Landasan Teori Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori
V. Landasan Teori Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori
New Keynesian mengenai karakeristik model ekonomi makro dan kekakuan harga, Pendekatan ini memiliki pondasi ekonomi mikro yang kuat dan terdapat konsistensi antara ekonomi mikro dengan makro. Teori New Keynesian memiliki elemen-elemen yang mendekati karakteristik perekonomian Indonesia seperti adanya ketidakseimbangan ekonomi yang dipicu oleh kejutan baik di sisi permintaan maupun sisi penawaran serta adanya kekakuan harga dan upah yang ditetapkan di atas biaya marjinal. Gordon (1990) menjelaskan karakteristik utama dari pendekatan new- Keynesian sebagai berikut. Pertama, adanya kekakuan harga dan upah dalam jangka pendek sehingga perekonomian tidak dalam keseimbangan, tingkat output rendah dan kurang efisien. Ketidakseimbangan tersebut bersifat persisten sehingga penyesuaian harga menuju kesimbangan menjadi lambat dan memerlukan waktu yang cukup lama dan diperlukan intervensi pemerintah dalam bentuk interaksi kebijakan moneter dan fiskal untuk membawa perekonomian menuju keseimbangan atau untuk menghindari fluktuasi output dan kesempatan kerja dalam jangka pendek. Deviasi output sekarang pada saat harga kaku dengan output pada saat harga fleksibel penuh disebut sebagai kesejangan output (output gap). Secara ekonomi mikro, kesenjangan output digerakkan oleh penetapan harga di atas biaya marjinal.
Kedua, adanya perilaku penetapan harga oleh agen ekonomi seperti perusahaan monopoli atau oligopoli. Ketiga, adanya interaksi antar agen ekonomi dan setiap agen ekonomi melakukan optimisasi. Keempat, meng- gabungkan antara ekspektasi nalar dan optimisasi agen ekonomi. Se- seorang dapat dikatakan rasional apabila ia menggunakan semua informasi yang ada, termasuk model yang benar, dalam membentuk ekspektasinya. Dalam menetapkan harga, perusahaan mempertimbangan semua elemen yang terkait di masa yang akan datang seperti ekspektasi inflasi dan mempertahankan rata-rata ekspektasi harga di atas biaya marjinal. Kelima, New Keynesian mengakui mengenai peranan uang dalam menyebabkan Kedua, adanya perilaku penetapan harga oleh agen ekonomi seperti perusahaan monopoli atau oligopoli. Ketiga, adanya interaksi antar agen ekonomi dan setiap agen ekonomi melakukan optimisasi. Keempat, meng- gabungkan antara ekspektasi nalar dan optimisasi agen ekonomi. Se- seorang dapat dikatakan rasional apabila ia menggunakan semua informasi yang ada, termasuk model yang benar, dalam membentuk ekspektasinya. Dalam menetapkan harga, perusahaan mempertimbangan semua elemen yang terkait di masa yang akan datang seperti ekspektasi inflasi dan mempertahankan rata-rata ekspektasi harga di atas biaya marjinal. Kelima, New Keynesian mengakui mengenai peranan uang dalam menyebabkan
Teori new Keynesian mengenai kurva Phillips dibangun atas dasar kontrak Calvo (Calvo, 1982) di mana inflasi sekarang dipengaruhi oleh ekspektasi inflasi dan kesenjangan output sekarang maupun kesenjangan output yang akan datang. Penetapan harga kontrak menyebabkan terjadinya kekakuan harga. Dalam kerangka pengaturan Calvo Pricing, perusahaan mengubah harga pada periode berbeda. Struktur penetapan harga yang berbeda menghasilkan berbagai spesifikasi model kurva Phillips new Keynesian. Beberapa elemen dalam kurva Phillips new Keynesian adalah sebagai berikut (Gali dkk., 2000). Pertama, adanya inflasi yang stabil (steady state) dan biasanya terkait dengan inflasi aktual atau target inflasi. Kedua, inflasi sekarang dipengaruhi oleh ekspektasi inflasi. Jika ekspektasi inflasi semakin bermuatan elemen penglihatan ke depan, kurva Phillips akan semakin tegak. Untuk mempengaruhi ekspektasi inflasi ke depan kebijakan moneter harus lebih sistematis, kredibel dan transparan. Ketiga, inflasi sekarang juga dipengaruhi oleh biaya marjinal riil yang merupakan elemen utama bagi perusahaan dalam menetapkan harga. Perusahaan yang beroperasi dalam pasar tidak sempurna dan menghadapi kurva permintaan ke arah bawah, maka keuntungan maksimal akan dicapai dengan menetapkan mark-up di atas biaya marjinal. Hubungan antara perilaku biaya marjinal individu perusahaan, mark-up dan dinamika inflasi merupakan unsur penting dalam model kurva Phillips new Keynesian yang pada akhirnya akan mempengaruhi permintaan agregat. Keempat, parameter yang dibangun dalam kurva Phillips new Keynesian berkaitan langsung dengan perilaku agen ekonomi yang relatif lebih stabil sehingga bebas dari kritikan Lucas.
Dalam usahanya untuk mempengaruhi permintaan agregat, kebijakan moneter dan fiskal menghadapi masalah ketidakpastian mengenai struktur ekonomi, ketidakpastian dampak dari kebijakan terhadap perekonomian, goncangan eksogen dalam perkonomian serta pemilihan yang tepat terhadap sasaran kebijakan yang akan dicapai. Dalam mempengaruhi permintaan Dalam usahanya untuk mempengaruhi permintaan agregat, kebijakan moneter dan fiskal menghadapi masalah ketidakpastian mengenai struktur ekonomi, ketidakpastian dampak dari kebijakan terhadap perekonomian, goncangan eksogen dalam perkonomian serta pemilihan yang tepat terhadap sasaran kebijakan yang akan dicapai. Dalam mempengaruhi permintaan
Kedua, kebijakan diskresi yakni melakukan reaksi dengan cara unik atau khusus terhadap suatu kondisi perekonomian tertentu dengan menggunakan semua informasi yang tersedia maupun kesalahan kebijakan di masa lalu. Kebijakan diskresi adalah kebijakan konsisten menurut waktu (time consistentcy) dan cenderung mencoba memaksimalkan kese- jahteraan sosial pada tingkat ekspektasi tertentu. Selain itu, insentif untuk merubah kebijakan diskresi di masa mendatang akan terjadi jika terdapat perubahan kondisi perekonomian. Ketiga, kaidah tetap (fixed rule) yakni menetapkan suatu kaidah secara independen tanpa mempersoalkan kondisi perekonomian seperti kaidah Friedman (menganjurkan perlunya menjaga pertumbuhan jumlah uang beredar pada angka yang stabil tanpa memperhatikan kondisi perekonomian), kaidah McCallum (1988) dan Taylor (1993).