W
s
: Waktu rata-rata menunggu dalam sistem c
: Jumlah saluran pelayanan paralel dalam sistem
3.2. Hipotesis Statistik
Hipotesis adalah suatu asumsi, anggapan atau dugaan yang belum tentu kebenarannya, kadang ada juga yang menyebutkannya dengan kesimpulan
sementara. Data biasanya digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan, tetapi
hanya data atau fakta yang benar yang tepat untuk dasar pengambilan keputusan. Kalau informasi itu masih bersifat dugaan atau kesimpulan sementara, maka
masih ada kemungkinan benar atau salah, sehingga harus diuji dulu kebenarannya. Kalau tidak diuji dulu padahal salah, maka keputusan yang kita ambil akan tidak
tepat. Hipotesis yang dirumuskan dengan harapan akan ditolak disebut hipotesis
nol dan dilambangkan dengan H
0.
H merupakan hipotesis pegangan sementara,
sehingga memungkinkan untuk memutuskan apakah sesuatu yang diuji masih sebagaimana yang dispesifikasikan oleh H
atau tidak. Penolakan H
mengakibatkan penerimaan suatu hipotesis alternatif yang dilambangkan dengan H
1,
yaitu keputusan yang ditentukan apabila yang diuji tidak sebagaimana yang dispesifikasikan oleh H
0.
Hipotesis nol mengenai suatu parameter populasi harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga menyatakan dengan pasti sebuah nilai bagi parameter
itu, sedangkan hipotesis alternatifnya dapat mempunyai beberapa kemungkinan
Universitas Sumatera Utara
nilai. Jadi bilamisalnya H menyatakan hipotesis nol bahwa p = 0,5 bagi suatu
populasi binom, maka hipotesis dapat berupa p 0,5, p 0,5, atau p ≠ 0,5
tergantung galat percobaan yang diinginkan dua arah atau satu arah.
3.3. Uji Keseragaman dan Kecukupan Data
Secara teoritis, menguji keseragaman data adalah pekerjaan yang berdasarkan teori-teori stastistik tentang peta-peta kontrol yang biasanya
digunakan dalam melakukan pengendalian kualitas di pabrik-pabrik atau tempat kerja lain.
Pengukuran waktu kerja dilakukan terhadap metode kerja yang dipandang lebih baik. Namun sering kali operator atau pekerja tidak mengetahui terjadinya
perubahan-perubahan dalam metode kerja. Memang perubahan merupakan suatu yang wajar, karena bagaimanapun juga suatu sistem tidak dapat dipertahankan
tetapi harus terus menerus pada keadaan yang sama. Keadaan sistem yang selalu berubah dapat diterima, asalkan perubahannya adalah memang sepantasnya
terjadi. Akibat perubahan metode kerja ini, waktu penyelesaian yang dihasilkan
sistem selalu berubah-ubah, namun harus dalam batas kewajaran. Dengan kata lain, harus seragam. Mendapatkan data yang seragam adalah yang menjadi tugas
pengukur. Ketidak seragaman data dapat terjadi tanpa disadari, sehingga dibutuhkan suatu alat yang dapat mendeteksi. Batas-batas kontrol yang dibentuk
dari data, merupakan batas seragam tidaknya data. Data dikatakan seragam bila berada diantara kedua batas kontrol, dimana data berasal dari system sebab yang
Universitas Sumatera Utara
sama dan data dikatakan tidak seragam, yaitu berasal dari sistem sebab yang berbeda jika berada di luar batas kontrol.
Sedangkan Uji kecukupan data, dilakukan dengan memakai rumus sebagai berikut:
2 2
2
− =
∑ ∑
∑
i i
i
X X
X N
s k
N Dimana nilai N’
≤ N pengamatan.
Uji ini dilakukan untuk melihat apakah data yang kita ambil sudah cukup menggambarkan dari populasi data yang kita ambil sehingga data yang kita ambil
tidak bias.
3.4. Peristiwa Diskrit dan Sebaran Data