pembuatan Teh Botol Sosro mempunyai tingkat kemanisan sekitar 9° brix ° brix merupakan persentase sukrosa yang terkandung pada gula dan kemasannya
50 kggoni.
b. Bahan Penolong
Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan pada proses produksi untuk melengkapi dan memperbaiki mutu produk serta merupakan bagian dari
produk akhir. Bahan tambahan yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Filter Aid Celaton
Tepung yang digunakan pada cosmos filter untuk menyaring Teh Cair Pahit dan sirup sehingga berwarna bening.
2. Chlorine Digunakan untuk proses pengolahan air untuk membunuh bakteri,
membilas botol dan sanitasi peralatan. 3.
Pasir Silika Digunakan sebagai media penyaring pada sand filter pada proses
pengolahan air agar dapat menyaring benda – benda asing yang terlarut dalam air yang diolah.
4. Kaustik Soda NaOH
Produksi Supplier : PT. Duta Kimia dan Mkarindo Jaya Chemical
Kemasan : 25 kg Zald
Pemesanan : 1000 kg per bulan
Universitas Sumatera Utara
Digunakan pada saat proses pencucian botol pada bottle washer sebagai deterjen.
c. Bahan Tambahan
Bahan penolong adalah bahan yang digunakan langsung atau tidak langsung dalam rangka memperlancar proses produksi tetapi tidak ikut dalam
produk akhir. Bahan penolong yang digunakan adalah sebagai berikut: 1.
Botol Botol merupakan kemasan untuk menyimpan teh cair manis. Botol juga
berfungsi sebagai pengenal produk brand image. Produksi
: PT. Mulia Glass Jenis
: Botol Teh Botol Sosro Ukuran 220 ml Kemasan
: Botol Kosong dan Palet Botol
2. Crown Cork
Crown Cork digunakan sebagai penutup botol agar teh cair manis tidak tumpah saat didistribusikan. Pada crown cork sudah tercantum merek
perusahaan. Produksi
: PT. Ancol Terang Jenis
: Crown Cork TBS Bahan Baku : Tin Free Steel
Lapisan dalam Crown Cork : PVC Poly Vinyl Chlonide Kemasan
: Dus Karton dengan ukuran 500 x 330 mm
Universitas Sumatera Utara
3. Krat
Satuan produksi minuman ringan adalah krat. 1 krat berisi 24 botol Teh Botol Sosro.
Produksi : PT. Mulia Glass
Jenis : TBS Krat Merah
4. Ink Solution
Ink tinta digunakan sebagai bahan untuk mencetak kode produksi untuk
setiap botol.
2.5.2. Uraian Proses
Uraian proses yang diberikan adalah uraian proses produksi pembuatan Teh Botol Sosro. Sebelum proses pembuatan Teh botol Sosro dimulai dilakukan
pengolahan air Water Treatment terlebih dahulu karena air merupakan faktor penentu dalam proses pembuatan minuman Teh botol Sosro.
Water Treatment adalah proses penanganan air untuk pemurnian terhadap kandungan-kandungan di dalam sumur baik yang bersifat kimia dan fisika.
Maksud dan Tujuan dilakukan proses Water Treatment adalah agar diperoleh air yang jernih, tanpa rasa warna sesuai standar
2. Proses Pembuatan Teh Cair Pahit TCP
Teh wangi
melati Jasmine Tea dimasukkan ke dalam extract tea tank
dari pintu sisi belakang tanki yang ditutup rapat kemudian air dari buffer tank III dialirkan melalui plateheat exchanger yang akan mendidihkan air sampai
suhunya 105ºC. Penyeduhan ini dilakukan dengan selama 60 menit pada suhu
Universitas Sumatera Utara
90 ºC dan tujuannya untum mengextract kandungan tanin dalam teh, karena tanin merupakan komponen teh yang mempengaruhi warna, aroma, dan rasa
pada teh. Setelah penyeduhan selesai, extract tea tank langsung memisahkan ampas tehnya karena di dalam extract tea tank terdapat saringan ynag terbuat
dari kasa. Teh yang telah terpisah dari ampasnya akan mengalai penyaringan tahap awal yang tujuannya adalah untuk memisahkan kotoran kasar lainnya.
Penyaringan ini terjadi didalam Niagara filter yang kemudian dilanjutkan dengan penyaringan tahap kedua dengan filtrox filter yang mempunyai 30
lapisan dengan ukuran 0.4 mikron. Penyaringan ini tujuannya untuk menyaring teh cair pahit TCP dari material halus sehingga akan diperoleh
TCP yang sesuai dengan standar sosro.
3. Proses Pembuatan Sirup
Gula dimasukkan sebanyak 500 kgbatch kedalam sugar dissolver tank melalui pengumpan lalu dicampur dengan air panas dengan suhu 105ºC. Air
yang digunakan adalah air softener yang dilewatkan melalui Plat Heat Exchanger PHE dengan temperatur keluar 70 – 80
C. Proses yang terjadi di Plat Heat Exchanger PHE adalah proses pertukaran atau perpindahan panas
antara steam temperatur tinggi dan air softener bertemperatur rendah. Proses pemasakan gula dilakukan di dalam hopper lalu dipompakan ke
desorver tank berfungsi sebagai tempat pelarutan dan pengadukan gula. Di desorver tank penambahan air softener dilakukan.
Proses berlangsung selama 30 menit dengan suhu sekitar 60 – 80 ºC. Setelah menjadi sirup, larutan dialirkan ke Niagara filter untuk penyaringan
Universitas Sumatera Utara
tahap awal yang bertujuan untuk menyaring partikel kecil dan menjernihkan sirup. Sirup dialirkan ke softener untuk menghilangkan kesadahannya. Sirup
yang telah jernih dialirkan ke buffer syrup.
4. Proses Pembuatan Teh Cair Manis TCM
Pencampuran Syrup dan TCP dilakukan di mix tank dalam keadaan panas. Kapasitas mix tank 6200 liter yang dilengkapi dengan pemanas yang
berbentuk spiral menggunakan media steam dan thermometer. Temperature di dalam mix tank berkisar 90 – 95
C dilakukan pengendalian kualitas standar produksi untuk kadar kemanisan dan warna teh cair. Campuran sirup dan TCP
filtrate volume 5000 liter dikirim ke mix tank dengan lama waktu berkisar 45 – 60 menit diaduk untuk dihomogenkan. Pada saat volume 1000 liter, dengan
menjalankan pompa transfer syrup di transfer dengan volume 1000 liter dari buffer tank. Operator QC mengambil sample melalui kran melalui mix tank
untuk diukur tingkat kemanisannya di laboratorium QC. Penentuan tingkat kemanisan dilakukan dengan menggunakan refractometer. Warna disuaikan
dengan warna yang telah menjadi standar sosro, dimana standar warna sosro
ada 3 yaitu A, B, dan C. Standar warna A berwarna pucat, standar warna B gelap dan standar warna C lebih gelap dari B. Standar warna yang dipakai
adalah standar warna B
+
yaitu antara warna B dan C. Bila tingkat warna dan tingkat kemanisan teh sesuai dengan standar sosro, maka TCM siap ditransfer
ke bottling line dengan lama waktu berkisar 90 menit maka dilanjutkan dengan penyaringan di bag filter yang tujuannya hanya untuk memastikan
Universitas Sumatera Utara
tidak masuknya benda asing ke TCM pada saat sirkulasi yang dapat mempengaruki produk akhir.
5. Pembotolan
TCM yang dihasilkan dikemas dalam botol kaca yang mempunyai volume 220 ml. Karena investasi untuk botol cukup mahal, maka dapat dipakai prinsip
pengembalian botol returnable bottle, artinya konsumen hanya memnbeli isinya saja tidak dengan botolnya. Proses pembotolan bottling line dapat
dilihat pada gambar 2.6. Didalam gudang Peti Botol ini, botol dipisahkan dari crate secara manual oleh operator, kemudian botol dan crate disortir.
Tujuannya adalah untuk memisahkan botol yang sangat kotor, botol yang tidak terlalu kotor dan botol yang masih layak digunakan, Proses yang terjadi
pada pembotolan adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Manual Depalitizer
Decrater
Botol Kosong Crate Kosong
Botol kosong dari PB Peti Botol
Crate washer Botol washer
Light Inspection Botol Kosong
Filler Crowner
Light Inspection TBS
Printer
Crater
Manual Palletizer
Gudang PI Peti Isi Botol asing,
Sompel,karat, Botol kusam
TBS kurang dari 220 ml
Gambar 2.6. Jalur Pembotolan Bottling Line
Universitas Sumatera Utara
a. Pensortiran Botol
Peti berisi botol kosong kotor dibawa dari gudang dengan memakai forklift. Botol dipisahkan dari peti memakai mesin autz packer. Mesin
mengambil botol kosong dari peti dan meletakkanya di chain conveyor. Pada tahap awal operator akan mensortir botol. Botol –botol kotor berat,
kena cat, pecah , berjamur lumut akan disisihkan. Untuk botol kotor berat, berjamur, kena cat yang masih bisa digunakan akan dibersihkan
secara manual.
b. Pencucian Botol
Botol yang lewat penyortiran dibawa chain conveyor ke mesin washer. Proses pencucian botol pada mesin washer terdiri dari beberapa tahap
pencucian dengan tujuan agar botol bersih dan steril. Tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Preposition Spraying
Tahap ini merupakan tahap pembasahan awal dimana botol akan disemprot dengan air yang tujannnya adalah untuk menghilangkan
kotoran yang mudah lepas. b.
Preposition Soaking Tahap ini botol mengalami pencelupan yang tujuannya untuk
melunakkan kotoran yang tidak mudah lepas dapat terlepas dengan mudah.
c. LYE I
Universitas Sumatera Utara
Tahap ini disebut juga tahap penyabunan dimana larutan yang digunakan sebagai bahan sabun adalah NaOH. Botol mengalami
pencelupan dan penyemprotan dengan air yang berkekuatan tinggi. d.
LYE II Tahap ini botol akan mengalami pembilan tahap awal. Tujuan proses
ini untuk membersihkan botol dari kotoran-kotoran yang masih melekat pada permukaan botol.
e. Hot Water I
Tahap ini dilakukan dengan pembilasan sisa NaOH dengan suhu tinggi. Suhu tinggi dimaksudkan untuk mematikan bakteri dan
mikroba lainnya yang tahan terhadap panas. Pembilasan dilakukan dengan cara penyemprotan air panas pada bagian luar dan dalam botol.
f. Hot Water II
Tahap ini botol mengalami penyemprotan ulang pada bagian luar dari dalam botol dengan air panas sehingga botol benar-benar bersih dari
larutan sabun dan mikroba. g.
Fresh Water Tahap ini botol disemprot dengan air segar yang panas untuk
mensterilisasi dan untuk memastikan kebersihan, botol sehingga botol yang keluar dari mesin pencuci benar-benar dalam keadaan bersih dari
kotoran dan bakteri. Proses pencucian botol dilakukan dengan membuat laju alir air berlawanan
dengan masuknya botol. Hal ini bertujuan untuk menghemat energi dan
Universitas Sumatera Utara
efisiensi penggunaan air. Pencucian krat kosong dilakukan dengan menggunakan mesin crate washer. Air yang dipakai berasal dari hot water
I, dimana prinsip pencuciannya hanya penyemprotan bagian luar dan dalam krat. Setelah bersih krat masuk ke crater yaitu mesin yang
digunakan untuk pengemasan produk jadi.
a. Light Inspection I