beriman kepada Allah serta beriman kepada semua yang ditetapkan oleh Islam, agama yang benar.
36
Dari penjelasan di atas, penulis menganalisa bahwa konsep zat dan wujudnya dapat diintegrasikan dengan nilai keagamaan yang dihubungkan
dengan nilai-nilai ilahiyah melalui ayat-ayat qauniyyah. Dengan harapan siswa lebih paham akan konsep materi tersebut, dan dapat meningkatkan
keyakinan dank ke-Esaan Allah SWT tauhid pada diri siswa.
B. Bahasan Hasil Penelitian yang Relevan
CTL dikembangkan oleh The Washington State Concortium for Contextual Teaching and Learning, yang melibatkan 11 perguruan tinggi,
20 sekolah dan lembaga lembaga ayat-ayat
37
Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat US Departement of Education, 2001. Dalam konteks ini
siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan menghidari
bahwa apa yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang
memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk meggapainya.
36
Ahmad Fuad Pasya, Dimensi Sains Al-Qur’an …., Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2004, h. 7
37
http:ipotes.wordpress.com20080513pendekatan-kontekstual- atau-contextual-teaching-and-learning-ctl
C. Kerangka Berpikir
Belajar dan pembelajaran adalah aktivitas dimana guru dan siswa dapat saling berinteraksi. Didalam proses interaksi yang terjadi di kelas melibatkan
adanya perbedaan kecepatan setiap siswa dalam menerima dan memahami suatu materi pelajaran, ada siswa yang cepat, sedang, dan ada juga yang
lambat. Beberapa faktor yang menjadi penghambat atau penghalang proses
pembelajaran siswa antara lain: pertama hambatan psikologis misalnya minat, sikap, dan intelgensi. Dan kedua adalah hambatan fisik seperti kelelahan,
sakit, dan keterbatasan dengan indera. Karena adanya hambatan tersebut menyebabkan proses pembelajaran siswa kurang efektif dan efisien. Oleh
karena itu pembelajaran CTL terintegrasi nilai keagamaan dengan menggunakan metode inkuiri Inquiry Based Learning dapat dijadikan salah
satu pilihan strategi dan metode yang efektif dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran agar tercapai hasil belajar yang bermakna.
Pendekatan CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan dunia nyata, mendorong
siswa membuat hubungan antar pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka menambahkan keyakinan mereka
terhadap apa yang jadi pengalamannya dalam belajar. Guru mengintegrasikan suatu ilmu pengetahuan dalam ilmu fisika dengan nilai religius. Kemampuan
para siswa mengaitkan pengetahuan akademis mereka dengan kehidupan sehari-hari mereka, semakin banyak makna pelajaran.
Proses pembelajaran CTL berlangsung alamiah. Siswa bekerja mengalami sendiri, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi
pembelajaran lebih dipentingkan dari pada hasil, Siswa akan menyadari bahwa yang mereka pelajari berguna bagi kehidupannya nanti.
Belajar berbasis inkuiri membutuhkan strategi pengajaran yang mengikuti metodologi sains dan menyediakan kesempatan untuk pembelajaran
bermakna. Dengan mengaplikasikan CTL berbasis inkuiri, siswa dapat membangun ilmu pengetahuan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan
dalam proses pembelajaran sehari-hari. Hal ini dapat meningkatkan minat belajar fisika siswa dan berimplikasi pada hasil belajar yang berupa
pemahaman siswa terhadap konsep zat dan wujudnya yang terintegrasi nilai religius.
Pendekatan CTL dengan menggunakan pembelajaran berbasis inkuiri inquiry based learning ini diharapkan hasil belajar siswa meningkat.
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
D. Pengajuan Hipotesis