Selama ini yang banyak beredar di pasaran dalam negeri adalah justru formalin produksi dalam negeri yang dijual dalam berbagai merek seperti formol,
morbicid, methanal, formic aldehyde, methyl oxide, oxymethylene, methylene aldehyde, oxomethane, formoform, formalith, karsan, methylene glycol, paraforin,
polyxymethylene glycols, superlysoform, tetraoxymethylene dan trioxane Departemen Perindustrian, 2006.
Penggunaan pengawet yang tidak sesuai juga masih sering terjadi di tengah- tengah masyarakat, dan sudah luas penggunaannya sehingga tidak lagi
mengindahkan dampaknya terhadap kesehatan konsumen. Contohnya adalah masih adanya nelayankapal penangkap ikanpukat harimau yang tega
menambahkan formalin pada ikan hasil tangkapannya tanpa memikirkan bahaya bagi kesehatan tubuh manusia. Penambahan formalin oleh nelayan dapat
dilakukan di dalam kapal penangkap ikan atau dapat juga dilakukan setelah kapal merapat di pelabuhan Badan POM, 2005.
2.6.4. Mekanisme Formaldehid
Formaldehid sangat reaktif, apabila masuk ke dalam tubuh melalui oral akan dimetabolisme dengan cepat terutama dalam hati dan eritrosit yang dapat
dirubah menjadi asam formiat dan dikeluarkan melalui urin. Namun, formalin juga bereaksi dengan protein dinding sel hati lipoprotein sehingga dapat
merusak dinding sel hati yang dapat menyebabkan fungsi hati terganggu atau menjadi penyebab terbentuknya radikal bebas yang toksik. Jika formalin terhirup
inhalasi lewat pernafasan, maka akan segera diabsorpsi ke paru dan menyebabkan paparan akut berupa pusing kepala, rhinitis, rasa terbakar dan
Universitas Sumatera Utara
lakrimasi keluar air mata dan pada dosis lebih tinggi bisa buta, bronkhitis, edema pulmonari atau pneumonia karena dapat mengecilkan bronkhus dan menyebabkan
akumulasi cairan di paru. Pada orang yang sensitif dapat menyebabkan alergi, asma dan dermatitis.
Jika lewat pencernaan ingestion sebanyak 30 ml 2 sendok makan dari larutan formalin dapat menyebabkan kematian, hal ini disebabkan sifat korosif
formalin terhadap mukosa saluran cerna lambung disertai mual, muntah, nyeri, perdarahan dan perforasi. Menurut Lembaga perlindungan lingkungan Amerika
Serikat EPA dan lembaga internasional untuk penelitian kanker IARC, formalin digolongkan sebagai senyawa yang bersifat karsinogen. Hal itu
disebabkan karena formalin akan mengacaukan susunan protein atau RNA sebagai pembentuk DNA di dalam tubuh manusia. Jika susunan DNA kacau, maka akan
memicu terjadinya sel-sel kanker dalam tubuh manusia. Proses ini akan memakan waktu yang lama, tetapi cepat atau lambat jika setiap hari tubuh mengonsumsi
makanan yang mengandung formalin, maka kemungkinan terjadinya kanker akan sangat besar Widyaningsih dan Erni, 2006.
2.6.5. Efek Formaldehid Terhadap Kesehatan
Pemakaian formaldehid pada makanan dapat menyebabkan timbulnya efek akut dan kronik yang dapat menyerang saluran pernapasan, pencernaan, sakit
kepala, hipotensi tekanan darah tinggi, kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu, juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem
susunan syaraf pusat dan ginjal. Efek kronik berupa timbul iritasi pada saluran pernafasan, muntah-muntah dan kepala pusing, rasa terbakar pada tenggorokan,
Universitas Sumatera Utara
penurunan suhu tubuh dan rasa gatal di dada. Bila formalin dikonsumsi secara menahun dapat menyebabkan kanker Sitiopan, 2012.
A. Secara Akut Efek secara akut merupakan akibat jangka pendek yang terjadi bila terpapar
formalin dalam jumlah yang banyak, seperti iritasi, alergi, kemerahan, mata berat, mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut dan pusing, bersin, radang tonsil, radang
tenggorokan, sakit dada yang berlebihan, lelah, jantung berdebar, sakit kepala, diare. Pada konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kematian.
B. Secara Kronis
Efek kronis terlihat pada individu dalam jangka waktu yang lama, berulang, biasanya jika mengonsumsi formalin dalam jumlah kecil dan terakumulasi dalam
jaringan akan mengakibatkan : mata berair, gangguan pada pencernaan, hati, ginjal, pankreas, sistem saraf pusat, menstruasi dan bersifat karsinogen Yuliarti,
2007. Menurut Artha 2007 dalam anonimous formaldehid dapat masuk ke dalam tubuh manusia dengan berbagai cara misalnya lewat udara, saluran
pencernaan, dan kontak langsung dengan kulit. Berikut adalah beberapa efek yang ditimbulkan formaldehid pada tubuh manusia berdasarkan dosis pemaparannya.
Tabel 2.2. Efek Formaldehid Terhadap Kesehatan Berdasarkan Dosis Pemaparannya
No Dosis Pemaparan Efek Terhadap Kesehatan
1 0-0,5 ppm
- 2
0,05-1,5 ppm Efek pada syaraf neurophysiological
3 0,01-2,0 ppm
Iritasi pada mata 4
0,1-25 ppm Iritasi tingkat tinggi pada organ luar
5 5-30 ppm
Efek pada paru-paru 6
50-100 ppm Radang dan pneumonia
7 ˃ 100 ppm
Kematian
Universitas Sumatera Utara
2.6.6. PengendalianPenanggulangan Formaldehid