Selanjutnya dalam ayat 2 menjelaskan bahwa selain asas yang disebutkan di atas, perda dapat memuat asas yang lain asalkan sesuai dengan
substansi perda yang bersangkutan.
C. Pembentukan Peraturan Daerah dan Kedudukannya
1. Pembentukan Peraturan Daerah
Pembentukan perda sesuai Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan menjelaskan bahwa p
erencanaan penyusunan perda dilakukan dalam Prolegda dengan judul Rancangan Peraturan
Daerah Selanjutnya disebut raperda, dan tahapan sebagai berikut: 1
Penyusunan Prolegda a.
Penyusunan prolegda dilaksanakan oleh DPRD dan pemerintah daerah untuk jangka waktu 1 satu tahun prolegda dilakukan setiap tahun
sebelum penetapan raperda tentang APBD b.
Penyusunan prolegda antara DPRD dan pemerintah daerah dikoordinasikan oleh DPRD melalui alat kelengkapan DPRD yang khusus
menangani bidang legislasi. c.
Penyusunan prolegda di lingkungan DPRD dikoordinasikan oleh alat kelengkapan DPRD yang khusus menangani bidang legislasi yang lebih
lanjut diatur dengan peraturan DPRD, begitu pula penyusunan di lingkungan pemerintah daerah dikoordinasikan oleh biro hukum yang
lebih lanjut diatur dengan peraturan kepala daerah.
d. Hasil penyusunan disepakati menjadi Prolegda dan ditetapkan dalam rapat
paripurna DPRD dan ditetapkan dengan keputusan DPRD. 2
Penyusunan raperda a.
Raperda berasal dari DPRD atau kepala daerah dimana raperda tersebut disertai dengan penjelasan atau keterangan danatau Naskah Akademik.
b. Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi raperda yang
berasal dari DPRD dikoordinasikan oleh alat kelengkapan DPRD yang khusus menangani bidang legislasi, dan yang berasal dari kepala daerah
dikoordinasikan oleh biro hukum dan dapat mengikutsertakan instansi vertikal dari kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang hukum. c.
Penyusunan raperda yang berasal dari kepala daerah lebih lanjut diatur dengan peraturan presiden dan raperda dapat juga diajukan oleh anggota
komisi, gabungan komisi, atau alat kelengkapan DPRD yang khusus menangani bidang legislasi
28
yang ketentuan lebih lanjutnya diatur dalam Peraturan DPRD.
d. Raperda yang disiapkan oleh DPRD disampaikan dengan surat pimpinan
DPRD kepada kepala daerah, dan yang disiapkan oleh kepala daerah disampaikan dengan surat pengantar kepala daerah kepada pimpinan
DPRD.
28
Abdul Latief, Hukum dan Peraturan Kebijakan Beleidsregel Pada Pemerintahan Daerah, Cet-1, Yogyakarta: Pusat Studi FH UII, 2005 h. 71