BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
PT Mark Dynamics Indonesia merupakan perusahaan manufakur yang bergerak di bidang produksi cetakan sarung tangan yang terbuat dari keramik.
Hasil produksi PT Mark Dynamics Indonesia kemudian oleh konsumennya akan digunakan sebagai cetakan untuk pembuatan sarung tangan karet oleh pabrik
sarung tangan. Salah satu proses pada pembuatan cetakan sarung tangan yaitu proses
pencucian washing. Proses ini membersihkan secara manual hasil dari proses filling pengisian tanah liat ke tempat cetakan sehingga berbentuk tangan yang
telah dikeringkan. Setelah proses pencucian selesai, maka benda kerja akan dibawa ke departemen selanjutnya untuk diproses sesuai dengan jenis yang
diinginkan oleh konsumen. Pada proses pencucian, lini produksi di bagi atas 3 lini. Pembagian ini
dilakukan supaya memudahkan pengawasan dari leader. Pembagiaan ini dimulai dari departemen Filling sampai selanjutnya termasuk departemen Washing.
Departemen Washing merupakan departemen yang sering terjadi masalah antrian. Gejala-gejala terjadi antara lain berupa banyaknya benda kerja yang
menunpuk sebelum proses pencucian, lamanya waktu dalam sistem departemen washing, operator yang hampir tidak pernah menganggur dan yang terakhir yang
tampak adalah perbedaan jumlah output yang mampu dilayani dengan input yang
Universitas Sumatera Utara
masuk dalam sistem. Realita ini seharusnya tidak terjadi apabila sistem antrian terdapat keseimbangan antara pelayanan dengan kedatangan entitiy.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, benda kerja yang menumpuk sebelum proses pencucian mencapai 6 troli satu troli maksimal 300
unit benda kerja sedangkan di departemen lain hanya 3-4 troli saja. Sedangkan rata-rata lamanya waktu satu benda kerja dalam sistem departemen washing
mencapai lebih dari 30 menit padahal waktu pencucian hanya berkisar 2,5-5 menit tergantung ukurannya. Terakhir gejala masalah antrian terlihat dengan perbedaan
sekitar lebih dari 600 unit antara input yang masuk dengan output benda kerja yang selesai dicuci selama jam kerja normal 6,67 jam. Selisih ini dikerjakan
pada jam kerja lembur. Untuk mengatasi hal itu, perusahaan mengambil kebijakan dengan
memberlakukan jam kerja lembur pada lini yang mengalami penumpukan. Pekerjaan lembur ini diberikan pada tenaga kerja yang sudah berpengalaman yang
memiliki output kerja yang diatas rata-rata sehingga bisa menutupi kekurangan tersebut dengan bekerja lebih lama dari yang lain. Namun hal ini seharusnya
merupakan kebijakan darurat yang sifatnya sementara dan terntunya tidak baik jika terjadi terus menerus. Kebijakan ini beresiko karena seorang tenaga kerja
yang bekerja lembur terus menerus rentan akan sakit akibat kelelahan Penumpukan terjadi karena adanya proses antrian yang cukup besar
sebelum dilayani oleh suatu pelayanan. Antrian merupakan suatu fenomena alam yang terjadi apabila permintaan terhadap pelayanan pada waktu tertentu melebihi
Universitas Sumatera Utara
kapasitas pelayanan pada waktu yang sama.
1
Sebelumnya, telah ada penelitian-penelitian tentang penyelesaian masalah antrian menggunakan teknik simulasi yaitu “Simulation Of Queues In
Manufacturing Systems” Marius Nica, Lucian, Macedon Ganea, Gheorghe Donca, 2008, “Discrete-Event Simulation Of Queues With Spreadsheets: A
Teaching Case” Marco Aurélio De Mesquita, Alvaro Euzebio Hernandez, 2006 dan “Penentuan Jumlah Operator Stasiun Pengepakan dengan Menggunakan
Metode Simulasi
”
Lidia., 2009. Semua penelitian ini berbentuk simulasi Pada banyak hal, tambahan fasilitas
pelayanan dapat diberikan untuk mengurangi antrian atau untuk mencegah timbulnya antrian.
Pada penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan penelitian mengenai sistem antrian di departemen Washing pada PT Mark Dynamics Indonesia dengan
menggunakan teknik simulasi ProModel. Teknik simulasi digunakan karena sistem antrian yang
batch dalam 1 troli yang jumlahnya berbeda beda dan memiiki waktu antar kedatangan yang berbeda. Sistem antrian juga semakin rumit dianalisis
secara manual karena adanya informasi berupa ukuran yang membedakan nilai waktu pelayanan dari benda kerja.
Simulasi juga memberikan berbagai ide alternatif rancangan tanpa menimbulkan biaya, waktu implementasi sistem yang lama serta
resiko kegagalan dalam melakukan perbaikan suatu sistem. Adapun perangkat simulasi yang digunakan adalah ProModel yang memiliki kelebihan dalam
permodelan dan simulasi di bidang manufaktur.
1 Sinulingga, Sukaria. Pengantar Teknik Industri. Yogyakarta:Graha Ilmu. 2008. Hal - 247
Universitas Sumatera Utara
stokastik dimana kedatangan dan pelayanan sistem bernilai secara probabilistik bernilai acak dan memperhitungkan ketidakpastian uncertainty
1.2. Rumusan Masalah