkawasan
terhadap kecelakaan lalu lintas. Suatu titik kawasan boleh jadi dari segi traffic ramai namun karena rawan kecelakaan contoh perempatan jalan tanpa traffic light
tentunya tidak akan dikategorikan strategis untuk pemasangan reklame. Indikator kedua densitas mengukur kepadatan orang baik yang berdomisili
maupun sekaedar jalan tanpa kendaraan yang melintas kawasan. Kategori yang dipergunakan sama yakni rendah, sedang dan tinggi. Common sense mengatakan