12
TABEL 6 Skor Hasil Ulangan Siswa
Dengan menggunakan Metode Diskusi Kelompok
No Nama Siswa
Skor dengan Metode Diskusi Kelompok 1
Nanda Kurniawan 69.3
2 Fadel Gusti Mautadi
72.6 3
Ricki Yulianto 82,5
4 Noer Arif H
89.1 5
Eka Nurdiansyah 72.6
6 Ropian
69.3 7
Abdan Jaya Permana 89.1
8 Muhammad
92.4 9
Joko Purnomo 72.6
10  Halalan Thayyiba 95.7
11  Mita Novianti 72.6
12  Rizky Fahreza 69.3
13  Dani Andriyanto 72.6
14  Nur Hafizah 82.5
15  Murfa Devi 89.1
16  Eastins Eka W 95.7
17  Cissca F R 75.9
18  Nurul Fadhillah 82.5
19  Gilang 82.5
20  Indah Lestari 95.7
Rata-rata 81.18
Dari tabel di atas dapat diketahui secara umum bahwa data tersebut sudah dapat  menunjukkan  keberhasilan  metode  diskusi  kelompok  jika  dilihat  dari  nilai
rata-rata  siswa.  Namun  hal  ini  belum  dapat  dipastikan  secara  ilmiah.  Hal  ini
13 belum dapat diterima, maka akan menghitungnya menurut kaidah-kaidah statistik
pendidikan berikut :
TABEL 7 Perhitungan untuk memperoleh “t”
No Hasil Ulangan
D = Y-X D
2
=Y-X
2
Dengan Metode Ceramah
Dengan Metode Diskusi Kelompok
1 67.6
69.3 -1.7
2.9 2
62.9 72.6
-3.3 10.9
3 79.2
82.5 -3.3
10.9 4
75.9 89.1
-6.6 43.6
5 66
72.6 -5.6
31.4 6
75.9 69.3
6.6 43.6
7 85.8
89.1 -3.3
10.9 8
89.1 92.4
-3.3 10.9
9 62.7
72.6 -9.9
98 10
82.5 95.7
-13.2 174.2
11 62.7
72.6 -9.9
98 12
72.6 69.3
3.3 10.9
13 75.9
72.6 3.3
10.9 14
72.6 82.5
-9.9 98
15 75.9
89.1 -13.2
174.2 16
89.1 95.7
-6.6 43.6
17 67.6
75.9 -8.3
68.9 18
95.7 82.5
13.2 174.2
19 92.4
82.5 9.9
98 20
20 =N 82.5
77.05 95.7
81.18 -13.2
-75 174.2
1388.2
14 Tanda
– „‟minus disini bukanlah tanda aljabar, karena itu hendaknya dibaca : ada selisih  beda skor antara variabel X dan variabel Y sebesar -75, dari tabel
telah berhasil diperoleh : ∑D = -75 dan ∑D
2
= 1388.2 Dengan diperolehnya ∑D dan ∑D
2
itu, maka dapat diketahui besarnya Defiasi Standar perbedaan skor antara Variabel X dan Variabel Y dalam hal ini SD
D
: SD
D
= √∑D
2
- ∑D
2
= √1388.2 – -75
2
N                 N                   20 =
√69.41- -3.75
2
= √69.41- 14.06
= √55.35 = 7.439
Dengan diperolehnya SD
D
sebesar 7.439, lebih lanjut dapat diperhitungkan Standar Error dari Mean perbedaan skor antara Variabel X dan Variabel Y =
SE
MD
= SD
D
= 7.439  = 7.439 = 7.439 = 7.439 √N-1     √20-1   √19       4.359
= 1.706 Langkah berikutnya adalah mencari harga t
dengan menggunakan rumus : t
= M
D
SE
MD
M
D
telah diketahui yaitu -3.75, sedangkan SE
MD
= 1.706, jadi : t
= -3.75 1.076
= -5.456 Langkah  berikutnya  memberikan  interpretasi  terhadap  t
,  dengan  terlebih dahulu memperhitungkan df atau db-nya : df
– N – 1 = 19, dengan df sebesar 18 kita konsultasi pada Tabel Nilai “t”, baik taraf signifikasi 5 maupun pada taraf
signifikasi 1. Ternyata dengan df sebesar 19 itu diperoleh harga kritik t atau  t
table
pada signifikasi  5  sebesar  2.09;  sedangkan  pada  taraf  signifikasi  1  t
t
diperoleh sebesar 2.86.
Dengan membandingkan besarnya “t”  yang diperoleh dalam perhitungan t
=  5.456  dan  besarnya  “t”  yang  tercantum  pada  Tabel  Nilai  “t”  t
t
.t
s
.5=2.09t
t
.t
s
.1=2.86 maka dapat diketahui bahwa t adalah lebih besar dari t
t
, yaitu :
2.09  5.456  2.86
15
D. Interpretasi Data
Data  yang  diperoleh  peneliti  di  atas,  yaitu  tentang  pelaksanaan  metode konvensional  ceramah  dan  pelaksanaan  metode  diskusi  kelompok  serta  hasil
skor  dari  keduanya  dapat  dijelaskan  yaitu  sebagai  berikut.  Jika  dilihat  dari  nilai rata-rata hasil ulangan siswa dengan menggunakan metode ceramah dibandingkan
dengan skor nilai rata-rata siswa dari hasil metode diskusi kelompok, sebenarnya dapat  disimpulkan  bahwa  dengan  menggunakan  metode  diskusi  kelompok  yang
diterapkan  dalam  pembelajaran  Pendidikan  Agama  Islam  di  SMA  Darussalam Ciputat  Tangerang  Selatan  sudah  memberikan  pengaruhnya  yang  nyata.  Hal  ini
dapat dibuktikan dengan adanya penelitian yang tertera di atas dengan menyetujui hipotesa  alternatif  dari  penghitungan  di  atas.  Terdapat  beda  nilai  rata-rata  yang
saling  berhubungan  antara  kelompok  yang  menggunakan  metode  ceramah  dan kelompok  yang  menggunakan  metode  diskusi  kelompok.  Oleh  karena  itu,  dapat
dijadikan  andalan  guru  dalam  proses  pembelajaran  Pendidikan  Agama  Islam ketika  akan  mengajarkan  materi  Pendidikan  Agama  Islam  di  SMA  Darussalam
Ciputat Tangerang Selatan. Berikut ini hasil wawancara peneliti dengan pihak kepala sekolah dan guru
pendidikan  agama  Islam  mengenai  hal-hal  sekolah  dan  proses  pembelajaran  di SMA Darussalam Ciputat Tangerang Selatan :
Hasil  wawancara  dengan  Bapak  Marul  Wa‟id  selaku  kepala  sekolah  SMA Darussalam Ciputat. Dari hasil wawancara tersebut didapat penjelasan-penjelasan
mengenai  penggunaan  metode  diskusi  kelompok  di  SMA  Darussalam  Ciputat Tangerang Selatan. Penggunaan metode diskusi  kelompok pada  pelaksanaannya
membutuhkan  proses  adaptasi  bagi  siswasiswi  di  SMA  Darussalam.  Hal  ini mengingat  metode  yang  digunakan  hanya  metode  ceramah  sebagai  metode
pembelajaran  di  SMA  Darussalam.  Karena  dengan  melihat  adanya  potensi  di SMA  Darussalam  dalam  penggunaan  metode  diskusi  kelompok  ini  dapat
dilaksanakan  di  SMA  Darussalam.  Sehingga  proses  pembelajaran  di  SMA Darussalam akan berjalan dengan baik dan mengalami peningkatan dalam prestasi
belajar di SMA tersebut.
16 Memang  banyak  kendala  yang  menjadi  halangan  di  SMA  Darussalam
tersebut,  yakni  kendala  teknis  dan  non  teknis.  Yaitu  kurangnya  fasilitas  yang memadai dalam peraga dan fasilitas perpustakaan yang belum memadai sehingga
proses  pembelajaran  setiap  waktu  terganggu  oleh  hal  demikian.  Namun,  tidak mengurangi  berjalannya  kegiatan  proses  pembelajaran  di  SMA  Darussalam
tersebut. Potensi  penggunaan  metode  diskusi  kelompok  oleh  siswa-siswa
Darussalam  tersebut  dinilai  asing  dalam  pelaksanaannya,  terutama  dalam pelajaran  Pendidikan  Agama  Islam.  Mengingat  para  guru  yang  ada  di  SMA
Darussalam hanya menggunakan satu metode saja yaitu metode ceramah sehingga proses pembelajaran bersifat tidak aktif dan tidak menuntut keaktifan siswa-siswi
tersebut  sehingga  ditemukan  jarang  guru  tidak  masuk  dalam  kelas  karena  alasan siswa-siswi dapat membacanya saja di rumah atau di kelas.
Di samping masalah tersebut juga masalah kurangnya siswasiswi mampu membaca  huruf-huruf  dalam  bahasa  Arab  sehingga  banyak  tuntutan  yang  harus
dituntaskan oleh guru di samping harus melanjutkan proses pembelajaran di kelas. Kendala tersebut tentunya menjadi beban pula bagi guru-guru dalam proses dalam
pembelajaran sehingga dibutuhkan usaha yang keras untuk mencapai tujuan yang diharapkan.  Adanya  penggunaan  metode  diskusi  kelompok  di  SMA  Darussalam
tersebut  membuktikan  adanya  peningkatan  prestasi  belajar  atau  tidak  di  SMA Darussalam  dalam  pelajaran  Pendidikan  Agama  Islam.  Sehingga  dapat  terlihat
potensi metode diskusi kelompok dalam proses pembelajaran dapat menjadi solusi bagi guru dalam rangka peningkatan prestasi belajar di SMA Darussalam tersebut.
Metode diskusi kelompok dilakukan untuk meneliti adanya prestasi belajar bagi  siswasiswi  SMA  Darussalam  sehingga  dengan  penggunaan  metode
pembelajaran  ini  dapat  menjadi  efektif  dalam  meningkatkan  prestasi  siswa  di dalam  kelas.  Terutama  dalam  pelajaran  Pendidikan  Agama  Islam  sehingga
siswasiswi  memahami  dengan  baik  dalam  pembelajaran  di  kelas  dan  berperan aktif dalam pelajaran tersebut.
Masalah  demikian  yang  terjadi  di  SMA  Darussalam  dalam  proses pembelajarannya  sehingga  terlihat  siswasiswi  kurang  antusias  dalam  pelajaran
17 Pendidikan  Agama  Islam  yang  disebabkan  oleh  hanya  satu  metode  dalam
pembelajarannya.  Sehingga  metode  diskusi  kelompok  ini  dapat  digunakan  di SMA  Darussalam  tersebut  sebagai  metode  yang  dapat  digunakan  dalam
pembelajaran  guna  meningkatkan  prestasi  belajar  siswasiswi  dalam  pelajaran Pendidikan Agama Islam.
18
BAB V PENUTUP
Dari  hasil  penelitian  yang  dilakukan  di  SMA  Darussalam  Ciputat Tangerang Selatan, selama kurang lebih dua bulan terhitung mulai tanggal 10 Mei
2010  hingga  15  Agustus  2010,  serta  berdasarkan  ujicoba  dengan  menggunakan Uji  beda  rata-rata  untuk  sampel  yang  saling  berhubungan,  seperti  yang  telah
dijelaskan  pada  bab  terdahulu,  maka  sebagai  akhir  dari  penulisan  skripsi  ini, dibuat  ringkasan  kesimpulan  dan  saran  sebagaimana  yang  akan  dijelakan  di
bawah ini.
A. Kesimpulan
1. Dari hasil perhitungan melalui uji “t” sebagaimana dijelaskan pada bab
IV, kesimpulan  yang dapat  diberikan dri  penelitian  yang dilakukan di SMA Darussalam Ciputat
– Tangerang Selatan adalah memang metode diskusi kelompok ini dapat digunakan ebagai salah satu alternatif oleh
guru dalam proses belajar-mengajar selanjutnya. 2.
Bentuk  dikusi  kelompok  yang  dilaksanakan  yaitu  dengan  cara berkelompok  mengutarakan  materi  pelajaran  pendidikan  agama  Islam
dan  mendiskusinya.  Namun,  tidak  semua  hal  pelajaran  dapat didiskusikan.  Hal  inilah      yang  menjadi  kelemahan  diskusi  kelompok
dalam  metode  pembelajaran  di  SMA  Darussalam.  Bentuk  diskusi kelompok  yang  demikian  mendapat  perhatian  dari  siswa  dalam
pelaksanaannya. 3.
Dengan  membagi  siswa  menjadi  tiap  kelompok  dan  menjadwalkan dari tiap kelompok tersebut untuk mengutarakan mteri pelajaran secara