Menteri Keuangan Produk HukumLembaga Yang Berwenang Dalam Pengujan dan Pembatalan

75 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Pengawasan represif yang dimiliki Mendagri terdapat pada pasal 185 ayat 5, pasal 188 dan pasal 189 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang menjelaskan bahwa pembatalan perda dilakukan oleh Mendagri ini bertentangan dengan pasal 145 ayat 7 yang menyebutkan pembatalan perda tersebut dilakukan melalui Peraturan Presiden. Dalam Undang- undang ini terjadi ketidaktaatan asas antara pasal yang satu dengan yang lainnya, yang menyebabkan ketidakpastian hukum dalam hal kewenangan pembatalan perda. Permasalahan perbedaan wewenang pembatalan perda terjadi juga pada pasal 189 yang menjelaskan pajak dan retribusi daerah dibatalkan oleh Mendagri ini bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yakni pada pasal 158 ayat 5 dan ayat 9 yang pembatalan perda tentang pajak dan retribusi daerah haruslah diputuskan dengan Peraturan Presiden. 2. KeputusanPeraturan Menteri yang bersifat teknis dan sektoral tidak bisa membatalkan perda yang subtansi atau materi muatannya penjabaran dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, dengan memperhatikan ciri khas masing-masing daerah demi menjalankan otonomi seluas-luasnya. Dan posisi KepmenPermen tidak disebutkan dalam hierarki perundang-undangan, sedang perda disebutkan di dalamnya. 3. Produk hukumLembaga yang berwenang mengawasi preventif dan membatalkan represif terhadap perda, sebagai berikut: e. Menteri Dalam Negeri KepmendagriPermendagri: Pengawasan preventif Raperda APBD Provinsi dalam pasal 185 ayat 1-4, Raperda Perubahan APBD dalam pasal 188, Raperda Tata Ruang daerah pada pasal 189, Raperda Pajak dan Retribusi Daerah dalam Pasal 189 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerntahan Daerah dan Pasal 157 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. f. Peraturan Presiden: Pembatalan represif perda pajak dan retribusi daerah pasal 158 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pembatalan semua bentuk perda dalam pasal 145 ayat 3 dan ayat 7 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan di atur juga dalam pasal 37 ayat 4 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005. g. Gubernur: Pengawasan preventif raperda APBD kabupatenkota pasal 186 ayat 1-4 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, raperda tata ruang kabupatenkota dalam pasal 189, raperda pajak dan retribusi daerah kabupatenkota dalam pasal 157 ayat 2 dan 4-10 Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, raperda perubahan APBD kabupatenkota pasal 188 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. h. Menteri Keuangan preventif: berkoordinasi dengan Mendagri mengawasi raperda pajak dan retribusi daerah pasal 157 dan pasal 158 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

B. Saran-saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan, penulis merasa perlu untuk menyampaikan saran-saran sebagai berikut: 1. Keputusan Menteri Dalam Negeri dalam pembatalan perda haruslah dirubah kedalam Peraturan Presiden yang mempunyai kedudukan hukum lebih tinggi agar pemerintah daerah dapat menerima pembatalan tersebut dimana pembatalan selain dengan Peraturan Presiden adalah tidak sah. 2. Pertentangan pada pasal 145 dengan pasal 185, pasal 186, pasal 188 dan pasal 189 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah agar direvisidiubah demi memperjelas bentuk hukum yang berwenang dalam pembatalan perda. 3. Disarankan kepada pemerintah setelah merevisimerubah pasal 145 dengan pasal 185, pasal 186, pasal 188 dan pasal 189 agar membuat peraturan pelaksana terkait pembatalan perda, demi memperkuat bentuk hukum yang memiliki kewenangan pembatalan tersebut. 78 DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Asshidiqie Jimly. Konstitusi Konstitusionalisme Indonesia. Cet-1. Jakarta: Mahkamah Konstitusi RI dan Pusat Studi Hukum Tata Negara FH UI. 2003 , Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi. Cet-2 . Jakarta: Konstitusi Press. 2006 , Perihal Undang-undang di Indonesia. Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI. 2006 , Hukum Acara Pengujian Undang-undang. Jakarta: Konpres, 2005 Budiman N.P.D, Ilmu Pengetahuan Perundang-undangan, Cet-1, Yogyakarta: UII Press, 2005 Engelbrecht. Himpunan Peraturan Perundang-undangan Indonesia. Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve. 2006 Hamzah Halim dan Kemal Redindo Syahrul Putera. Cara Praktis Menyusun dan Merancang Peraturan Daerah . Cet-1. Jakarta: Kencana, 2010 Handoyo B. Hestu Cipto. Prinsip-Prinsip Legal Drafting dan Desain Naskah Akademik . Yogyakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya Yogyakarta. 2008 Jimly Asshiddiqie M Ali Safaat. Teori Hans Kelsen Tentang Hukum. Jakarta: Sekretariat Jederal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI. 2012 Kansil C.S.T. Pemerintahan Daerah Di Indonesia, Hukum Administratif Daerah. Jakarta: Sinar Grafika, 2004 Latief Abdul. Hukum dan Peraturan Kebijakan Beleidsregel Pada Pemerintahan Daerah . Cet-1. Yogyakarta: Pusat Studi FH UII. 2005 Lubis M. Sooly. Landasan dan Teknik Perundang-undangan. Cet-1. Bandung: Mandar Maju, 1989