2.4.5. Dampak Toksik Timbal Pb Terhadap Kesehatan
A. Secara akut Toksisitas akut akibat logam Pb terjadi jika Pb masuk ke dalam tubuh
melalui makanan atau menghirup gas Pb dalam waktu yang relatif pendek dengan dosis atau kadar yang relatif tinggi. Gejala dan tanda-tanda klinis akibat paparan
Pb secara akut dapat menimbulkan beberapa gejala, antara lain : 1.
Gangguan gastrointestinal, seperti kram perut, kolik, dan biasanya diawali dengan sembelit, mual, muntah dan sakit perut yang hebat.
2. Gangguan neurologi berupa ensefalopati seperti sakit kepala, bingung atau
pikiran kacau, sering pingsan dan koma. 3.
Gangguan fungsi ginjal, oliguria, dan gagal ginjal yang akut bisa berkembang dengan cepat.
B. Secara kronis Pada kasus terpapar Pb akibat kerja, intoksikasi Pb secara kronis berjalan
lambat. Gejala awal ditandai dengan kelelahan, kelesuan, irritabilitas dan gangguan gastrointestinal. Apabila terpapar secara terus-menerus, pada sistem
saraf pusat menyebabkan gejala seperti insomnia, bingung atau pikiran kacau, konsentrasi berkurang, dan gangguan ingatan memori.
Berbagai penelitian secara epidemiologi telah menunjukkan bahwa tingkat paparan dengan dosis rendah akan menimbulkan dampak yang merugikan pada
sistem saraf pusat. Dampak tersebut diantaranya dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk mengikuti perintah yang sederhana dan pada tes IQ
Intellegence Quotient menghasilkan angkaskor yang rendah. Hasil meta
Universitas Sumatera Utara
analisis dari Needlemen dan Gatsonis menyatakan bahwa kadar Pb darah sebesar 10-15 µgdl akan menimbulkan gangguan terhadap IQ anak. Hasil penelitian juga
menyatakan bahwa setiap kenaikan kadar timbal dalam darah sebanyak 10 µgdL akan menurunkan IQ sebanyak 4,6 poin.
Gejala lainnya yang timbul akibat terpapar Pb secara kronis adalah kehilangan libido, infertilitas pada laki-laki, gangguan menstruasi serta aborsi
spontan pada wanita, sedangkan pada laki-laki telah terbukti adanya perubahan dalam spermatogenesis. Pada ibu hamil yang terpapar Pb selama kehamilan, Pb
akan melewati plasenta dan kemudian akan ikut masuk dalam sistem peredaran darah janin dan selanjutnya setelah bayi lahir, Pb akan dikeluarkan bersama air
susu Riyadina, 1997.
2.4.6. Pencegahan dan Pengendalian Timbal Pb