tentang Pemerintahan Daerah dan di atur juga dalam pasal 37 ayat 4 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
3. Gubernur
Pengawasan yang dimiliki Gubernur ini merupakan pengawasan preventif dan represif dan hanya kepada perda yang dibentuk oleh kabupatenkota. Pengawasan
preventif Gubernur sebagai berikut: a.
Pengawasan raperda kabupatenkota tentang APBD yang diatur dalam Pasal 186 ayat 1-4 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah. b.
Pengawasan raperda kabupatenkota tentang tata ruang daerah yang diatur dalam Pasal 189 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah. c.
Pengawasan raperda kabupatenkota tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah diatur dalam pasal 157 ayat 2 dan 4-10 Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. d.
Pengawasan raperda kabupatenkota tentang Perubahan APBD yang tertuang dalam Pasal 188 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah. Pengawasan represif pembatalan yang dimiliki gubernur menurut Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ada pada pasal 189,
pasal 186 ayat 5, pasal 188 ini pun bertentangan dengan pasal 145 ayat 3 dan ayat 7, termasuk juga bertentangan dengan Pasal 158 Undang-Undang Nomor
28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
4. Menteri Keuangan
Dalam Pengawasan preventif, Mendagri berkoordinasi dengan Menteri Keuangan dalam mengawasi raperda tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di tingkat
provinsi dan kabupatenkota, pengawasan preventif sebagai berikut: a.
Pengawasan raperda tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang diatur dalam pasal 157 dan pasal 158 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
75
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pengawasan represif yang dimiliki Mendagri terdapat pada pasal 185 ayat 5,
pasal 188 dan pasal 189 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang menjelaskan bahwa pembatalan perda dilakukan oleh
Mendagri ini bertentangan dengan pasal 145 ayat 7 yang menyebutkan pembatalan perda tersebut dilakukan melalui Peraturan Presiden. Dalam Undang-
undang ini terjadi ketidaktaatan asas antara pasal yang satu dengan yang lainnya, yang menyebabkan ketidakpastian hukum dalam hal kewenangan pembatalan
perda. Permasalahan perbedaan wewenang pembatalan perda terjadi juga pada pasal 189 yang menjelaskan pajak dan retribusi daerah dibatalkan oleh Mendagri
ini bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yakni pada pasal 158 ayat 5 dan ayat 9 yang
pembatalan perda tentang pajak dan retribusi daerah haruslah diputuskan dengan Peraturan Presiden.
2. KeputusanPeraturan Menteri yang bersifat teknis dan sektoral tidak bisa
membatalkan perda yang subtansi atau materi muatannya penjabaran dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, dengan memperhatikan ciri
khas masing-masing daerah demi menjalankan otonomi seluas-luasnya. Dan