Kebijakan makroprudensial

b. Kebijakan makroprudensial

Definisi kebijakan makroprudential masih berkembang dan belum mengarah pada satu kesimpulan akhir.Beberapa lembaga multi lateral dan bank sentral telah mencoba untuk memberikan definisi kebijakan makroprudensial. Secara umum, berbagai definisi sepakat dengan tujuan dilakukannya kebijakan makroprudensial adalah dalam rangka pencegahan terjadinya risiko sistemik dan upaya untuk mengurangi biaya krisis sebagai tujuan akhir.

Selain itu, Working Group G30 telah memberikan definisi kebijakan makroprudensial yang mencakup 4 (empat) komponen, yaitu:

Kebijakan makroprudensial ditujukan untuk mengidentifikasi, meng- analisa dan memberikan respon kebijakan yang tepat bagi sistem keuangan secara keseluruhan dan tidak terkonsentrasi pada suatu institusi secara individu ataupun kebijakan ekonomi tertentu.

Sistemik Kebijakan makroprudensial bertujuan meningkatkan ketahanan sis-

tem keuangan dan mengurangi risiko sistemik yang inheren dalam sistem keuangan yang disebabkan oleh keterkaitan ( interconnected- ness) antar institusi, kerentanan terhadap shock dan kecenderungan institusi keuangan untuk bergerak secara procyclical yang berpotensi meningkatkan volatilitas siklus keuangan.

Kebijakan makroprudensial menggunakan berbagai perangkat peng- awasan prudensial, baik yang sifatnya berkesinambungan maupun yang digunakan bilamana diperlukan untuk memitigasi kecenderungan procyclical, serta menerapkannya dalam rangka meminimalisasi risi- ko sistemik dan meningkatkan ketahanan sistem keuangan dalam menyerap risiko tersebut.

Institusi yang bertanggung jawab mengimplementasikan kebijakan makroprudensial harus melakukan tukar menukar informasi mengenai kebijakan moneter, fiskal dan kebijakan pemerintah lainnya dengan memperhatikan tanggung jawab utama instansi lain yang terkait.

Berbagai institusi internasional dan bank sentral juga memberikan definsi terhadap kebijakan makroprudensial. Diantaranya adalah: Berbagai institusi internasional dan bank sentral juga memberikan definsi terhadap kebijakan makroprudensial. Diantaranya adalah:

untuk membatasi risiko dan biaya krisis sistemik (BIS working papers, Macoprudential policy - a literature review, February 2011)

yang ditujukan untuk memelihara kestabilan intermediasi keuangan (misalnya jasa-jasa pembayaran, intermediasi kredit dan penjaminan atas risiko) terhadap perekonomian (Bank of England (2009), “he Role of Macroprudential Policy”, Bank of England Discussion Paper)

Definisi kebijakan makroprudensial menunjukkan bahwa cakupan kebijakan ini cukup luas. Oleh karena itu dalam implementasinya untuk mencapai stabilitas sistem keuangan, kebijakan makroprudential akan berinteraksi dengan berbagai kebijakan lainnya misalnya kebijakan mo- neter, kebijakan fiskal, kebijakan mikroprudensial dan kebijakan lainnya (perlindungan konsumen, tata kelola dll) (lihat Gambar 1). Namun, kebijakan makroprudensial harus menjadi pilihan utama apabila kebijakan yang akan dilakukan terkait dengan upaya untuk membatasi terjadinya risiko sistemik.

Sebagai contoh adalah interaksi kebijakan makroprudensial dengan kebijakan mikroprudensial dan kebijakan moneter. Hal ini karena kedua kebijakan tersebut akan memberikan pengaruh kepada biaya risiko kepada sistem keuangan dan perekonomian. Semakin besar cadangan yang di- bentuk dengan penerapan kebijakan mikroprudensial maka semakin kecil peranan kebijakan makroprudential. Demikian halnya dengan kebijakan moneter. Apabila kecenderungan kebijakan moneter lebih mendukung pada ketidakseimbangan maka peranan kebijakan makroprudensial juga semakin kecil. Oleh karena itu perlu untuk digaris bawahi bahwa kebijakan makroprudential tidak dapat menggantikan kebijakan lain secara umum, Sebagai contoh adalah interaksi kebijakan makroprudensial dengan kebijakan mikroprudensial dan kebijakan moneter. Hal ini karena kedua kebijakan tersebut akan memberikan pengaruh kepada biaya risiko kepada sistem keuangan dan perekonomian. Semakin besar cadangan yang di- bentuk dengan penerapan kebijakan mikroprudensial maka semakin kecil peranan kebijakan makroprudential. Demikian halnya dengan kebijakan moneter. Apabila kecenderungan kebijakan moneter lebih mendukung pada ketidakseimbangan maka peranan kebijakan makroprudensial juga semakin kecil. Oleh karena itu perlu untuk digaris bawahi bahwa kebijakan makroprudential tidak dapat menggantikan kebijakan lain secara umum,

Selain itu, untuk kebijakan mikro dan makro prudensial perlu di- bedakan secara konsepsi untuk menghindarkan konflik kepentingan yai- tu bahwa kebijakan mikroprudensial ditujukan untuk mengatasi risiko idiosyncratic dan perlindungan nasabah sedangkan kebijakan makropru- densial ditujukan untuk mengatasi risiko sistemik.

Gambar 1. Kerangka Kebijakan Stabilitas Keuangan dan Kebijakan Makroprudensial

Sumber: Brockmeijer, et.al, (2011)