Fungsi Pendidikan Islam Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

25 Adapun menurut pendapat Ngalim Purwanto dalam buku Psikologi Pendidikan mengemukakan pendapat beberapa tokoh pendidikan, mengenai belajar, yaitu : a. Hilgard dan Bower, dalam bukunya “Theory of Learning” mengemukakan belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi itu, tertentu yang disebabkan oleh pengalaman. b. Gagne, dalam bukunya “the Conditioning of Learning” menyatakan bahwa, belajar terjadi apabila stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa, sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi tadi. c. Morgan dalam bukunya “Introduction to Psychology” mengemukakan belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalama tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan atau pengalaman. d. Witherington, dalam bukunya “Educational Psychology” mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kerpibadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola reaksi dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kepandaian, kebiasaan atau suatu pengertian. 47 Dengan demikian dari definisi-definisi yang tertera di atas dapat diketahui bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu-individu yang diperoleh melalui pengalaman-pengalaman. Prestasi belajar merupakan tingkat keebrhasilan siswa dalam mempelajari materi di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor nilai yang diperoleh dari hasil test mengenai sejumlah pelajaran. Prestasi belajar biasanya digunakan untuk menunjukkan tercapainya tingkat keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan dalam proses yang sudah ditentukan, melalui bimbingan, perhatian, pengaruh dalam proses belajar mengajar tertentu. Bahkan prestasi belajar berarti penguasaan anak terhadap materi pelajaran tertentu yang diperoleh dari hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk skor nilai setelah mengikuti kegiatan belajar. 48 Keberhasilan anak dalam prestasi dari proses belajar ini dapat dilihat atau dinilai prestasinya dengan melihat hasil-hasil yang ditunjukkan dengan nilai atau angka-angka pada sebuah rapor dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sehingga 47 M.Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung; PT Remaja Rosda Karya, 1995 Cet Xh. 84 48 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan,Jakarta ; Rajawali Press, 1989 h.25 26 dengan adanya bukti-bukti nilai tersebut dapat membuktikan prestasi anak tersebut dalam proses belajar. Dengan ini dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi berhubungan dengan nilai skor dalam penilaian bahwa telah memahami atau menguasai pengetahuan dari pengajaran yang diterimanya dengan baik. Dengan kata lain prestasi adalah hasil yang diperoleh anak setelah melalui proses belajar mengajar yang diterimanya dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar

Apabila seseorang mencita-citakan sesuatu, maka ia harus berusaha dengan langkah awal suatu gerakan ke arah cita-cita tujuan itu. Demikian pula apabila seseorang ingin memiliki kepandaian tentang sesuatu maka ia harus belajar mengenai hal itu sebagai satu-satunya jalan ke arah itu. Adapun bekal utamanya ialah beberapa faktor yang mempengaruhi dalam belajar yang baik ialah sebagai berikut : 1. Faktor Kesungguhan Jiwa Belajar adalah pertarungan jiwa manusia untuk mengerti dan menerima kebenaran yang bersifat obyektif. Dengan kesungguhan jiwa manusia, menantang kita untuk tidak lekas puas dengan hal-hal yang biasa saja teapi menerobos kepada hal-hal yang mendalam, mengering, menguji, menyelidiki, hingga menemukan mutiara kebenaran. 2. Faktor Keseimbangan Dalam hidup dan kehidupan manusia, terdapat banyak tugas yang harus dikerjakan nilai-nilai hidup yang wajib dikejar, yang kesemuanya meminta perhatian. Hal ini menuntut kita untuk pandai-panadi membagi waktu sehingga terjadi harmonisasi atau keseimbangan dalam pelaksanaannya. 3. Faktor Konsentrasi Sejalan dengan peningkatan kedewasaannya, seorang pelajar wajib meningkatkan dan organisasi atas segala gerak kejiwaan, yang dapat meningkatkan konsentrasinya dalam belajar. 4. Faktor Jiwa Obyektif tunduk kepada kebenaran Dalam belajar, sikap tunduk, patuh kepada kebenaran merupakan “conditiosime quanon”, isyarat mutlak, kebenaran bukanlah soal suka dan tidak suka, kalau memang suatu kebenaran wajiblah kita menerimanya. 5. Faktor Antusiasme atau kegembiraan dalam belajar Belajar adalah suatu hal yang sangat penting dan menentukan dalam hidup dan kehidupan manusia. Hindarkanlah rasa paksaan untuk belajar dan peliharalah antusiasme, sesuatu kegembiraan, kesenangan dan semangat 27 belajar. 6. Faktor Wawasan Ilmiah yang luas Terdapat banyak tuntutan dalam belajar, karena itu dalam belajar seyogyanya menghubungkan segala sesuatu dengan arti yang luas, sehingga kepribadian akan berkembang dan belajar menjalani aktivitas yang menghasilkan wawasan ilmiah yang luas. Dari beberapa faktor di atas dapat diketahui dengan jelas, dapat dikelompokkan kembali berdasarkan pemaparan di atas yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibagi menjadi dua bagian, terdiri atas dua macam, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Inilah yang menjadi pengaruh tiap individu dalam proses belajar dalam kepribadiannya masing-masing.

3. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, diantara faktor- faktor tersebut, yaitu : “1 Intelegensi 2 Sikap 3 Bakat 4 Minat, dan 5 Motivasi. 49 1.Intelegensi Menurut Reber yang dikutip Muhibbin Syah bahwa intelegensi dapat diartikan sebagai “kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat”. 50 Tingkat kecerdasan atau intelegensi yang dimiliki anak merupakan wadah bagi kemungkinan tercapainya presatsi belajar. Dengan demikian, anak yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi akan lebih berhasil dalam belajar dari pada anak yang memiliki tingkat kecerdasan yang rendah.

2. Sikap

Menurut Muhibbin Syah bahwa sikap adalah gejala internal yang berdiemnsi efektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon response tendency dengan cara yang relatif tepat terhadap objek orang, barang dan sebagainya baik secara positif, maupun negatif. Sikap Attitude anak yang positif, terutama pada guru dan mata pelajaran yang diberikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar anak didik tersebut. Sebaliknya, sikap negatif anak terhadap guru dan 49 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung : Rosda karya, 2001 Cet Ke-6 h.132. 50 Ibid h. 133