Metode Penelitian Hukum Teknik Analisis
Bagaimanapun penilaian mereka mengenai ilmu hukum harus kita terima dengan kepala dingin. Oleh karena itu pada penilitian tesis ini tidak ada salahnya
mencoba mengutip apa yang dikemukakan Sunaryati Hartono 1991, beliau menyatakan bahwa sudah tidak perlu diragukan lagi, bahwa hukum itu jelas
merupakan bidang ilmu yang sudah sangat tua dari ilmu-ilmu alam. Hanya saja pada abad ke-19 hukum oleh aliran empirisme dan ilmu-ilmu murni sekonyong-konyong
dianggap tidak ilmiah, karena mengandung nilai-nilai, bahkan bersumber pada suatu filsafat moralitas dan kehidupan bermasyarakat Hartono, 1991: 15.
Bilamana mengakui ilmu hukum sebagai ilmu maka sebagai konsekuensinya juga harus mengakui adanya apa yang dinamakan metodologi ilmu hukum atau
setidak-tidaknya ada yang dinamakan metode ilmu hukum. Berdasarkan dari tuntutan hukum sebagai ilmu pengetahuan Claim Knowledge, maka perumusan
konsep hukum juga tidak dapat dilepaskan dari unsur empiris yang menjadi dasarnya, atau dengan perkataan lain, konsep-konsep hukum itu harus mempunyai
dasar empiris Rahardjo, 1991: 306. Pendapat ini dapat menjadi landasan untuk dikembangkan bilamana ilmu hukum tetap pada pendirian, bahwa ilmu hukum
adalah sebagai bagian ilmu sosial dalam artian sebagai ilmu empiris. Pendapat lain mengenai pola kajian terhadap hukum dikemukakan oleh
Soetandyo Wignyosubroto, hukum adalah sebuah konsep dan tidak ada konsep tunggal mengenai apa yang disebut dengan hukum. Sepanjang sejarah pengkajian
hukum tercuat 3 konsep hukum yang pernah dikemukakan. Pertama, konsep yang berwarna moral dan filosofis, yang melahirkan cabang kajian hukum yang amat
moralis. Kedua, merupakan konsep positif, tidak hanya yang austinian melainkan juga yang Pragmatik Realis dan yang Neo Kantian atau Kelsenian, yang melahirkan
kajian kajian-kajian ilmu hukum positif. dan Ketiga, adalah konsep sosiologik atau antropologik, yang kemudian melahirkan kajian-kajian sosiologi hukum,
antropologi hukum atau cabang kajian yang akhir-akhir ini banyak dikenal dengan nama “Hukum dan Masyarakat” Wignyosoebroto, 1980: 2.
Hal senada diungkapkan oleh Ronny Hanityo Soemitro mengemukakan bahwa dalam meninjau hukum sebagai institusi sosial yang secara nyata berkaitan
dengan variabel-variabel sosial lainnya. Hukum sebagai gejala sosial yang bersifat empiris disatu pihak dapat dipelajari sebagai suatu variabel yang mempengaruhi
atau independen variabel yang menimbulkan pengaruh dengan akibat-akibat pada berbagai kehidupan masyarakat, sedangkan dilain pihak hukum dapat dapat
dipelajari sebagai variabel yang dipengaruhi atau dependen variabel, yang timbul sebagai hasil atau resultante dari berbagai kekuatan sosial. Sebagai variabel yang
dipengaruhi disebut sosiologi hukum, sedangkan studi terhadap hukum sebagai variabel yang mempengaruhi disebut studi hukum dan masyarakat Soemitro, 1990:
3. Uraian dua pakar tersebut menggambarkan secara jelas mengenai dua konsep
yang paling mendasar tentang hukum, bukan hanya mengambarkan perbedaaan pendapat tentang hukum, akan tetapi juga sekaligus menggambarkan dua sisi
dari hukum. Pertama; hukum sebagai gejala normatif karena tempatnya ada di alam cita dan sudah barang tentu akan selalu bersifat abstrak, dan yang kedua; hukum itu
adalah suatu yang bersifat nyata karena merupakan gejala sosial dan tempatnya adalah di dalam alam realitas.
Penelitian tesis dengan judul “Persepsi Masyarakat Tehadap Keberadaan Reklame dan aspek legal hukumnya di Jalan Slamet Riyadi Kota Surakarta”
ini merupakan penelitian hukum yang akan melihat gejala-gejala sosial tingkat pendidikan, pendapatan, pekerjaan, aktivitas masyarakat yang berdomisili Jalan
Slamet Riyadi, beraktivitas dan masyarakat pengguna dan pemanfaat media reklame sebagai alat promosi untuk menilai keberadaan reklame di Jalan Slamet Riyadi
dilihat apakah sesuai dengan produk hukum yang ada, dengan menggunakan indikator-indikator yang keluar dari aspirasi masyarakat lewat kuisioner.