Sistematika Penelitian Kewenangan Pemerintah Pusat Terhadap Pembatalan Peraturan Daerah

BAB I : Pendahuluan, memuat: Latar Belakang, dilanjutkan dengan Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Kajian Terdahulu, Kerangka Konseptual, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan. BAB II : Tinjauan Umum Peraturan Daerah. Bab ini membahas Pengertian, Fungsi, Materi Muatan, Pembentukan dan Kedudukan Perda Dalam Hierarki Peraturan Perundang-undangan. BAB III : Tinjauan Umum tentang Fungsi, Muatan, dan Kedudukan Keputusan Menteri dan Peraturan Presiden, dan Membahas Bentuk Pengawasan Peraturan Daerah. BAB IV : Analisa Yuridis Terhadap Kepmendagri dan Peraturan Presiden terhadap Pembatalan Perda. Juga Membahas Produk Hukum yang Berwenang Pembatalan Peraturan Daerah di Indonesia. BAB V : Penutup. Dalam bab penulis menarik beberapa kesimpulan dari hasil penelitian, disamping itu penulis menengahkan beberapa saran yang dianggap perlu. 16 BAB II PEMBENTUKAN, FUNGSI DAN MUATAN PERATURAN DAERAH

A. Pengertian Peraturan Daerah

1. Pengertian Peraturan Daerah

Perda merupakan peraturan yang ditetapkan oleh kepala daerah setelah mendapat persetujuan bersama DPRD. Dibentuknya perda merupakan salah satu rangka penyelenggaraan otonomi daerah provinsikabupatenkota dan tugas pembantuan dan merupakan penjabaran lebih lanjut dari peraturan perundang- undangan yang lebih tinggi. 14 Perda yang dibuat oleh satu daerah, tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum danatau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, dan baru mempunyai kekuatan mengikat setelah diundangkan dengan dimuat dalam lembaran daerah. 15 Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, perda adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk bersama antara DPRD dengan Kepala Daerah baik di Provinsi maupun KabupatenKota. Sedangkan di dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan terdapat dua pengertian tentang perda, yakni peraturan daerah provinsi dan peraturan daerah kabupatenkota. 14 B.N. Marbun, Otonomi Daerah 1945-2010 Proses dan Realita, Cet-2 Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2010 h. 156 15 Abdullah Rozali, Pelaksanaan Otonomi Luas Dengan Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung , Cet-1 Jakarta: Raja Grafindo Persada 2005 h. 131 Peraturan daerah provinsi adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPRD provinsi dengan persetujuan bersama Gubernur. Sedang peraturan daerah kabupatenkota adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPRD kabupatenkota dengan persetujuan bersama BupatiWalikota. Dari segi pembentukan, perda ini menyerupai pembentukan undang- undang, yaitu suatu produk hukum yang dibuat oleh presiden bersama-sama Dewan Perwakilan Rakyat Selanjutnya disebut DPR. Dari segi materi dan wilayah berlakunya, undang-undang itu mengatur semua urusan publik baik bersifat kenegaraan maupun pemerintahan dan berlaku secara nasional, sedangkan materi perda hanya berkenaan dengan administrasi atau pemerintahan dan hanya berlaku pada wilayah tertentu atau bersifat lokal. Materi muatan perda mencakup semua urusan rumah tangga daerah baik dalam rangka otonomi maupun atas dasar pembantuan, baik yang bersifat wajib maupun pilihan sebagaimana ditentukan dalam pasal 13 dan 14 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Materi muatan perda itu sangat banyak dan setiap saat dapat berkembang seiring dengan perkembangan zaman. 16 16 Nomensen Sinamo, Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia, Cet-1 Jakarta: PT Pustaka Mandiri, 2010 h. 103