logam berat. Menurut Kristanto 2004 beberapa logam berat berbahaya diantaranya banyak digunakan dalam berbagai keperluan sehingga diproduksi
secara kontinyu dalam skala industri. Logam berat yang berbahaya dan sering mencemari lingkungan yang terutama adalah merkuri Hg, timbal Pb, arsenik
Ar, kadmium Cd, khromium Cr, dan nikel Ni. Menurut Yulaipi dan Aunurohim 2013 akumulasi logam berat pada ikan dapat terjadi karena adanya
kontak antara medium yang mengandung bahan toksik dengan ikan. Kontak berlangsung dengan adanya pemindahan zat kimia dari lingkungan air ke dalam
atau permukaan ikan, misalnya melalui insang. Menurut Darmono 2001 ada beberapa faktor yang mempengaruhi daya
toksisitas logam dalam air terhadap makhluk hidup di dalamnya, yaitu : a.
Bentuk ikatan kimia dari logam yang terlarut b.
Pengaruh interaksi antara logam dan jenis toksikan lainnya c.
Pengaruh lingkungan suhu, kadar garam, pH dan kadar oksigen yang terlarut dalam air
d. Kondisi hewan, fase siklus hidup telur, larva, dewasa, besarnya ukuran
organisme, jenis kelamin, dan kecukupan kebutuhan nutrisi e.
Kemampuan hewan untuk menghindarkan diri dari pengaruh polusi f.
Kemampuan organisme untuk beraklimatisasi terhadap bahan toksik logam.
5.2. Analisis Kandungan Timbal Pb Pada Ikan
Sesuai dengan SNI 7387:2009 tentang batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan yang disusun dengan memperhatikan Keputusan Ditjend POM
No.03725BSKVII1989 kadar timbal yang terdapat pada ikan tongkol dan ikan
Universitas Sumatera Utara
kakap putih masih berada di bawah ambang batas yang ditentukan yaitu 0,3 mgkg.
Berdasarkan hasil pemeriksaan kandungan timbal Pb pada ikan tongkol dan ikan kakap putih menunjukkan bahwa kandungan timbal yang tertinggi terdapat
dalam ikan yang berukuran paling besar. Hal tersebut terjadi karena adanya proses bioakumulasi, yaitu logam berat akan terkumpul dan kemudian meningkat
kadarnya dalam tubuh organisme air yang hidup, termasuk ikan tongkol dan ikan kakap putih, kemudian melalui biotransformasi akan terjadi pemindahan dan
peningkatan kadar logam berat tersebut secara tidak langsung melalui rantai makanan. Proses akumulasi timbal dalam jaringan ikan tongkol dan kakap putih
terjadi setelah absorpsi timbal dari air atau melalui pakan yang terkontaminasi. Timbal Pb akan terbawa oleh darah kemudian didistribusikan ke dalam jaringan.
Menurut Fardiaz 1992 logam berat dalam air mudah terserap dan tertimbun dalam fitoplankton yang merupakan titik awal dari rantai makanan, kemudian
melalui rantai makanan akan sampai ke organisme lainnya. Proses rantai makanan ini pada akhirnya akan sampai pada jaringan tubuh manusia sebagai komponen
dalam sistem rantai makanan yang mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi logam berat.
Hasil pemeriksaan pada ikan tongkol dan ikan kakap putih berdasarkan Ditjen POM masih berada dibawah ambang batas. Namun, jika kandungan logam berat
dalam air naik sedikit demi sedikit karena ulah manusia, maka logam itu dapat terserap dalam jaringan organisme dan tertimbun dalam jaringan hewan tersebut.
Penimbunan logam berat dalam jaringan organisme air memang berjalan secara
Universitas Sumatera Utara
perlahan dan tidak menimbulkan sesuatu hal pada organisme tersebut. Jika ikan tersebut dimakan oleh manusia, mungkin tidak menimbulkan pengaruh, tetapi
sejak saat itu logam sudah masuk dalam tubuh orang yang mengkonsumsi dan mulai tertimbun. Apabila manusia mengkonsumsi ikan yang tercemar terus-
menerus, maka konsentrasi ikan akan mencapai jumlah yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
Pajanan zat kimia atau logam berat seperti timbal tidak dapat dihindari oleh manusia sepenuhnya sehingga perlu dilakukan penilaian terhadap banyaknya zat
kimia untuk menentukan tingkat pajanan yang tidak akan menimbulkan resiko terhadap kesehatan. Beberapa badan ahli menggunakan istilah Acceptable Daily
Intake asupan harian yang dapat diterima. Menurut WHO Acceptable Daily Intake ADI batas kandungan timbal Pb yang diperbolehkan untuk dewasa ialah
50 grhari. Bila orang dewasa mengkonsumsi ikan tongkol yang berasal dari KUB Belawan sebanyak 250 gram, maka jumlah Pb yang dikonsumsinya adalah
250.000 mg x 0,167 mgkg = 41.750 mgkg = 41,75 ghari . Sesuai dengan batas kandungan timbal menurut WHO 41,75 ghari 50 grhari.
Menurut Darmono 1995 jumlah absorpsi logam dan kandungan logam dalam air biasanya proporsional, yakni kenaikan kandungan logam dalam jaringan
akan sesuai dengan kenaikan kandungan logam dalam air. Pada logam-logam non-esensial termasuk timbal, kandungan dalam jaringan naik terus sesuai
dengan kenaikan konsentrasi logam dalam air lingkungannya. Para nelayan di KUB Belawan menangkap ikan tongkol dan ikan kakap putih
pada jarak 10-15 mil dari pinggir pantai dengan menggunakan kapal pukat.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan jarak tersebut menunjukkan bahwa kandungan kadmium dan timbal pada ikan tongkol dan ikan kakap putih masih berada di bawah ambang batas
yang ditentukan SNI berdasarkan Keputusan Ditjen POM. Kandungan kadmium Cd dan timbal Pb yang tertinggi berdasarkan hasil
pemeriksaan, ditemukan pada ikan tongkol. Lebih tingginya kadar kadmium dalam ikan tongkol dibandingkan ikan kakap putih antara lain disebabkan karena
habitat dan makanan ikan tersebut. Ikan tongkol biasa hidup di perairan laut lepas namun dekat dengan garis pantai atau lapisan antara dasar dan permukaan,
sedangkan ikan kakap putih merupakan jenis ikan katadromous yaitu ikan yang beruaya dari air tawar ke air laut untuk melakukan pemijahan. Tujuan ikan kakap
beruaya ke daerah pemijahan adalah untuk penyesuaian dan peyakinan tempat yang paling menguntungkan untuk perkembangan telur dan larva. Berdasarkan
tempat hidupnya tersebut ikan tongkol termasuk ikan yang rentan terkena pencemaran daripada ikan kakap putih, sebab tempat tinggal kakap putih yang
tidak menetap dilaut memungkinkan ikan kakap tersebut tidak terkontaminasi logam berat secara kontinyu. Dilihat dari makanan yang dikonsumsi, ikan tongkol
merupakan ikan buas dan predator yang memangsa ikan-ikan kecil dan cumi-cumi yang kemungkinan telah tercemar logam berat seperti kadmium dan timbal. Hal
ini menyebabkan ikan tongkol lebih banyak terkontaminasi logam berat dibandingkan dengan ikan kakap putih. Keadaan tersebut menyebabkan terjadinya
proses biomagnifikasi, dimana konsentrasi logam berat dalam jaringan organisme akan meningkat jumlahnya melalui rantai makanan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Darmono 2001 ikan adalah jenis organisme air yang dapat bergerak dengan cepat di dalam air. Ada jenis ikan yang biasanya hidup di
perairan yang dangkal dan berenang di dasar air, dan ada juga yang hidup di perairan yang dalam dan berenang dekat permukaan air. Karena dapat berenang
dengan cepat, ikan mempunyai kemampuan menghindarkan diri dari pengaruh polusi.
5.3. Analisis Kandungan Formaldehid pada Ikan