Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

58 cenderung monoton, kurang menarik, dan mendorong siswa pasif dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran Sosiologi dengan penerapan Ice breaking siswa ditekankan mampu belajar kreatif, aktif,dinamis, dan eksploratif. Hal yang senada juga diungkapkan dalam buku karya Atwi Suparman, bahwa “dengan bermain diharapkan siswa mampu memahami dan menghayati berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan nyata. Sehingga dapat membentuk sikap dan nilai sebagai tujuan tambahannya.“ Hubungan antara siswa pun lebih akrab dan terjalin komunikasi yang pada dalam proses ice breaking. Dimana setiap siswa saling mengisi kekurangan dari siswa yang lain. Sehingga timbul rasa kebersamaan dan kekeluargaan untuk saling mendukung dalam proses pembelajaran. Dengan demikian hasil penelitian yang penulis teliti di SMA Darussalam ciputat dengan menggunakan model pembelajaran Ice breaking membuat siswa menjadi pembelajar yang memandang pelajaran sebagai kebutuhan bukan sekedar tuntutan senada dengan penelitian dan pendapat para peneliti yang sebutkan di atas. Siswa mempelajari materi Sosiologi khususnya konsep Interaksi Sosial dengan bentuk pembelajaran yang baru yang menyenangkan lebih baik. Terbukti siswa yang belajar Sosiologi dengan penerapan ice breaking lebih aktif dalam proses belajar. Dalam pelaksanaannya pembelajaran dengan penerapan ice breaking sangat ditentukan oleh partisipasi siswa. Hal tersebut sangat bergantung pada peran guru dalam memotivasi siswa untuk ikut berpartisipasi dalam melakukan proses pembelajaran. Jika proses ini gagal maka keseluruhan dalam proses pembelajaran akan gagal dilakukan. Jadi dapat disimpulkan penerapan ice breaking dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang menggunakan penerapan ice breaking dapat mempengaruhi hasil belajar siswa pada pembelajaran sosiologi di SMA Darussalam ciputat. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan nilai t hitung t tabel yaitu 4,29 0,325 dengan taraf signifikan 0,05. Selain itu dilihat dari perhitungan posttest kelas eksperimen yang menerapkan ice breaking rata- rata 70 menunjukkan nilai lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol rata-rata 60,2. Bukti ini juga diperkuat dengan adanya peningkatan jumlah siswa yang memperoleh nilai KKM setelah penerapan ice breaking . dimana sebelum penerapan ice breaking , jumlah siswa yang tidak mencapai KKM sebesar 50 dari sampel. Sedangkan setelah menggunakan penerapan ice breaking, siswa yang tidak mencapai KKM hanya 20.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi Dunia Pendidikan Penelitian ini diharapkan menumbuhkan kreativitas dan profesionalisme dan menumbuh-kembangkan budaya social di lingkungan sekolah untuk proaktif dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan pembelajaran secara berkelanjutan. 2. Bagi Guru Diharapakan bagi semua guru harap tidak monoton penggunaan model dalam pembelajaran, perlu wawasan yang terbaru untuk mengatasi atau menyiasati kejenuhan di kelas, sehingga siswa semangat dan gembira dalam belajar. 59 3. Bagi siswa Bagi siswa sendiri, diperlukan tuangan ide dari murid-murid untuk lebih mengembangkan atau menciptakan ice breaking dalam pembelajaran, baik pembelajaran intern maupun ekstern. 4. Bagi peneliti Selesainya penelitian bukan berarti selesainya kreativitas peneliti, anggaplah penelitian dan hasil penelitian yang di dapat merupakan awal mula seorang guru memulai kreativitasnya. 5. Bagi peneliti lain Penelitian yang peneliti lakukan masih kurang sempurna, bagi peneliti lain alangkah baiknya mengembangkan kreatifitasnya tiada henti dan menarik untuk di teliti. 60 DAFTAR PUSTAKA A. Zainal dan Nasution, penelitian hasil belajar, Departemen pendidikan Nasional, 2001. Hajar, Ibnu, Dasar-dasar Metodolodi Penelitian Kwantitatif Dalam Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999. Herlanti, Yanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Tindakan Sains, Jakarta: jurusan pendidikan IPA,FITK,UIN Syarif Hidayatullah, 2006. Kompas, senin, 8 juli 2013. M said, 80+ ice breaker games-kumpulan permainan penggugah semangat, Yogyakarta: Andi offset, 2010. M. Suban, dkk., Statistik pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2000. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, Jakarta : Bumi Aksara, 2009 . Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007. Neni Iska, Zikri, psikologi pengantar pemahaman diri dan lingkungan. Jakarta: Kizi Brother, 2006. Purwanto Ngalim, psikologi pendidikan, Bandung : PT. Rosda Karya, 2007. Purwanto, Ngalim , Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2004. Ruseffendi, Statistik Dasar: untuk penelitian pendidikan Cet.1 ,Bandung: IKIP Bandung Press, Mei 1998. Sanjaya, Wina, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : kencana 2010. Sanjaya, Wina, penelitian tindakan kelas, Jakarta : Kencana 2010. Sanjaya, Wina, Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan, Jakarta: Kencana, 2006. Sudjana, Nana Dan Ibrohim, penelitian dan penilaian pendidkan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2010. 61 Surapranata, Sumarna, Analisis, validitas, reliabilitas, dan interpretasi hasil tes, Bandung: PT Remaja Rosyda Karya, 2006. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R D, Cet. Ke-3 Bandung: Alfabeta, Maret 2007. Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, Jakarta : Bumi aksara, 2009 . Sunarto, Icebreaker dalam pembelajaran aktif. Surakarta : Cakrawala Media, 2012. Sukardi, Metodelogi penelitian pendidikan¸ Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Sudijono, Anas, pengantar evaluasi pendidikan, Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2005. Sudjana, Metode Statistik, Cet. Ke-3 , Bandung: Tarsito, Mei 2005. Suparman, Atwi , “Model-Model Pembelajaran Interaktif ”, Jakarta: STIA-LAN Press, 1997. Soenarno, Adi, Ice breaker permainan atraktif-edukatif untuk pelatihan manajement, Yogyakarta: Andi offset,2005. Sofyan, Ahmad, Tonih Feronika, dan Burhanudi Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Ciputat : UIN Jakarta Press, 2006 . Suharsimi, Arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, Jakarta: PT.Rineka Cipta,1993. Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada, 2005. Syaodih , Nana, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: Rosdakarya, 2003. Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012. W.s winkel, psikologi pengajaran, Bandung :PT. Rosda Karya, 2007. Lampiran 1 Profil SMA Darussalam Ciputat

1. Sejarah Berdirinya SMA Darussalam Ciputat

SMA Darussalam Didirikan pada tahun 2000 dengan SK pendirian sekolah Nomor: 125102071987. SMA Darussalam melalui wadah Yayasan pendidikan Islam YPI Darussalam sebagai payung organisasi tertinggi mempunyai satu lembaga pendidikan lagi yaitu SMP Darussalam dengan lokasi yang berdekatan. Dengan demikian SMA Darussalam dikelola oleh sebuah yayasan, dengan didirikannya SMA Darussalam sebagai wujud turut serta dalam pembangunan generasi muda dan kepedulian dalam meningkatkan mutu pendidikan baik dalam bidang IPTEK maupun IMTAQ, serta membekali siswa dengan ketrampilan melalui penyaluran minat dan pengembangan bakat, sebagai bekal bagi masa depan siswa. Untuk itu, sejalan dengan penerapan kurikulum berbasis kompetensi KBK, YPI Darussalam telah menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk penyelenggaraan pendidikan yang senantiasa membina prestasi siswa dan sarat dengan aktivitas. Sekolah Menengah Atas SMA Darussalam Ciputat yang pada saat ini berstatus “TERAKREDITASI A” beralamat di Jl. Otista raya Rt. 01010 No.36 Desa Ciputat, Kota Tangerang, Provinsi Banten yang terletak sekitar 4KM dari pusat pemerintahan kota Tangerang Selatan. Dari periode 2003 sampai sekarang dipimpin oleh Marul W a’id, S.Ag dengan jumlah tenaga pengajar 17 dan staff tata usaha 3 orang dengan jumlah siswa sekitar 350 orang.

2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah

a. Visi Sekolah: Visi SMA Darussalam adalah: cerdas, Inovatif, Nalar, taqwa, Aktif. b. Misi Sekolah: 1. Membentuk siswa yang cerdas, kreatif dan mandiri.