Tahap Optimasi Terhadap 2 Variabel yang Paling Berpengaruh

5.2.3. Tahap Optimasi Terhadap 2 Variabel yang Paling Berpengaruh

Dari 3 variabel yang diduga berpengaruh, setelah dihitung efek – efeknya ternyata ada 2 variabel yang paling berpengaruh dan penting dalam percobaan optimasi. Maka jumlah pengamatan menjadi 2 2 = 4 pengamatan. Adapun 2 variabel yang berpengaruh yaitu 2 , 1 x x dengan level rendah -1 dan level tinggi +1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.9. Tabel 5.9. Level Optimasi 2 2 Desain Faktorial Level Faktor -1 +1 1. Suhu 1 x 95 100 2. Waktu peyeduhan 2 x 20 25 Salah satu hasil pengujian yang diharapkan adalah penetuan titik optimum dari rancangan percobaan. Salah satu cara yang dapat digunakan adalh dengan metode Steepest Ascent. Desain matrik yang terpilih untuk eksperimen faktorial untuk desain 2 3 adalah : X X 1 X 2 +1 -1 -1 X= +1 +1 -1 +1 -1 +1 +1 +1 +1 Dimana transpose matriksnya adalah : Universitas Sumatera Utara +1 +1 +1 +1 X`= -1 +1 -1 +1 -1 -1 +1 +1 Untuk menghitung nilai b dari persamaan b = X`X 1  X`Y, maka terlebih dahulu X`X dihitung dan hasilnya adalah : 4 0 0 X`X= 0 4 0 0 0 4 1 0 0 X`X= 0 1 0 0 0 1 Dimana invers dari X`X adalah 14 0 0 X`X 1  = 0 14 0 0 0 14 Dan untuk menghitung nilai b adalah Universitas Sumatera Utara +1 +1 +1 +1 y 1 X`X 1  X`Y= -1 +1 -1 +1 y 2 -1 -1 +1 +1 y 3 y 4 Nilai Y berasal dari rata – rata nilai untuk masing – masing perlakuan yaitu : variabel suhu A, variabel kecepatan putar B dan variabel waktu C. Y 1  4 1247.25 1151.06 1125.36 1249.13    = 20 , 1193 4 4772,80  Y 2 = 4 1301.10 1270.25 1290.12 1269.06    63 , 1282 4 5130,53   Y 3 = 4 1274.31 1261.20 1190.21 1137.17    = 72 , 1215 4 4862,89  Y 4 = 4 1350.01 1312.07 1299.29 1301.17    = 63 , 1315 4 5262,54  Universitas Sumatera Utara Untuk mendapatkan kondisi optimum dari 2 variabel yang berpengaruh tersebut maka digunakan persamaan linier yang memuat 2 variabel sebagai berikut : Y = 2 2 1 1 b b X X b o   Dan perhitungan matriksnya adalah +1 +1 +1 +1 1193,20 5007,18 Y= -1 -1 +1 +1 1282,63 = 0,930 -1 +1 -1 +1 1215,72 0,924 1315,63 Sehingga b dapat dihitung : +1 +1 +1 +1 5007,18 1251,79 b= -1 -1 +1 +1 0,930 0,232 -1 +1 -1 +1 0,924 0,231 Setelah harga – harga b telah diperoleh maka nilai – nilai tersebut didistribusikan ke dalam persamaan berikut : Maka Y = 2 2 1 1 b b X X b o   Sehingga persamaan tersebut menjadi : Y = 1251,79 + 0,232 X 1 + 0,231 X 2 Kemudian dari persamaan ini akan dicari nilai X 1 dan X 2 yang akan memberikan nilai Y optimum dari turunan pertama tersebut yaitu dengan rumus : Universitas Sumatera Utara 1 X Y   = 0 Maka 1 X Y   = 0,232 + 0,231 X 2 = 0 0,231 X 2 = 0,232 X 2 = 0.998 1 X Y   = 0,232 X 1 + 0,231 = 0 0,232 X 1 = 0,231 X 2 = 0,995 Setelah nilai X 1 dan X 2 diketahui maka untuk menghitung level optimum X 1 dan X 2 digunakan rumus : Perubahan Level Xs = X Rendah Level - X Rendah Level - M H M X i LevelTingg X um LevelOptim opt Sehingga, Level optimum untuk suhu X 1 adalah : Perubahan Level Xs = X Rendah Level - X Rendah Level - M H M X i LevelTingg X um LevelOptim opt 0,995 = 95 100 95 1   Opt X Opt X 1 = 0,995 100-95+95 = 4,97 + 95 = 99,97 Universitas Sumatera Utara Level optimum untuk suhu X 2 adalah : Perubahan Level Xs = X Rendah Level - X Rendah Level - M H M X i LevelTingg X um LevelOptim opt 0.998 = 20 25 20 1   Opt X Opt X 2 = 0.998 25 – 20 + 20 = 4.98+ 20 = 24.98 Dari hasil perhitungan diatas diketahui bahwa suhu yang optimum adalah 99,95 °C dan waktu penyeduhan adalah 24,98 menit. Untuk mengetahui apakah nilai optimum ini maksimum atau minimum maka dapat diketahui dari turunan kedua fungsi persamaan Y ini, dimana : Y = 2 2 1 1 b b X X b o   Sehimgga : 1. Untuk X 1 Turunan pertama : 1 X Y   = 1251,79 + 0,232 X 1 + 0,231 X 2 = 0 Turunan kedua : 1 2 2 X Y   = 0,232 2. Untuk X 2 Turunan pertama : 1 X Y   = 1251,79 + 0,232 X 1 + 0,231 X 2 = 0 Turunan kedua : 2 2 2 X Y   = 0,231 Universitas Sumatera Utara Dan bila : 1 2 2 X Y   2 2 2 X Y   – 2 1 X X Y    0 : minimums 0 : maksimum Sehingga 0,05380,0533 – 0,0535 = 0,0506 Maka dapat diambil kesimpulan: Ternyata dari perhitungan turunan kedua diperoleh bahwa persamaan Y tersebut adalah persamaan dengan nilai optimum yang minimum Universitas Sumatera Utara

BAB VI ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH