untuk “merenung’ atau mengingat kembali apa ayang telah dipelajarinya, sehingga ia dapat menyimpulkan tentang pengalaman belajarnya.
Konsep pengetahuan baru siswa juga akan lebih bermakna jika seorang guru memperhatikan berbagai jenis kecerdasan yang dimiliki
siswa, yaitu setiap orang memiliki kesemua kecerdasan tersebut. Walau bagaimanapun, tahapan dan kombinasi kecerdasan yang berbeda-beda
diantara individu. Dari berbagai jenis kecerdasan tersebut tidak hanya memberi informasi tentang apa yang dipelajari, tetapi lebihpenting lagi
bagaimana mempelajarinya. Justru CTL dapat membangkitkan potensi kecerdasan siswa dan pembelajaran akan lebih berkesan.
Dalam CTL, berbagai gaya pembelajaran dapat diterapkan, yaitu:
10
1. Pembelajaran secara konkrit seperti mengalami dan melakukan
percobaan, merasakan dan melihatnya. 2.
Pembelajaran abstrak, yaitu: dengan melihat konsep yang dipelajarinya, siswa memikirkan informasi yang mereka terima ketika
pembelajaran. Dalam penerapan CTL juga diperlukan berbagai macam pasilitas,
diantaranya: berbagai lingkungan, daftar pelajaran, peraturan fisik dikelas, dan anggaran.
11
d. Langkah-langkah Pembelajaran CTL
Dalam CTL, guru berperan dalam memilih, menciptakan, dan menyelenggarakan pembelajaran yang menggabungkan seberapa banyak
bentuk pengalaman siswa termasuk aspek social, fisikal, dan psikologikal untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Dalam lingkungan
sekitar, siswa menemukan hubungan yang bermakna antara ide abstrak dan aplikasi pratikal dalam konteks nyata. Siswa akan memproses
10
Pusat Perkembangan Kurikulum Kementrian Pendidikan Malaysia, Pembelajaran Secara Kontekstual, [oneline], http: myschoolnet.ppk.kpm.mybhn
modulkontekstual.pdf. h. 20
11
Betty P. Smith, Implementasi CTL: Case Study of Cindy a High School Family and Consumer Science Novice Teacher, Universitas of Georgia: 2003, [online]
http:www.coe.uga.eductlcasestudyBSmith.pdf, h. 15
informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa sehingga dirasakan masuk akal dengan kerangka berpikir yang dimilikinya ingatan,
pengalaman, dan tanggapan. Dalam pelaksanaan kegiatan CTL di kelas, guru harus
memperhatikan langkah-langkah pembelajaran seperti di bawah ini.
12
1. Guru memotivasi siswa
Sebelum proses pembelajaran dimulai guru memberikan stimulus dengan memberikan pertanyaan mengenai materi yang dibahas atau yang
dipelajari. 2.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Siswa diajak untuk mempelajari sebuah materi ajar yang sesuai
dengan standar kompetensi. Dalam hal ini bahwa siswa harus mampu menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari. 3.
Guru membagi kelompok Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah
siswa. Tiap siswa ditugaskan untuk melakukan observasi. Melalui observasi siswa ditugaskan untuk mencatat berbagai hal yang ditemukan
di perpustakaan. 4.
Melakukan percobaan Untuk memperoleh pembelajaran yang bermakna, siswa diharapkan
mampu dan mengetahui penerapannya pada proses yang sebenarnya yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
5. Diskusi kelompok
Setiap kelompok mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan pembagian tugas masing-masing.
6. Hasil diskusi dipresentasikan
Di dalam kelas semua siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Kemudian siswa melaporkan
hasil diskusi.
12
Wina Sanjaya, op.cit., h.271
7. Guru menerangkan konsep
Guru membantu menyampaikan materi sekitar masalah yang dipelajari yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi oleh siswa.
8. Menyimpulkan
Dengan bantuan guru siswa menyimpulkan hasil observasi sekitar hasil eksperimen yang dilakukan siswa sesuai dengan indikator hasil
belajar yang harus dicapai. 9.
Penugasan Guru menugaskan siswa untuk membuat laporan dari hasil diskusi
dan eksperimen yang merupakan hasil pengalaman dari proses pembelajaran berlangsung.
Agar proses instruksional dapat dianggap sebagai CTL, guru harus memperhatikan factor-faktor berikut ketika menggunakan pendekatan
CTL. Konsep ini berdasarkan pada bagaimana siswa belajar, oleh Karena itu guru harus;
13
1. Merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan para
siswa. Hubungan antara isi kurikulum dan metode yang digunakan untuk mengajar para siswa harus didasarkan pada tingkatan tertentu,
perkembangan social, emosional, dan intelektual siswa. Dengan demikian yang harus menjadi pertimbangan adalah unsure para siswa,
karakteristik individual, lingkungan social dan budaya mereka. 2.
Membentuk kelompok yang saling tergantung. Melalui kelompok yang kecil, siswa belajar dari yang lain dan belajar bekerjasama, perputaran
kualitas, dan bentuk-bentuk kerjasama lainnya yang diperlukan orang dewasa di tempat kerja dan dalam konteks yang lain dimana siswa
diharapkan untuk berperan aktif. 3.
Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri diatur sendiri. Para siswa harus memahami kekuatan dan kelemahan
13
Robert G. Bern and Patricia M. Erickson, CTL The Higlightzone: Research Work No. 5 [online],
http:www.neete.orgpublicationsinfosynthesishighlightzonehighlight05highlight05- CTL.pdf. h.4-5
mereka, untuk menetapkan target yang dicapai, dan untuk mengembangka strategi untuk mencapai target mereka. Ketika mereka
mempelajari keterampilan ini mereka akan memperoleh kepercayaan diri dan kompetisi. Melalui guru juga menciptakan lingkungan dimana
siswa merefleksikan bagaimana mereka belajar, bagaimana mereka mengatasi pekerjaan sekolah, bagaimana mereka mengatasi kesulitan
mereka, dan bagaimana mereka dapat bekerja secara harmonis dengan yang lain. Dengan pendekatan CTL yang membutuhkan kerja
kelompok., para siswa harus mampu memberikan kontribusi sehingga kelompok mereka sukses.
4. Mempertimbangkan perbedaan para siswa. Para guru harus mengajar
berbagai siswa. Pertimbangan termasuk latar belakang suku dan ras siswa, status social, ekonomi mereka, dan berbagai ketidak mampuan
yang mereka miliki. 5.
Memperhatikan multi-intelgensi siswa. Dalam menggunakan pendekatan CTL, maka cara siswa berpartisipasi di dalam keas harus
memperhatikan kebutuhan delapan orientasi pembelajaran. Delapan orientasi pembelajaran yang melibatkan factor-faktor seperti bahasa,
pendengaran atau penglihatan, musik, bilangan, visualisasi, gerakan manusia, sosialisasi, dan kepemimpinan.
6. Menggunakan teknik pertanyaan yang meningkatkan pembelajaran
siswa dan perkembangan pemecahan masalah dan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Agar CTL mencapai tujuannya harus digunakan jenis
dan tingkat pertanyaan yang sesuai. Pertanyaan-pertanyaan harus disiapkan untuk menghasilkan tingkat berpikir, respon, dan tindakan
yang diharapkan dari siswa. 7.
Menerapkan penilaian yang sebenarnya. Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang dapat memberikan gambaran
perkembangan belajar siswa. Penilaian sebenarnya mengevaluasi aplikasi penegatahuan siswa dan pemikiran yang kompleks daripada
menghafal daya ingat akan informasi faktual.
Scott G. Paris meninjau 12 prinsip pembelajaran mandiri dalam empat kategori umum yang dapat digunakan oleh para guru di dalam
kelas, yaitu: kategori menilai diri sendiri, kategori mengatur diri sendiri, menolong siswa, memperoleh pemahaman, dan membentuk identitas
siswa sebagai pelajar.
14
e. Strategi yang Berasosiasi dengan CTL