C. Bentuk Pengawasan Terhadap Peraturan Daerah
Secara umum pengertian pengawasan dapat diartikan sebagai proses menentukan apa yang harus dikerjakan, kemudian dilakukan koreksi atau
pembenahan dengan maksud hasil yang ingin dicapai tadi sesuai dengan apa yang telah direncanakan terdahulu. George R. Ferry menitikberatkan pengawasan pada
tingkat evaluasi serta koreksi terhadap hasil yang telah dicapai, dengan maksud agar hasil tersebut sesuai dengan rencana, maka dilkukan pada akhir suatu kegiatan setelah
kegiatan tersebut menghasilkan sesuatu.
47
Sedangkan definisi yang diberikan oleh Henry Farol dapat diketahui hakekat pengawasan adalah suatu tindakan menilai menguji apakah sesuatu telah berjalan
dengan rencana yang telah ditentukan. Dengan pengawasan itu akan dapat ditemukan kesalahan-kesalahan yang kemudian dapat diperbaiki dan yang lebih penting lagi
jangan sampai kesalahan tersebut terulang kembali.
48
Berkaitan dengan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah khususnya pembentukan peraturan daerah yang dibuat oleh Pemerintah
Daerah Provinsi, KabupatenKota, selama ini dikenal adanya pengawasan preventif dan represif, adapun penjelasan kedua pengawasan tersebut adalah:
47
Moh Hasyim, Pengawasan Kekuasaan Eksekutif Dalam Negara Hukum Pancasila, Yogyakarta: FH UII, Jurnal H
ukum “Ius Quia Iustum” Nomor 6 Vol. 3, 1996 h.65
48
Moh Hasyim, Pengawasan Kekuasaan Eksekutif Dalam Negara Hukum Pancasila, Yogyakarta: FH UII, Jurnal H
ukum “Ius Quia Iustum” Nomor 6 Vol. 3, 1996 h.65
1. Pengawasan Preventif
Pengawasan preventif adalah pengawasan yang dilakukan sebelum keputusan atau peraturan efektif berlaku voordat een besluit of regeling in
werking kan treden .
49
Pengawasan preventif ini berbentuk memberi pengesahan atau tidak memberi pengesahan. Sesuai dengan sifatnya, pengawasan preventif
dilakukan sesudah keputusan daerah ditetapkan, tetapi sebelum keputusan itu mulai berlaku.
Irawan Soejito menegaskan bahwa pengawasan preventif ini hanya dilakukan terhadap keputusan kepala daerah dan peraturan daerah, yang berisi
atau mengatur materi-materi tertentu. Ada beberapa bentuk pengawasan preventif ini yaitu pengesahan goedkeuring, persetujuan toestemming vooraf,
pembebasandispensasi ontheffing, pemberian kuasa machtiging dan pernyataan tidak keberatan verklaring van geen bezwaar.
50
Berdasarkan pemahaman tentang pengawasan preventif di atas, dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Darah, telah
dijabarkan mengenai pengawasan preventif rancangan peraturan daerah propinsi dan rancangan peraturan daerah kabupatenkota antara lain:
49
Ridwan, Dimensi Hukum Pengawasan Terhadap Penyelenggaraan Otonomi Daerah, Cet- 1, Yogyakarta: FH UII, Jurnal H
ukum “Ius Quia Tustum” Nomor 18, Vol.8, 2001 h.78
50
Ridwan, Dimensi Hukum Pengawasan Terhadap Penyelenggaraan Otonomi Daerah, Cet- 1, Yogyakarta: FH UII, Jurnal H
ukum “Ius Quia Tustum” Nomor 18, Vol.8, 2001 h. 85