2.2.1. Pengertian Logam Berat
Unsur logam berat adalah unsur yang mempunyai densitas lebih dari 5 grcm³. Diantara semua unsur logam berat, Hg menduduki urutan pertama dalam
hal sifat racunnya, dibandingkan dengan logam berat lainnya. Kemudian diikuti dengan logam berat antara lain Cd, Ag, Ni, Pb, As, Cr, Sn, Zn.
Bahan Berbahaya dan Beracun B3 adalah setiap bahan yang karena sifatnya atau konsentrasi, jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung
dapat mencemarkan danatau merusakkan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain Pasal 1 17 UU No. 23
1997. Zat kimia B3 dapat berupa senyawa logam anorganik atau senyawa organik, sehingga dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu, B3 biologis, B3
logam dan B3 organik. Menurut data dari Environmental Protection Agency EPA tahun 1997, terdapat ‘top 20’ B3 dimana dari 20 B3 tersebut diantaranya
adalah logam berat, Arsenic As, Lead Pb, Mercury Hg, Kadmium Cd, dan Chromium Cr Sudarmaji dkk, 2006.
Perbedaan logam berat dengan logam-logam lain terletak dari pengaruh yang akan dihasilkan bila suatu logam berat berikatan atau masuk ke dalam tubuh
organisme hidup. Sebagai contoh apabila logam besi Fe masuk ke dalam tubuh, meski dalam jumlah agak berlebihan, hal itu tidak menimbulkan pengaruh yang
buruk terhadap tubuh. Karena unsur Fe dibutuhkan dalam darah untuk mengikat oksigen. Sedangkan unsur logam berat baik logam berat beracun yang diperlukan
oleh tubuh seperti tembaga Cu, bila masuk ke dalam tubuh dalam jumlah yang
Universitas Sumatera Utara
berlebihan akan menimbulkan pengaruh buruk terhadap fungsi fisiologis tubuh Palar, 2008.
2.2.2. Kandungan Logam Berat di Perairan
Daya racun logam berat di perairan dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan perairan seperti pH, kesadahan, temperatur dan salinitas. Penurunan
pH air akan menyebabkan daya racun logam berat semakin besar. Kesadahan yang tinggi dapat mempengaruhi daya racun logam berat, karena logam berat
dalam air yang berkesadahan tinggi akan membentuk senyawa kompleks yang mengendap ke dalam dasar perairan.
Menurut Hasan Sitorus 2011 yang dikutip dari Manahan akumulasi logam berat dalam tubuh hewan air dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain 1
kadar logam berat dalam air, 2 kadar logam berat dalam sedimen, 3 pH air dan pH sedimen dasar perairan, 4 tingkat pencemaran air dalam bentuk COD
Chemical Oxygen Demand, 5 kandungan sulfur dalam air dan sedimen, 6 jenis hewan air, 7 umur dan bobot tubuh dan 8 fase hidup telur, larva. Biota air
seperti ikan yang hidup di perairan yang tercemar logam berat, dapat mengakumulasi logam berat tersebut dalam jaringan tubuhnya. Semakin tinggi
kandungan logam dalam perairan, maka akan semakin tinggi pula kandungan logam berat yang terakumulasi dalam tubuh hewan tersebut.
Logam berat yang masuk ke dalam jaringan tubuh ikan melalui beberapa jalan, yaitu saluran pencernaan, saluran pernapasan dan penetrasi melalui kulit.
Absorpsi logam melalui pernapasan biasanya cukup besar, sedangkan logam yang masuk melalui kulit jumlah dan absorpsinya relatif kecil Darmono, 2001.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Wahyu 2008 yang dikutip dari Rozanah berdasarkan hasil penelitian Tim Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan PKSPL IPB,
diketahui bahwa kandungan logam berat timbal Pb, kadmium Cd, kuprum Cu, dan merkuri Hg di perairan Teluk Jakarta, yaitu di perairan Ancol dan
perairan Dadap, telah melampaui nilai ambang batas. Pencemaran ini diakibatkan oleh pembuangan limbah industri kertas, minyak goreng, limbah rumah tangga,
industri pengolahan logam di kawasan Pantai Marunda, dan industri dari 13 sungai yang ada di DKI Jakarta, serta pembuangan minyak secara rutin dari kapal
dan perahu kecil di kawasan Teluk Jakarta.
2.2.3. Batas Cemaran Logam Berat Kadmium Cd dan Timbal Pb