Jenis – Jenis Rancangan LANDASAN TEORI

9. Penilaian seluruh penelitian, dibandingkan dengan penelitian – penelitian lain mengenai masalah yang sama.

3.4. Jenis – Jenis Rancangan

Dalam rancangan percobaan terdapat beberapa jenis rancangan, tetapi secara umum yang sering digunakan dalam suatu percobaan ada 3 tiga jenis yaitu: 1. Rancangan Acak Lengkap RAL 2. Rancangan Acak Kelompok RAK 3. Rancangan Bujur Sangkar Latin RBSL 1. Rancangan Acak Lengkap RAL Rancangan Acak Lengkap RAL merupakan rancangan yang paling sederhana dan merupakan dasar dari rancangan yang lain. Pada Rancangan Acak Lengkap RAL, peletakan perlakuan diacak pada seluruh materi percobaan. Hal ini berarti seluruh unit percobaan mempunyai peluang yang sama besar untuk menerima perlakuan sedangkan pada kedua rancangan dasar yang lain dijumpai adanya pembatasan pengacakan. Rancanga Acak Lengkap sangat sesuai bila digunakan pada percobaan yang memiliki karakteristik : a. Materi percobaan dan faktor lingkungan relatif homogen sehingga keragaman galat kecil. b. Materi percobaannya mudah hancur atau gagal memberikan respon. Universitas Sumatera Utara c. Jumblah perlakuan dan ulangannya sedikit, sehingga dengan penggunaan rancangan yang lain akan menyebabkan derajat bebas db galat tidak maksimum dan terlalu kecil. d. Materi percobaannya terbatas karena setiap perlakuan tidak perlu mendapatkan ulangan yang sama. Rancangn acak lengkap mempunyai beberapa keuntungan dan kelemahan. Adapun beberapa keuntungan dari Rancangan Acak Lengkap adalah sebagai berikut : 1. Tata letaknya sederhana . 2. Derajar bebas dari galat maksimum. 3. Jumlah ulangn tidak harus sama setiap perlakuan. 4. Analisisnya tetap sederhana meskipun jumlah ulangan tidak sama untuk setiap perlakuan, sehingga masalah data hilang atau unit percobaan gagal tidak menjadi penghalang. 5. Jumlah ulangan dan jumlah perlakuan hanya dibatasi oleh tersedianya materi percobaan. Sedangkan kelemahan dari penggunaan Rancangan Acak Lengkap adalah sebagai berikut : a. Hanya dapat digunakan untuk materi percobaan dan faktor lingkungan yang relatif homogen. b. Pengacakan tanpa pembatasan akan menyebabkan semua sumber ragam selain perlakuan masuk keragam galat. Universitas Sumatera Utara c. Jika perlakuan terlalu banyak, homogenitas materi percobaan sulit dipertahankan, karena diperlukan materi percobaan dalam jumlah besar sehingga ragam galat menjadi besar. 2. Ragam Acak Kelompok RAK Ragam Acak Kelompok adalah suatu rancangan dasar yang menggunakan pengawasan setempat dengan pembatasan pengacakan. Pada Ragam Acak Kelompok, materi percobaan dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan homogenitas materi percobaan dan masing – masing kelompok adalah ulangan . diusahakan selama percobaan berlangsung ragam dalam kelompok tetap kecil, berarti teknik yang diterapkan selama percobaan diusahakan seragam untuk unit percobaan masing – masing kelompok. Hal ini dapat dilaksanakn dengan cara mengalokasikan unit – unit percobaan kedalam satu kelompok – kelompok sedemikian rupa sehingga unit – unit percobaan didalm satu kelompok yang sama relatif homogen. Secara umum dapat dikatakan nbahwa Ragam Acak Kelompok digunakan bila materi percobaan tidak homogen atau ada salah satu faktor lain selain perlakuan yang dapat menyebabkan terjadinya ragam. Adapun keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan Ragam Acak Kelompok adalah sebagai berikut : a Untuk banyak tipe percobaan, dengan pengelompokan akan diperoleh hasil yang lebih tepat dari pada Ragam Acak Lengkap, karena dengan mengeluarkan jumlah kuadrat kelompok dari Universitas Sumatera Utara jumlah kuadrat galat akan menyebabkan kuadrat tengah galat akan lebih kecil. b Jumlah perlakuan dan ulangan tidak dibatasi. c Analisi data relatif mudah. Apabila ada dat untuk perlakuan tertentu yang hilang, telah tersedia cara menghitung nilai dugaan untuk data tersebut. Ragam galat untuk pembandingan perlakuan dapat diisolasi, terutama ragam antar perlakuan tidak homogen. Bila ada perlakuan tertentu yang datanya tidak dapat digunakan, perlakuan tersebut dapat dihilangkan tanpa mempersulit analisisnya. Selain keuntungan, Ragam Acak Kelompok juga mempunyai kelemahan . adapun kelemahan dari Ragam Acak Kelompok yaitu bila perlakuannya banyak maka luas kelompok percobaanya juga bertambah besar, sehingga ragam dalam kelompok menjadi besar dan uji F menjadi kurang peka. 3. Rancangan Bujur Sangkar Latin Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin pengelompokan dilakukan kedua arah yaitu lajur dan baris sehingga ragam antar lajur dan antar baris dapat dikeluarkan dari galat acak. Dengan mengginakan Rancangan Bujur Sangkar Latin, berarti dapat dieliminasi dua sumber ragam, selain ragam yang diakibatkan oleh perlakuan. Rancangan Bujur Sangkar Latin pada umumnya digunakan bila dalam percobaan yang ingin dilakukan terdapat dua sumber ragam lain selain ragam Universitas Sumatera Utara yang diakibatkan oleh perlakuan. Rancangan ini banyak digunakan dibidang pertanian dilapangan, industri, pendidikan, pemasaran, kedokteran dan sosiologi. Pada umumnya Rancangan Bujur Sangkar Latin perlu diperhatikan apakah pengurangan derajat bebas galat akibat pengelompokan dapat diimbangi oleh pengurangan jumlah kuadratnya. Adapun keuntungan dari penggunaan Rancangan Bujur Sangkar Latin bila dibandingkan dengan menggunakan dengan rancangan lain adalah : a Dengan mengeliminasi dua sumber ragam yang ada dalam percobaan, kecepatan percobaan dapat dipertinggi, karena kuadrat tengah KT galat dapat direduksi. b Analisis tetap sederhana, meskipun ada nilai pengamatan yang hilang. Satu atau lebih perlakuan atau baris atau ulangan dapat dihilangkan tanpa mempersulit perhitungan. Sedangkan beberapa kelemhan dari penggunaan Rancangan Bujur Sangkar Latin adalah : a Jumlah perlakuan harus sama dengan jumlah baris dan lajur. b Bila jumlah perlakuan kurang dari lima, derajat bebas galat acak terlalu kecil, bila jumlah perlakuan lebih dari 12 maka tidak efisien, sebab ulangannya juaga harus banyak. Bila jumlah perlakuan terlalu kecil dapat digunakan Rancangan Bujur Sangkar Latin. Diulang agar derajat bebas galat acak tidak terlalu kecil. Universitas Sumatera Utara

3.5. Eksperimen Faktorial