3 Media audio visual semi gerak Media ini adalah media audio yang disertai dengan gerakan secara linear
dan terputus-putus. Contohnya adalah: morse dan media board. 4 Media Visual Gerak
Media ini menunjukkan kemampuan visual dan gerakannya tetapi tanpa suara. Contohnya: film bisu Mr. Bean
5 Media Semi Gerak Media ini adalah media yang mampu menampilkan gerakan titik secara
linear garis dan tulisan tetapi tanpa suara. Contohnya: Teleautograp. 6 Media audio
Media ini adalah yang hanya menonjolkan audio saja tanpa ada gambar atau gerakan apapun. Contohnya: radio, telepon, audio tape kaset
program dan audio disc. 7 Media Cetak
Media cetak yaitu media yang menampilkan informasi melalui kata-kata dan simbol-simbol atau diagram saja. Contohnya: Teletipe, papertape.
42
Basyiruddin Utsman menggolongkan media kepada 8 kategori, yaitu: 1 Real Things, dapat berupa manusia teacher itu sendiri, benda
sesungguhnya, dan peristiwa yang terjadi. Pengajar adalah media yang utama dalam proses belajar mengajar dan merupakan motivator atau
fasilitas bagi siswa untuk mengoptimalkan kegiatan belajar. 2 Verbal Representations: berupa media tuliscetak, buku tulis dan
sebagainya. 3 Graft Representation: berupa chart, diagram, gambar, atau lukisan.
4 Still Picture: seperti foto, slide, film strip, OHP dan media visual lainnya. 5 Motion Picture: seperti film, televisi, video tape, dan lain-lain.
6 Audio Recording: Seperti pita kaset, real tape, piringan hitam dan sound track.
42
Arief S. Sudirman, dkk. Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta: Medyatama Saran Perkasa, 1989. Hal. 174-176
7 Simulation: berupa permainan yang menirukan kejadian yang sebenarnya. Contoh: perang-perangan dan mengemudikan mobil.
2. Media Audio Visual
Media audio visual yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunya kemampuan yang lebih baik. Teknologi audio
visual digunakan untuk menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio visual. Pengajaran
melalui audio visual jelas dan bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin proyektor film, tape recorder dan proyektor visual
yang lebar. Jadi, pengajaran melalui audio visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak
seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa.
43
Tujuan pemakaian media audio visual, dalam hal ini yang dimaksud secara umum dalam proses pembelajaran adalah:
a. Untuk Tujuan Kognitif Dengan menggunakan video, mitra kognitif dapat dikembangkan, yakni
yang menyangkut kemampuan mengenal kembali kemampuan memberikan rangsangan berupa gerak yang serasi. Umpamanya: pengamatan benda terhadap
kecepatan relatif suatu obyek atau benda yang bergerak, penyimpangan dalam gerak interaksi antara obyek dan benda.
Dengan video dapat pula dipertunjukkan serangkaian gambar diam dapat pula digunakan untuk menunjukkan contoh-contoh bersikap atau berbuat dalam
suatu penampilan, khususnya yang menyangkut interaksi menusiawi, sehingga dapat dimungkinkan mengoreksi langsung terhadap penampilan yang tidak
memenuhi syarat.
43
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2010 cet.ke- XIII, hal. 30
b. Untuk Tujuan Psikomotor Video merupakan media yang paling tepat untuk memperlihatkan contoh
ketrampilan yang menyangkut gerak, karena dapat diperjelas dengan cara diperlambat atau dipercepat.
c. Untuk Tujuan Afektif Dengan menggunakan berbagai teknik dan efek, video dapat menjadi media
yang sangat ampuh untuk mempengaruhi sikap dan emosi.
44
3. Macam-Macam Media Audio Visual
Media audio visual dibagi kedalam dua jenis, yaitu: a. Audio visual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal
dari satu sumber seperti video kaset. b. Audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal
dari sumber yang berbeda. Misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya berasal dari slides proyektor dan unsur suaranya berasal dari
tape recorder.
4. Karakteristik Media Audio Visual
Ciri-ciri dan karakteristik utama teknologi media audio visual adalah sebagai berikut:
a. Bersifat linear b. Menyajikan visual yang dinamis
c. Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancangpembuatnya
d. Merupakan representasi fisik dari gagasan ril atau gagasan abstrak e. Dikembangkan menurut prinsip psikologis, behaviorisme dan kognitif
f. Berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang rendah.
45
44
Ronald H. Anderson, Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press, 1987. Hal. 104-105
45
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2010 cet.ke- XIII, hal. 31
C. Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam PAI
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang
diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu.
46
1. Prosedur Umum Pelaksanaan Pembelajaran
Dick dan Carey 1996:184 mengemukakan 5 komponen pokok dalam pelaksanaan pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
a. Kegiatan pra-pembelajaran b. Penyajian informasi
c. Partisipasi siswa d. Testing evaluasi
e. Tindak lanjut Dari ke-5 komponen tersebut dapat diringkas menjadi 3 tahap atau prosedur
yang secara umum dilakukan dalam setiap pembelajaran. Tahap pra-pembelajaran menurut Dick dan Carey dapat disebut tahap persiapan, sedangkan tahap
penyajian dan informasi siswa dapat disingkat menjadi tahap penyajian karena dalam penyajian akan melibatkan partisipasi siswa
47
. Tahap ke-4 dan ke-5, evaluasi dan tindak lanjut menjadi satu.
a. Kegiatan Persiapan atau Pra-Pembelajaran Kegiatan pra-pembelajaran sebenarnya terdiri dari dua jenis, yaitu
persiapan sebelum pembelajaran pra-pembelajaran dan kegiatan awal pembelajaran, disebut pembukaan pembelajaran
1 Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, seorang guru perlu mempersiapkan diri dengan baik agar dapat mencapai tujuan
pembelajaran dengan efektif dan efisien. Persiapan ini meliputi:
46
Nana Sudjana , Proses Belajar Mengajar. Bandung: Mandar Madju 1989, hal. 28
47
Ma’mur Saadie, dkk, Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia, Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka, 2007, Cet. I, hal. 2.3
persiapan tertulis, persiapan yang berkaitan dengan media pembelajaran maupun alat-alat pelajaran dan persiapan diri
2 Pembukaan Pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru pada
awal pembelajaran. Dick
dan Carey 1996
mengemukakan bahwa pada awal kegiatan formal pembelajaran, ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu memotivasi siswa, memberi
siswa, memberikan informasi apa yang akan dipelajari siswa, meyakinkan bahwa siswa telah memiliki pengetahuan awal
prasyarat yang diperlukan untuk mempelajari materi yang akan disajikan.
48
b. Penyajian Informasi dan Contoh Pada tahap ini guru menetapkan secara pasti informasi siswa, konsep,
aturan dan prinsip-prinsip apa yang perlu disajikan kepada siswa. Disinilah penjelasan pokok tentang semua materi pembelajaran.
Kesalahan utama yang sering trejadi dalam tahap ini adalah menyajikan informasi terlalu banyak, terutama jika sebagian dari informasi tersebut
tidak relevan dengan tujuan pembelajaran, hal ini sangat penting diperhatikan. Pada saat guru memberikan informasi, hendaknya tidak
hanya mendefinisikan konsep-konsep baru, namun menjelaskan kaitan- kaitannya dengan konsep lain. Guru juga perlu menentukan jenis-jenis
dan sejumlah contoh yang akan diberikan untuk setiap konsep. c. Partisipasi Siswa
Dalam tahap ini, guru berusaha agar siswa berpartisipasi penuh dalam kegiatan pembelajaran. Disinilah siswa mempelajari, mengerjakan segala
sesuatu yang menjadi tugasnya. Namun, salah satu komponen yang sangat kuat yang tidak boleh terlupakan dalam proses belajar ini adalah
pemberian umpan balik. Guru dapat meningkatkan proses belajar dengan menyediakan kegiatan-kegiatan yang secara langsung relevan dengan
48
Ma’mur Saadie, dkk, Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia, Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka, 2007, Cet. I, hal. 2.3 – 2.4