a. Untuk menganalisa bagaimana kewenangan yang dimiliki Menteri Dalam
Negeri untuk memutuskan keputusan terhadap pembatalan perda. b.
Untuk mengetahui bagaimana penerapan pasal 145 ayat 3 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerntahan Daerah bahwa pembatalan Perda
Ditetapkan dengan Peraturan Presiden.
2. Manfaat Penelitian
Secara garis besar manfaat penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Manfaat Teoritis
1 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai
analisis yang dilakukan terhadap pemerintah pusat dalam pembatalan peraturan daerah yang ditinjau dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. 2
Memperkaya khazanah penelitian ilmiah dan ilmu hukum Kelembagaan Negara.
b. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini, yaitu : 1
Bagi Akademis Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan yang kelak dapat
diterapkan dalam dunia nyata sebagai bentuk partisipasi dalam pembangunan negara dan masyarakat Indonesia berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945 serta dalam kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat internasional.
2 Bagi Masyarakat Umum
Diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat untuk mengetahui tata cara pembatalan peraturan daerah sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 3
Bagi Pemerintah Dapat memberikan masukan kepada pemerintah pusat agar memahami
sejauh mana kewenangan-kewenangannya dalam pembatalan perda.
D. Tinjauan Kajian Terdahulu
Dalam penelitian atau pembuatan skripsi terkadang ada tema yang berkaitan dengan penelitian yang kita jalankan sekalipun arah dan tujuan yang diteliti berbeda.
Dari penelitian ini, penulis menemukan penelitian lain, Yaitu: Skripsi yang dibuat oleh Yance Arizona yang berjudul Disparitas Pengujian Peraturan Daerah oleh
Pemerintah Pusat dan Mahkamah Agung, Fakultas Hukum Andalas 2007. Skripsi ini menganalisis perbandingan pengujian dan pembatalan peraturan daerah oleh
pemerintah pusat dan Mahkamah Agung, perbedaan penelitian Yance Arizona dengan penulis terletak pada materi yang dikaji, dimana penulis lebih fokus
menganalisis tentang kewenangan pemerintah pusat dalam membatalkan peraturan daerah.