Variabel Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

membuat kriteria tentang soal-soal yang diperlukan oleh suatu tes atau ujian 4 . Kisi-kisi disusun bertujuan untuk menjamin bahwa soal yang dikembangkan sesuai dengan tujuan yang hendak diukur. Untuk itu, sebelum uji coba instrumen peneliti melakukan validitas isi berdasarkan jugdmen pakar, yaitu pembimbing skripsi dan praktisi, yaitu guru bidang studi fisika. Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Aspek yang diukur Konsepsubkonsep C 1 C 2 C 3 C 4 Σ Wujud Zat 1. Wujud Zat 2. Partikel-partikel Zat 3. Perubahan Wujud 4. Kohesi dan Adhesi 5. Kapilaritas 1 , 2 9 , 10 17 , 18 25, 26 33, 34 3, 4 11 , 12 19, 20 27, 28, 29 35 , 36, 37 5 , 6 13 , 14 21 , 22 30 19 , 39 , 40 7 , 8 15, 16 23, 24 31, 32 4 4 4 4 4 Jumlah 10 12 10 8 40 Keterangan: = Soal yang dipakai

H. Variabel Penelitian

Variabel Bebas O :Pembelajaran menggunakan pendekatan CTL dengan pembelajaran berbasis inkuiri. Variabel Terikat X :Hasil belajar siswa pada konsep Zat dan wujudnya terintegrasi nilai keagamaan. 4 .Ahmad Sofyan, et.al, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, h. 93

I. Uji Coba Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sebelumnya telah diujicobakan terlebih dahulu kepada siswa kelas VIII yang tidak diikutkan dalam sampel. Uji coba instrumen ini dimaksudkan untuk mengetahui syarat- syarat suatu tes yang baik seperti validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. 1. Pengujian Validitas Pengujian validitas dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item instrumen dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment, 5 yaitu : { } { } 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n r xy Σ − Σ × Σ − Σ Σ Σ − Σ = Keterangan : r xy = koefisien korelasi ΣX i = jumlah skor item ΣY i = jumlah skor total seluruh item n = jumlah responden Setelah harga koefisien korelasi Pearson Product Moment diperoleh, maka dilakukan uji signifikansi untuk mengukur keberartian korelasi berdasarkan distribusi kurva normal dengan menggunakan statistik uji-t dengan rumus : 2 1 2 xy xy hitung r n r t − − = Keterangan : t hitung = nilai hitung koefisien validitas r xy = koefisien korelasi tiap butir soal n = jumlah responden 5 Ridwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, Bandung : Alfabeta, 2005, h.89. Kemudian hasil di atas dibandingkan dengan nilai t-tabel pada signifikansi 5 α = 0.05 dan derajat kebebasan dk = n – 2. Kaidah keputusannya : jika t hitung t tabel berarti valid, sebaliknya jika t hitung t tabel berarti tidak valid. Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran indeks korelasinya r 6 sebagai berikut : Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0.80 – 1.000 Sangat tinggi 0.60 – 0.799 Tinggi 0.40 – 0.599 Sedang 0.20 – 0.399 Rendah 0.00 – 0.199 Sangat rendah tidak valid 2. Pengujian Reliabilitas Dalam hal ini peneliti menguji reliabilitas dengan menggunakan metode single test single trial method, maksudnya pengetesan hanya menggunakan sebuah tes dan di uji cobakan satu kali. Reliabilitas tes ditentukan dengan menggunakan rumus KR 20 : 7 ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − = ∑ 2 2 11 1 S pq S n n r Keterangan : r 11 = koefisien reliabilitas tes p = proporsi subjek yang menjawab item yang benar q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah q = 1- p Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q 6 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, Jakarta : Erlangga, 2008,, h. 81- 82. 7 . Anas Sujiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, h. 252 n = banyaknya item S 2 = standar deviasi dari tes Jika instrument itu reliable, maka dapat dilihat kriteria penafsiran indeks reliabilitasnya r 11 sebagai berikut: Tabel 3.4 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen Interval Koefisien Tingkat Korelasi 0,20 Tidak ada korelasi 0,020 – 0,40 Korelasi rendah 0,40 – 0,70 Korelasi sedang 0,70 – 0,90 Korelasi tinggi 0,90 – 1,00 Korelasi sangat tinggi 1,00 Korelasi sempurna 3. Tingkat Kesukaran Taraf kesukaran butir soal merupakan bagian dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut, soal yang baik memiliki 3 variasi, yaitu mudah 25, sedang 50, dan sukar 25. Angka indeks kesukaran item itu dapat diperoleh dengan menggunakan rumus: 8 JS B P = Keterangan: P = Taraf kesukaran butir soal B = Jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal yang dianalisis JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Berdasarkan harga P yang dimiliki masing-masing butir soal, dapat diketahui butir soal mana yang tergolong sukar, sedang dan mudah. Butir soal 8 Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar PenelitianPendidikan Sains, Jakarta:2008, h.38 dengan P0.75 tergolong mudah, butir soal dengan 0.25 ≤P≤0.75 tergolong sedang, dan butir soal dengan P0.25 tergolong sukar. 4. Daya Pembeda Discriminating Power Daya pembeda butir soal menunjukka seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut dalam membedakan siswa pandai atau berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Daya pembeda DP daya pembeda butir soal diperoleh melalui persamaan: 9 B B A A J B J B P D − = Keterangan: B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar B B = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah DP = daya pembeda Klasifikasi daya pembeda soal: Tabel 3.5 Klasifikasi daya pembeda Indeks Kriteria DP = 0,00 Sangat Jelek 0,00 DP ≤ 0,20 Jelek 0,20 DP ≤ 0,40 Cukup 0,40 DP ≤ 0,70 Baik 0,70 DP ≤ 1,00 Sangat Baik 9 Suharsimi Arikunto, Op.Cit, h. 213-214

J. Teknik Analisis Data

Dokumen yang terkait

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar siswa: kuasi ekspereimen di SMP Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan

0 11 152

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep bunyi

2 12 149

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa : quasi eksperimen di SMP Negeri 6 kota Tangerang Selatan

0 4 182

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sumber Energi Gerak melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ( Penelitian Tindakan Kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok)

0 14 135

Peningkatan hasil belajar siswa pada konsep sumber energi gerak melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL): penelitian tindakan kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok

2 3 135

Penagruh pendekatan contextual teaching laering (CTL) terhadap hasil bejaran biologi siswa kuasi Ekperimen di SMPN 1 Cisauk

0 7 208

Pengaruh Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Koloid

0 7 173

Pengaruh Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Koloid

0 10 0

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (ctl) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa

0 14 195

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep perkembangbiakan tumbuhan melalui pendekatan kontekstual: penelitian tindakan kelas di MI Hidayatul Athfal Gunungsindur

0 19 141