Risiko sistemik
a. Risiko sistemik
Dalam bagian ini akan dibahas mengenai penyebab masalah sistemik di perbankan. Oleh karena itu dapat ditawarkan definisi risiko sistemik dan menggunakan definisi tersebut untuk risiko sistemik yang timbul khususnya di sektor perbankan.
Risiko sistemik berbeda dibandingkan dengan gangguan besar yang berdampak terhadap seluruh lembaga keuangan. Banyak tekanan besar dari sumber yang sama terhadap lembaga keuangan. Namun hal tersebut bukanlah risiko sistemik. Sebagai contoh adanya penurunan pengeluaran aggregat (misalnya karena meningkatknya terms of trade sehingga memberi- kan tekanan pada ekspor). Penurunan tersebut dapat meningkatkan kegagalan kredit dan menurunkan pendapatan beberapa bank. Namun apabila hal tersebut tidak mempengaruhi solvensi dari bank, penurunan likuiditas perbankan yang menyebabkan kegagalan pasar kredit atau berfungsinya sistem keuangan dan perekonomian maka kondisi tersebut hanya dianggap sebagai tekanan yang memiliki sumber yang sama.
Demikian pula, mungkin terjadi masalah sistemik namun hanya memberikan dampak yang kecil dibandingkan dengan krisis perbankan. Oleh karena itu, apabila kita mendefinisikan risiko sistemik sebagai krisis perbankan atau keuangan yang besar saja artinya kita kurang memperhati- kan masalah sistemik yang dapat terjadi pada cakupan yang lebih kecil. Hal tersebut menyebabkan perlu memisahkan antara krisis sistemik dan tekanan yang besar yang dapat mempengaruhi lembaga keuangan secara keseluruhan.
Selanjutnya apa yang membedakan risiko sistemik dan tekanan yang sumbernya sama tersebut dan berpotensi sistemik? Kita perlu mendefini- sikan tentang risiko sistemik.
Risiko sistemik menjadi signifikan apabila gangguan awal yang ditransmisikan melalui jaringan yang menghubungkan antara perusahaan, rumah tangga dan lembaga keuangan mengarah atau menjadi gagal atau merusak jaringan tersebut.
Jaringan adalah pasar atau mekanisme lain yang digunakan oleh perusahaan, rumah tangga dan lembaga keuangan untuk melakukan tran- saksi ekonomi diantara mereka.Hal ini untuk menjelaskan bahwa ada perbedaan antara risiko sistematik dan risiko sistemik. Risiko sistematik tidak mencerminkan adanya kegagalan atau tidak bekerjanya hubungan antara perusahaan, rumah tangga dan lembaga keuangan. Namun apabila terjadikegagalan atau tidak bekerjanya jaringan tersebut maka risiko sistematik menjadi sistemik (ada unsur penularan dan keterkaitan).
Contoh klasik dari risiko sistemik keuangan yang signifikan adalah kasus Herstatt atau risiko sistem pembayaran yang melanda pasar uang di New York pada tahun 1974. Kegagalan sistem tersebut adalah karena fraud dari kantor cabang Herstatt yang menyebabkan jatuhnya sistem pasar uang antar bank New York-CHIPS. Fitur utama kegagalan ini adalah karena ketiadaannya delivery against payment di pasar uang pada saat itu. Fraud tersebut menyebabkan transfer dalam AS$ tidak dapat dilakukan dan menyebabkan kekeringan (tidak berfungsinya) di pasar antar bank (tidak ada yang mau membayar dan menjadi terekspose dengan risiko counterparty) dan tidak ada bank yang bersedia menanggung beban karena terkena dampak pada surat-surat berharga dan setelmen transaksi lainnya. Kondisi ini telah mengancam sistem keuangan AS.
Definisi yang kami tawarkan relatif lebih spesifik dibandingkan dengan definisi lain yang pernah dinyatakan dalam paper-paper lain.Asumsi umum yang digunakan adalah bahwa setiap tekanan ekonomi yang menyebabkan tekanan dalam sistem keuangan yang meluas atau terjadinya insolvensi dari lembaga keuangan adalah krisis sistem keuangan. Hasil itu juga dapat masuk dalam definisi yang ditawarkan tersebut. Sebagai contoh, apabila terjadi tekanan yang besar- dari luar dan kejadian yang epidemik maka konsekuensi yang akan terjadi adalah insolvensi yang meluas, dan kegagalan pasar serta mekanisme lain yang mendukung aktivitas perekonomian.
Definisi ini akan bermanfaat khususnya apabila terjadi krisis sistemik yang melibatkan sektor keuangan dengan skala yang besar dan insolvensi para pelaku pasar. Dengan membedakan risiko-risiko yang dapat menyebabkan kegagalan berbagai jaringan di perbankan dan jasa-jasa keuangan, kita dapat mengidentifikasi aksi yang spesifik untuk melakukan mitigasi terhadap risiko tertentu. Definisi tersebut akan lebih baik dibandingkan dengan pendekatan ‘ one size fits all” untuk melakukan analisa dan merespon potensi risiko sistemik.
Pada saat ini sedang berkembang analisa jaringan keuangan khususnya menerapkan analisa sistem adaptif yang kompleks yang sering dilakukan dalam biologi dan ilmu alam. Oleh karena itu, pendekatan-pendekatan baru tersebut dapat mengembangkan model-model yang dapat menjawab permasalahan sistem keuangan yang tidak stabil.
Selain itu, dalam perkembangannya, lembaga multilateral juga telah memberikan kontribusi terhadap definisi risiko sistemik yang bersumber dari dua dimensi, yaitu:
dengan contoh beberapa instrumen: countercyclical capital, loan to value ratio, dynamic provision dll
pada suatu titik waktu, dengan contoh instrumen: systemic capital surcharges, systemic liquidity surcharges dll