Penilaian Hasil Belajar Tingkat Nasional

16 buku tes. Dalam hal ini pre tes sebaiknya dilakukan secara tertulis, meskipun bisa saja dilaksanakan secara lisan atau perbuatan.

b. Penilaian Proses

Penilaian proses dimaksudkan untuk menilai kualitas pembelajaran dan pembentukan kompetensi dasar pada peserta didik, termasuk bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidaknya sebagian besar 75 peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidaknya sebagian besar 75. Lebih lanjut, “proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila masukan merata, menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan, perkembangan masyarakat dan pembangunan. ” 18

c. Post-test Tes Akhir

Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan post tes. Sama halnya dengan pre-test, post-test juga memiliki banyak kegunaan, terutama dalam melihat keberhasilan pembelajaran. Fungsi post tes antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut : 1 Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi dasar yang telah ditentukan, baik secara individu maupun kelompok. Hal ini dapat diketahui dengan membandingkan antara hasil pre-test dan post-test. 18 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007, h.258-259 17 2 Untuk mengetahui kompetensi dasar dan tujuan yang dapat dikuasai oleh peserta didik, serta kompetensi dasar dan tujuan yang belum dikuasainya. Sehubungan dengan kompetensi dasar dan tujuan yang belum dikuasai ini, apabila sebagian besar belum menguasainya maka perlu dilakukan pembelajaran kembali remedial teaching. 3 Untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan remedial dan yang perlu mengikuti kegiatan pengayaan, serta untuk mengetahui tingkat kesulitan dalam mengerjakan modul kesulitan belajar. 4 Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap komponen komponen pembelajaran modul dan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik terhadap perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian. 19

B. Pembelajaran aktif

Dalam proses pembelajaran ada beberapa model pembelajaran, salah satunya model yang ada yaitu model pembelajaran aktif. Pada pendekatan belajar siswa aktif sebenarnya sudah sejak lama dikembangkan. Konsep ini di dasari pada keyakinan bahwa hakekat belajar adalah proses membangun makna atau pemahaman, oleh si pembelajar, terhadap pengalaman dan informasi yang disaring dengan persepsi, pikiran pengetahuan yang dimiliki dan perasaaanya. Dengan demikian siswalah yang harus aktif dalam mencari informasi, pengalaman dan keterampilan dalam rangka membangun sebuah makna dari hasil proses pembelajaran. Pembelajaran aktif active learning yaitu pembalajaran yang lebih berpusat kepada siswa dari pada berpusat kepada guru. Belajar aktif adalah mempelajari dengan cepat, menyenangkan, penuh semangat dan keterlibatan 19 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007, h.260