Formulasi Kebijakan Fiskal
A. Formulasi Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal paling penting dalam masa orde baru di bawah kepemimpinan presiden Soeharto adalah pelaksanaan anggaran secara berimbang. Awal masa pemerintah orde baru dibawah kepemimpinan presiden Soeharto diawali dengan berbagai permasalahan dibidang ekonomi. Tingkat inflasi yang sangat tinggi ( hyper inflation), defisit neraca perdagangan, tingginya beban utang luar negeri, defisit anggaran dan buruknya kondisi perekonomian; menjadi problem besar yang harus segera diatasi.
Beberapa kebijakan pengelolaan ekonomi yang ditempuh awal pemerintahan orde baru adalah : (1) Membangun kembali infrastruktur ekonomi yang rusak (jalan, pelabuhan, listrik, irigasi); (2) Pengendalian Beberapa kebijakan pengelolaan ekonomi yang ditempuh awal pemerintahan orde baru adalah : (1) Membangun kembali infrastruktur ekonomi yang rusak (jalan, pelabuhan, listrik, irigasi); (2) Pengendalian
Pada APBN 1967 terjadi defisit sebesar Rp 2,66 miliar rupiah atau
3 persen dari total pengeluaran Negara yang besarnya Rp 87,55 miliar. Dalam upaya menjaga stabilitas ekonomi terutama dalam menurunkan laju inflasi, pemerintah orde baru mulai menerapkan Anggaran berimbang ( balanced budget). Kebijaksanaan anggaran berimbang yang dinamis terutama ditujukan untuk menyesuaikan pengeluaran dengan penerimaan, sehingga Tabungan Pemerintah dapat terhimpun dalam rangka tercapainya usaha untuk dapat membiayai pembangunan dengan kemampuan sendiri. Usaha untuk itu antara lain dilakukan melalui peningkatan penerimaan dalam negeri, terutama penerimaan bukan minyak.
Strategi penerapan anggaran berimbang berhasil mengendalikan inflasi. Defisit APBN ditutup dengan hutang luar negeri, tanpa disertai pencetakan uang baru seperti yang terjadi pada masa pemerintahan orde lama. Laju inflasi pada tahun 1966 yang mencapai 637 persen setahun atau
53 persen rata-rata per bulan, turun drastis menjadi 112 persen pada tahun 1967. Penurunan laju inflasi terus berlanjut, pada tahun 1968 sebesar 79 persen, dan tahun 1969 turun lagi menjadi hanya 11 persen.
Dalam memenuhi kecukupan pangan masyarakat, pemerintah orde baru terus berusaha menekan harga beras. Upaya dilakukan dengan pe- ningkatan produksi melalui pengadaan penyediaan pupuk dan insektisi-
da, penemuan bibit unggul PB-5 dan PB-8 serta penyuluhan pertanian. Untuk mencukupi kebutuhan pasokan beras, juga dilakukan kebijakan import untuk menutupi kebutuhan beras jangka pendek. Di samping itu Pemerintah telah pula menempuh kebijaksanaan harga pembelian beras. Kebijakan ini dilakukan dapat meningkatkan daya beli para petani sehingga da, penemuan bibit unggul PB-5 dan PB-8 serta penyuluhan pertanian. Untuk mencukupi kebutuhan pasokan beras, juga dilakukan kebijakan import untuk menutupi kebutuhan beras jangka pendek. Di samping itu Pemerintah telah pula menempuh kebijaksanaan harga pembelian beras. Kebijakan ini dilakukan dapat meningkatkan daya beli para petani sehingga
Dengan bermodalkan hasil-hasil stabilisasi dan rehabilitasi yang telah dicapai selama dua tahun masa pemerintahan orde baru, untuk menciptakan suatu landasan yang kokoh serta iklim yang sehat dalam melancarkan usaha-usaha pembangunan, tahun anggaran 1969-1970 di- tetapkan sebagai tahun pertama pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA). REPELITA bertujuan sebagai rencana tahapan dalam pendapatan nasional dan pendapatan per kapita serta memperluas kesempatan kerja bagi rakyat Indonesia. APBN merupakan alat untuk melaksanakan program-program pembangunan secara berkelanjutan, yang telah dijabarkan dalam REPELITA.
Dari sisi perpajakan, Pemerintahan orde baru melakukan reformasi sistem pajak pada tahun 1967. DPR mengesahkan perubahan Undang- Undang yang terkait dengan metode pengenaan pajak. Dengan sistem pembayaran pajak yang baru, pembayar pajak memiliki dua cara dalam membayar pajak. Metode pertama adalah menghitung sendiri kewajiban pajak individu yang harus dibayar. Dengan menggunakan metode ini, wajib pajak diberikan keleluasaan untuk menghitung sendiri jumlah pajak yang harus mereka bayar dan menyerahkan pajak ke kantor pajak. Metode kedua adalah penghitungan pajak dilakukan oleh petugas pajak. Dengan sistem ini beban petugas pajak dalam menghitung pajak menjadi berkurang, dan masyarakat diberikan kesadaran dalam memenuhi kewajiban membayar pajak.
Reformasi perpajakan pada masa pemerintah orde baru terjadi lagi pada tahun 1983 dengan diundangkannya 3 (tiga) ketentuan perpajakan yaitu: UU Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP), Undang-Undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, dan Undang-Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang PPN/PPnBM. Tujuan utama reformasi perpajakan ini untuk menanggulangi berbagai kelemahan dan kerumitan dari perpajakan.
Dengan stabilitas politik dan keamanan yang semakin mantap, pemerintah orde baru mulai mengundang investor baik domestik maupun Dengan stabilitas politik dan keamanan yang semakin mantap, pemerintah orde baru mulai mengundang investor baik domestik maupun