Analisis Kandungan Kadmium Cd Pada Ikan

72

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Analisis Kandungan Kadmium Cd Pada Ikan

Sesuai dengan SNI 7387:2009 tentang batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan yang disusun dengan memperhatikan Keputusan Ditjend POM No.03725BSKVII1989 kadar kadmium yang terdapat pada ikan tongkol dan ikan kakap putih masih berada di bawah ambang batas yang ditentukan yaitu 0,1 mgkg. Berdasarkan hasil pemeriksaan kadmium pada ikan tongkol dan ikan kakap putih menunjukkan bahwa kandungan kadmium yang tertinggi terdapat dalam ikan yang memiliki ukuran tubuh paling besar yaitu 1 kg. Tingginya kadar logam berat kadmium dalam tubuh ikan yang berukuran besar disebabkan karena terjadinya akumulasi dalam tubuh ikan. Bioakumulasi logam berat yang dilakukan oleh biota akan menyebabkan kadarnya dalam tubuh ikan lebih besar dari kandungan logam berat yang terlarut di dalam air. Sifat perairan yang dapat melarutkan dan mengendapkan logam berat menjadi faktor yang mempengaruhi kandungan logam berat dalam air dari waktu ke waktu. Logam berat dapat masuk ke dalam tubuh makhuk hidup melalui beberapa jalan, yaitu saluran pernapasan, pencernaan dan penetrasi melalui kulit. Proses akumulasi logam dalam jaringan terjadi setelah absorpsi logam dari air atau melalui makanan yang terkontaminasi. Kadmium termasuk jenis logam berat yang tidak dapat dihancurkan non-degradable oleh organisme hidup di lingkungan Universitas Sumatera Utara baik secara fisika, kimiawi maupun biologi. Logam berat kadmium dapat terakumulasi di dalam jaringan dan konsentrasinya akan bertambah besar seiring dengan peningkatan tingkat trofik dalam rantai makanan. Adanya kandungan kadmium dalam ikan tongkol dan ikan kakap putih disebabkan karena adanya buangan limbah industri yang dibuang ke badan air. Logam berat seperti kadmium pada umumnya masuk ke lingkungan dengan dua cara, yakni secara natural dan antropogenik. Kondisi alami terlepasnya logam berat di lingkungan ialah akibat adanya pelapukan sedimen yang dipengaruhi oleh cuaca, erosi, serta aktivitas vulkanik, sedangkan terlepasnya logam berat secara antropogenik adalah akibat aktivitas manusia, seperti electroplatingpelapisan logam, pertambangan, peleburan, penggunaan pestisida, pupuk penyubur tanah, dsb. Logam berat yang telah masuk ke badan air dapat mengkontaminasi biota laut, seperti ikan-ikan kecil dan makhluk air lainnya termasuk tanaman air. Berikutnya ikan-ikan besar akan memangsa ikan berukuran kecil yang telah terkontaminasi oleh logam berat, maka konsentrasi di daging ikan besar akan lebih tinggi daripada konsentrasi di daging ikan kecil yang menjadi mangsanya. Menurut Prabowo 2005 meskipun di dalam suatu perairan kadar logam berat relatif rendah, namun dapat terabsorpsi dan terakumulasi secara biologis oleh hewan air dan akan terlibat dalam sistem jaringan makanan. Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya proses bioakumulasi, yaitu logam berat akan terkumpul dan meningkat kadarnya dalam jaringan tubuh organisme air yang hidup. Kemudian melalui proses biotransformasi akan terjadi perpindahan dan peningkatan kadar logam berat pada tingkat pemangsaan yang lebih tinggi. Secara Universitas Sumatera Utara tidak langsung proses biomagnifikasi dapat terjadi dalam tubuh manusia yang mengkonsumsi ikan-ikan dan hasil perairan yang telah tercemar logam berat. Pada saat pemeriksaan di laboratorium bagian organ yang diambil adalah daging ikan, dimana ukuran pada setiap ikan yang diambil berbeda-beda. Ukuran yang digunakan yaitu ikan tongkol dengan berat 1 kg, 500 gr dan 300 gr. Begitu pula pada ikan kakap putih, yaitu ikan kakap dengan berat 1 kg, 500 gr dan 300 gr. Hasil pemeriksaan pada daging ikan tongkol dan ikan kakap putih sesuai dengan yang ditentukan Ditjen POM masih tergolong rendah, hal ini disebabkan karena beberapa faktor. Seperti pada hasil penelitian oleh Nurrachmi 2011 dalam Maspari Journal pada ikan gulama yang juga menyatakan bahwa akumulasi logam berat di dalam daging ikan memang tergolong rendah dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya. Menurut Nurrachmi hal ini berkaitan dengan peran fisiologi daging dalam metabolisme ikan serta daging bukan merupakan bagian yang aktif dalam mengakumulasi logam berat. Sementara bagian organ yang mempunyai kandungan logam berat paling tinggi adalah insang, hati, ginjal dan gonad. Bagian-bagian organ tersebut termasuk yang paling tinggi disebabkan karena organ tersebut merupakan jaringan yang aktif, dimana target utama logam berat adalah jaringan yang selalu aktif. Oleh karena itu, akumulasi pada semua jaringan lebih tinggi pada jaringan yang aktif. Hal inilah yang menyebabkan kadar logam berat dalam tubuh ikan tongkol dan ikan kakap putih masih tergolong rendah. Meskipun kandungan kedua logam berat dalam tubuh daging ikan tersebut kadarnya belum melewati nilai ambang batas yang ditentukan, hal ini juga dapat berbahaya bagi kesehatan manusia sebab daging ikan merupakan bagian yang Universitas Sumatera Utara sering dikonsumsi oleh manusia. Logam berat dapat terakumulasi di dalam tubuh suatu organisme dan tetap tinggal dalam waktu yang lama sebagai racun. Jika ikan berukuran besar dikonsumsi terus menerus dalam jangka waktu yang lama, maka suatu waktu akan dapat mencapai jumlah yang membahayakan kesehatan manusia. Menurut WHO Acceptable Daily Intake ADI batas kandungan kadmium Cd yang diperbolehkan untuk dewasa ialah 60 grhari. Bila orang dewasa mengkonsumsi ikan tongkol yang berasal dari KUB Belawan sebanyak 250 gram, maka jumlah Cd yang dikonsumsinya adalah 250.000 mg x 0,04 mgkg = 10.000 mgkg = 10 ghari . Sesuai dengan batas kandungan kadmium menurut WHO 10 ghari 60 grhari. Berdasarkan hasil penelitian kadmium terhadap ikan tongkol dan ikan kakap putih, kadar kadmium yang ditemukan dalam tubuh ikan masih belum menyebabkan keracunan. Kejadian keracunan Cd pada makanan dapat terjadi apabila terdapat kandungan Cd di dalam makanan berkisar kurang dari 1,0 ppm hingga yang tertinggi mencapai 6,88 ppm. Salah satu penyakit yang terjadi akibat kadmium adalah Itai-itai Disease, dimana penyakit ini pertama kali terjadi di Jepang. Kasus keracunan kadmium ini terjadi ketika Jepang sedang memproduksi senjata untuk kebutuhan militer. Penambangan yang dilakukan Mitsui Mining and Smelting Co. Ltd secara tidak langsung membuat dampak di sungai Jinzu. Masuknya kadmium dalam tubuh penduduk diduga karena mengkonsumsi air sungai Jinzu serta memakan beras yang diirigasi oleh sungai tersebut. Perairan adalah tempat akhir dari semua produk pencemaran manusia dan habitat bagi ikan dan tanaman air. Salah satu pencemaran pada badan air adalah Universitas Sumatera Utara logam berat. Menurut Kristanto 2004 beberapa logam berat berbahaya diantaranya banyak digunakan dalam berbagai keperluan sehingga diproduksi secara kontinyu dalam skala industri. Logam berat yang berbahaya dan sering mencemari lingkungan yang terutama adalah merkuri Hg, timbal Pb, arsenik Ar, kadmium Cd, khromium Cr, dan nikel Ni. Menurut Yulaipi dan Aunurohim 2013 akumulasi logam berat pada ikan dapat terjadi karena adanya kontak antara medium yang mengandung bahan toksik dengan ikan. Kontak berlangsung dengan adanya pemindahan zat kimia dari lingkungan air ke dalam atau permukaan ikan, misalnya melalui insang. Menurut Darmono 2001 ada beberapa faktor yang mempengaruhi daya toksisitas logam dalam air terhadap makhluk hidup di dalamnya, yaitu : a. Bentuk ikatan kimia dari logam yang terlarut b. Pengaruh interaksi antara logam dan jenis toksikan lainnya c. Pengaruh lingkungan suhu, kadar garam, pH dan kadar oksigen yang terlarut dalam air d. Kondisi hewan, fase siklus hidup telur, larva, dewasa, besarnya ukuran organisme, jenis kelamin, dan kecukupan kebutuhan nutrisi e. Kemampuan hewan untuk menghindarkan diri dari pengaruh polusi f. Kemampuan organisme untuk beraklimatisasi terhadap bahan toksik logam.

5.2. Analisis Kandungan Timbal Pb Pada Ikan

Dokumen yang terkait

Kandungan Logam Kadmium (Cd), Timbal (Pb) dan Merkuri (Hg) pada Air dan Komunitas Ikan di Daerah Aliran Sungai Percut

3 140 76

Analisis Kandungan Merkuri (Hg) dan Kadmium (Cd) pada Beberapa Jenis Ikan Asin yang di Produksi di Kelurahan Bahari Kecamatan Medan Belawan tahun 2015

10 137 135

Analisis Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) pada Ikan Pelagis Kecil yang Didaratkan di PPS Belawan Kecamatan Medan Belawan Sumatera Utara

5 22 58

Analisis Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) pada Ikan Pelagis Kecil yang Didaratkan di PPS Belawan Kecamatan Medan Belawan Sumatera Utara

0 0 15

Analisis Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) pada Ikan Pelagis Kecil yang Didaratkan di PPS Belawan Kecamatan Medan Belawan Sumatera Utara

0 0 2

Analisis Kandungan Kadmium (Cd), Timbal (Pb) dan Formaldehid Pada Beberapa Ikan Segar Di KUB(Kelompok Usaha Bersama) Belawan, Kecamatan Medan Belawan Tahun 2015

0 0 41

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pencemaran dan Lingkungan - Analisis Kandungan Kadmium (Cd), Timbal (Pb) dan Formaldehid Pada Beberapa Ikan Segar Di KUB(Kelompok Usaha Bersama) Belawan, Kecamatan Medan Belawan Tahun 2015

0 0 49

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Kandungan Kadmium (Cd), Timbal (Pb) dan Formaldehid Pada Beberapa Ikan Segar Di KUB(Kelompok Usaha Bersama) Belawan, Kecamatan Medan Belawan Tahun 2015

0 0 9

ANALISIS KANDUNGAN CADMIUM (Cd), TIMBAL (Pb) DAN FORMALDEHID PADA BEBERAPA IKAN SEGAR DI KUB (KELOMPOK USAHA BERSAMA) BELAWAN, KECAMATAN MEDAN BELAWAN TAHUN 2015 SKRIPSI

0 0 15

ANALISIS KANDUNGAN MERKURI (Hg) DAN KADMIUM (Cd) PADA BEBERAPA JENIS IKAN ASIN YANG DI PRODUKSI DI KELURAHAN BAHARI KECAMATAN MEDAN BELAWAN TAHUN 2015

0 0 14