23
Pesantren Daarul Rahman Jakarta Selatan, diperoleh kesimpulan bahwa: pada kelompok eksperimen, ada kenaikan jumlah skor mean pada post-
testnya, hanya selisish 13.2 angka, sedangkan kelompok kontrol malah mengalami penurunan nilai skor mean dari 117.5000 menjadi 111.5000
pada post-testnya. Karena kedua kelompok memiliki taraf signifikasi dibawah 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian di atas
bahwa penerapan ice breaking dapat meningkatan hasil belajar atau
terhadap penelitiannya.
30
E. Kerangka Berfikir
Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang mengarahkan seseorang menjadi lebih baik. Dalam belajar, peran guru sangatlah penting
untuk mencapai hasil belajar yang baik, seperti: 1. Guru Sebagai Pendidik, Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para
peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri
dan disiplin. 2. Guru Sebagai Pengajar, guru adalah pengajar, dimana dari mulai menyusun, mengaplikasikan, dan diakhiri dengan mengevaluasi. 3.
Guru sebagai pembimbing, Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral
dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks. 4. Guru Sebagai Pelatih, Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan, baik
intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih. 5. Guru Sebagai Penasehat, Guru adalah seorang penasehat bagi
peserta didik juga bagi orang. Di dalam pembelajaran, ada beberapa model untuk menunjang
pencapaian belajar, seperti pembelajaran aktif dan pembelajaran efektif. Pembelajaran aktif adalah pembelajaran dimana para siswa secara individu
didukung untuk terlibat aktif dalam proses membangun model mentalnya
30
Kisma Fauzea , pengaruh permainan ice breaker terhadap self disclosure pada remaja pondok
pesantrean Daarul rahman Jakarta Selatan, Jakarta: UIN Jakrta, 2008
24
sendiri dari informasi yang mereka peroleh. Sedangkan pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang mampu memberikan konstribusi optimal terhadap
pencapaian tujuan belajar yang telah ditetapkan. Ada beberapa model pembelajaran aktif, seperti
, snowball, role playing, mind mapping,dan ice
breaking, peneliti memfokuskan pada model pembelajaran aktif untuk ice breaking.
Ice breaking adalah peralihan situasi dari yang membosankan, membuat mengantuk, menjenuhkan, dan tegang menjadi rileks, bersemangat,
tidak membuat mengantuk, serta ada perhatian dan ada rasa senang untuk mendengarkan atau melihat orang yang berbicara didepan kelas atau ruangan
pertemuan. Sedangkan jenis-jenis ice breaking diantaranya: tepuk tangan,
lagu, dan audio visual. Untuk
ice breaking audio visual, dipilih bentuk video. Dimana vidio ini menceritakan tentang bagaimana sekelompok orang yang mempunyai
kekurangan, bisa di pandng keberadaannya oleh masyarakat luas. Dari penerapan model pembelajaran ini, maka diperoleh suatu hasil belajar. Hasil
belajar merupakan seluruh kecakapan yang dicapai melalui proses belajar di sekolah yang dinyatakan dengan nilai atau angka berdasarkan tes hasil belajar.
Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah “untuk mengetahui sejauh mana
pembelajaran learner telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh
mana tujuan atau kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai.
”
31
Menurut Gagne, ada lima jenis tipe hasil belajar yakni: Belajar Kognitif, Informal Verbal, mengatur kegiatan intelektual, Belajar Sikap, dan
Belajar Ketrampilan Motorik. Ada beberapa strategi untuk melihat hasil belajar yaitu Tingkat Nasional, Tingkat Sekolah, dan Tingkat Kelas. Untuk
penilaian melalui tingkat kelas, Menurut Mulyasa, bahwa : “Penilaian kelas
dilakukan d engan ulangan harian, ulangan umum, dan ujian akhir”.
32
31
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudi Milama, Evaluasi pembelajaran IPA
Berbasis kompetensi, Ciputat : UIN Jakarta Press, 2006 , h.4
32
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Kencana, 2010, h.36