Kedudukan Keputusan Menteri Dalam Hierarki Perundang-undangan

Oleh karenanya harus ditelaah dan dikaji lebih mendalam rumusan yang terkandung dalam Pasal 8 ayat 1 dan 2 dikatakan bahwa: 1 Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat 1 mencakup peraturan yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Menteri, badan, lembaga, atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Gubernur, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah KabupatenKota, BupatiWalikota, Kepala Desa atau yang setingkat. 2 Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan. Kemudian sebagai pendukung argumentasi dalam pasal di atas, maka jenis peraturan perundang-undangan selain dalam ketentuan pasal 7 ayat 1 yakni salah satunya peraturan yang dikeluarkan oleh Menteri sebagaimana tertera pada Pasal 8 ayat 1 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Dari penjelasan pasal 8 di atas, dapat disimpulkan bahwa, Menteri dapat membentuk suatu peraturan perundang- undangan yang disebut Keputusan MenteriPeraturan Menteri, sepanjang diperintahkan oleh peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Dengan adanya rumusan “sepanjang diperintah oleh peraturan perundang- undangan yang lebih tinggi” dalam pasal 8 ayat 2 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan tersebut, maka Menteri hanya dapat membentuk KeputusanPeraturan Menteri apabila undang- undang, Peraturan Pemerintah, atau Peraturan Presiden secara tegas memerintahkan menetapkan. Dari kajian teori dan ilmu perundang-undangan ketentuan tersebut telah membatasi kewenangan menteri dalam melaksanakan fungsi pemerintahan yang diembannya, sebagai penyelenggara sebagian bidang pemerintahan yang diberikan oleh Presiden, serta menerapkan kembali kebiasaan pembentukan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam sistem parlementer. 41

B. Tinjauan Umum Peraturan Presiden

1. Fungsi dan Dasar Hukum Pembentukan PeraturanKeputusan Presiden

Pembentukan Peraturan Presiden yang berfungsi pengaturan yang dilakukan presiden tanpa memerlukan persetujuan DPR, yang merupakan bagian dari tugas dan fungsi pemerintahan. Peraturan Presiden tersebut dapat berupa i pengaturan lebih lanjut ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam peraturan pemerintah dan ii pengaturan hal-hal lain yang tidak termasuk salah satu jenis peraturan perundang-undangan negara tersebut di atas. 42 Menurut Maria Farida Indrati S, fungsi Peraturan Presiden yang berisi pengaturan adalah: a. Menyelenggarakan pengaturan secara umum dalam rangka penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan. 41 Maria Farida Indrati Soeprapto, Jenis Hierarki dan Materi Muatan Peraturan Perundang- undangan Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundangan , Jakarta: Makalah Biro Hukum dan Organisasi Dept. Kehutanan RI, 2005 h. 9 42 A. Hamid S Attamimi, Peranan Keputusan Presiden Republik Indonesia Dalam Penyelenggaraan Pemerintah Negara Suatu Studi AnalisisMengenai Keputusan Presiden yang Berfungsi Pengaturan Dalam Kurun Waktu Pelita I-Pelita IV , Cet-1, Jakarta: Disertasi Doktor UI, 1990 h. 235 Fungsi ini merupakan suatu kewenangan atribusi dari UUD NRI 1945 kepada Presiden, dan sesuai dengan pendapat dari G. Jellinek bahwa di dalam kekuasaan pemerintahan itu termasuk pula fungsi mengatur dan memutus. Fungsi ini dapat dilaksanakan dengan membentuk suatu peraturan perundang- undangan, di dalam hal ini adalah pembentukan suatu Keputusan Presiden baik bersifat mengatur atau menetapkan. Keputusan Presiden dalam melaksanakan fungsi yang pertama ini merupakan Keputusan Presiden yang mandiri, yaitu Keputusan Presiden yang merupakan sisa dari peraturan perundang-undangan yang tertentu batas lingkupnya yaitu undang-undang, peraturan pemerintah dan keputusan presiden yang merupakan pengaturan delegasian. b. Menyelenggarakan pengaturan lebih lanjut ketentuan dalam peraturan pemerintah yang tegas-tegas menyebutkannya. c. Menyelenggarakan pengaturan lebih lanjut ketentuan lain dalam peraturan pemerintah meskipun tidak tegas-tegas menyebutkannya. Kedua fungsi tersebut a dan b merupakan fungsi Peraturan Presiden yang merupakan fungsi delegasian dari peraturan pemerintah dan sekaligus undang-undang yang dilaksanakannya. Fungsi Peraturan Presiden disini merupakan fungsi yang berdasarkan stufentheorie, dimana suatu peraturan yang di bawah itu selalu berlaku, bersumber dan berdasar pada peraturan yang lebih tinggi di atasnya. Peraturan Presiden disini merupakan peraturan yang bersifat delegasianlimpahan yang kewenanganya terletakdiatur dalam undang- undang dan peraturan pemerintah, sehingga Keputusan Presiden di sini hanya mengatur lebih lanjut saja, tidak membentuk suatu kebijakan baru. 43

2. Materi Muatan KeputusanPeraturan Presiden

Materi muatan dari KeputusanPeraturan Presiden ini harus dilihat dari dua segi sesuai dengan fungsi KeputusanPeraturan Presiden tersebut. KeputusanPeraturan Presiden adalah pengaturan yang dibuat oleh Presiden sebagai penyelenggaraan fungsi pemerintahan sesuai dengan ketentuan dalam 43 Maria Farida Indrati Soeprapto, Buku 1. Ilmu Perundang-undangan Jenis, Fungsi dan Materi Muatan , Cet-1, Yogyakarta: Kanisius, 2007 h. 223-225