Pembelajaran efektif Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam PAI

Menurut Harry Firman 1987, keefektifan program pembelajaran ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut: 1 Berhasil mengantarkan siswa mencapai tujuan-tujuan intruksional yang telah ditetapkan. 2 Memberikan pengalaman belajar yang efektif, melibatkan siswa secara aktif sehingga menunjang pencapaian tujuan intruksional. 3 Memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar-mengajar. Berdasarkan ciri program pembelajaran aktif seperti yang digambarkan di atas. Keefektifan program pembelajaran tidak hanya ditinjau dari segi tingkat prestasi belajar saja, melainkan harus pula ditinjau dari segi proses dan sarana penunjang. Aspek hasil meliputi tinjauan terhadap hasil belajar siswa setelah mengikuti program pembelajaran yang mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek proses meliputi pengamatan terhadap keterampilan siswa, motivasi, respon, kerjasama, partisipasi, aktif, tingkat kesulitan pada penggunaan media, waktu serta teknik pemecahan masalah yang ditempuh siswa dalam menghadapi kesulitan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Aspek sarana penunjang meliputi tinjauan-tinjauan terhadap fasilitas fisik dan bahan serta sumber yang diperlukan siswa dalam proses belajar mengajar seperti ruang kelas, labolatorium, media pembelajaran dan buku-buku teks. 57 1 Kriteria efektifitas pengajaran itu melliputi: a Prosentase waktu belajar siswa yang tinggi b Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara siswa. c Ketepatan antara kandungan materi ajaran dengan kemampuan siswa orientasi keberhasilan yang diutamakan d Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif e Mengembangkan struktur kelas yang mendukung butir 2 tanpa mengabaikan butir 4. 57 http:agungprodent.wodpress.com20090618efektifitas -pembelajaran Sedjana mengungkapkan kriteria yang dapat digunakan untuk menilai keefektifan proses belajar mengajar sebagai berikut. 1 Konsistensi kegiatan belajar mengajar dengan kurikulum 2 Keterlaksanaannya oleh guru, dalam hal ini sejauh mana kegiatan dan program yang telah direncanakan dapat dilaksanakan oleh guru tanpa mengalami hambatan atau kesulitan 3 Keterlaksanaannya oleh siswa, dalam hal ini dimulai sejauhmana siswa melakukan kegiatan belajar sesuai dengan program yang telah ditentukan tanpa mengalami hambatan dan kesulitan yang berarti 4 Motivasi belajar siswa, motivasi belajar siswa sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa saat melaksanakan kegiatan belajar 5 Keaktifan para siswa dalam kegiatan belajar, penilaian proses belajar mengajar terutama adalah sejauhmana keaktifan siswa mengikuti pelajaran 6 Interaksi guru siswa berkenaan dengan komunikasi atau hubungan timbal balik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. 7 Kemampuan atau ketrampilan guru mengajar, merupakan puncak keahlian guru yang profesional dalam hal penguasaan bahan pengajaran bahan pengajaran, komunikasi dengan siswa, penetapan metode mengajar dan lainnya. 8 Kualitas hasil belajar yang dicapai oleh para siswa 58 Sedangkan menurut Mortimore proses belajar mengajar yang efektif itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1 Aktif, bukannya pasif 2 Konvert, bukannya overt 3 Kompleks, bukannya sederhana 4 Dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual siswa 5 Dipengaruhi oleh berbagai konteks belajar 58 Yayat, Efektifitas Penyetaraan Program S1 Bagi Guru-Guru SMK Penelitian Pada Guru- Guru SMK di Kotamadya Bantul, Tesis Program Pasca Sarjana UNY, 2001, hal.40 c. Aspek-Aspek Efektivitas Berdasarkan pendapat Aswarni Sujud tentang pengantar efektifitas, dapat dijelaskan bahwa efektifitas suatu program dapat dilihat adrai aspek-aspek dibawah ini: 1 Aspek tugas dan fungsi Seseorang atau lembaga dikatakan efektif jika melaksanakan tugas atau fungsinya. Begitu juga suatu program pengajaran akan efektif jika tugas d an fungsinya dapat dilaksanakan dengan baik, dan tugas peserta didik belajar dengan baik 2 Aspek rencana atau program Jika seluruh rencana dapat dilaksanakan maka rencana atau program dikatakan efektif. Yang dimaksud dengan rencana atau program disini adalah rencana pengajaran yang terprogram, yaitu berupa materi yang terwujud dalam sebuah kurikulum, yaitu berupa materi yang terwujud dalam sebuah kurikulum yang telah diterapkan. 3 Aspek ketentuan dan aturan Efektifitas suatu program juga dilihat dari berfungsi atau tidaknya aturan yang telah dibuat dalam rangka menjaga berlangsungnya proses pengajaran. Aspek ini mencakup aturan-aturan baik yang berhubungan dengan peserta didik. Jika aturan ini dilaksanakan berarti ketentuan atau aturan telah berlaku secara efektif. 4 Aspek tujuan atau kondisi ideal Suatu program kegiatan dikatakan efektif dari sudut hasil jika tujuan atua kondisi ideal program tersebut dapat dicapai. Penilaian aspek ini dapat dilihat dari prestasi yang dicapai oleh siswa. Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa segi, yang dimulai dari perencanaan guru. Perencanaan pembelajaran berkenaan dengan keputusan yang diambil guru dalam mengorganisasikan, mengimplementasikan dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Burden Bird, 1999. Perencanaan merupakan tugas yang sangat penting dilakukan oleh guru. Ketika guru membuat keputusan tentang perencanaan, perlu mempertimbangkan “seseorang melakukan apa, apabila dan urutan peristiwa-peristiwa belajar apa yang akan terjadi, dimana peristiwa belajar itu berlangsung, jumlah waktu yang digunakan, dan sumber-sumber serta bahan- bahan yang dimanfafatkan”. 59 Keputusan tentang perencanaan juga berhubungan dengan isu-isu seperti materi yang dipilih, strategi pembelajaran, penyampaian pelajaran, media pembelajaran, pengelolaan kelas, iklim kelas dan evaluasi pembelajaran. Tujuan perencanaan adalah member jaminan pebelajar akan belajar dengan baik. Oleh karena itu, perencanaan membantu menciptakan, mengelola dan mnegorganisasikan peristiwa-peristiwa pembelajaran yang memungkinkan kegiatan belajar terjadi. Perencanaan membantu guru untuk menata alur dna urutan peristiwa-peristiwa pembelajaran yang tepat dan juga mengatur waktu. Jumlah waktu yang dibutuhkan dalam merencanakan pembelajaran sangat tergantung pada individu guru. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor, seperti kebutuhan pebelajar, kekomplekan tugas pembelajaran, fasilitas-fasilitas dan peralatan serta pengalaman guru. a Faktor-faktor yang berkaitan dengan pembelajaran: 1 Konten isi Pembelajaran: isi pelajaran berkaitan dengan pengetahuan, ketrampilan, aturan, konsep atau proses kreatif yang akan dipelajari pebelajar 2 Bahan: berwujud tulisan, bentuk fisik atau stimuli visual, yang dugunakan dalam pembelajaran. Buku teks, film, film strip, komputer, video tape. 3 Strategi Pembelajaran: pemilihan berbagai strategi pembelajaran yang digunakan untuk mengajarkan isi pembelajaran merupakan perencanaan sentral guru. 59 Ma’mur Saadie, dkk, Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia, Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka, 2007, Cet. I, hal. 2.15 4 Perilaku Guru: guru melakukan sejumlah kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung dan membantu pebelajar dalam kegiatan- kegiatan belajar, seperti membimbing kelompok, menyajikan pelajaran secara, membuka pelajaran dan membuat kesimpulan. 5 Menstrukturkan Pelajaran: menyusun pelajaran berkaitan dengan kegiatan yang terjadi pada suatu saat tertentu selama penyajian pelajaran dan guru perlu merencanakan struktur pelajaran. 6 Lingkungan Belajar: ketika kegiatan-kegiatan belajar direncanakan, pertimbangan jenis lingkungan belajar yang ingin diciptakan. Banyak factor yang perlu diperhatikan. System pengelolaan kelas yang efektif perlu direncanakan dan ditetapkan, seperti aturan-aturan kelas, menciptakan iklim kelas yang positif, tanggung jawab pebelajar secara akademik dan penguatan-penguatan perilaku yang dikehendaki. 7 Pebelajar: guru harus mempertimbangkan karakteristik pebelajar, perlu dipertimbangkan pula motivasi belajar, kebutuhan akademik, kebutuhan fisik dan psikologis. Lebih dari itu, pertimbangkan pengelompokan, seperti kelompok kecil, kelompok keseluruhan dan kerja mandiri. 8 Durasi Pembelajaran: guru perlu menjadi manajer waktu untuk menjamin bahwa pebelajar mempunyai kesempatan untuk mencapai tujuan pembelajaran selama kurun waktu tertentu. 9 Lokasi Pembelajaran:guru juga perlu merencanakan tempat dimana pembelajaran akan terjadi. 60 b Karakteristik Guru Keputusan perencanaan tentang kegiatan-kegiatan pembelajaran dipengaruhi oleh karakteristik guru itu sendiri Neely Hansford, 1985. Pertama, banyaknya pengalaman mengajar guru akan mempengaruhi keputusan perencanaan. Kedua, 60 Ma’mur Saadie, dkk, Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia, Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka, 2007, Cet. I, hal. 2.16 – 2.17 filosofi belajar-mengajar akan mempengaruhi keputusan tentang perencanaan guru. Ketiga, pengetahuan guru tentang isi pelajaran. Keempat, gaya guru dalam mengorganisasikan pelajaran. Kelima, harapan-harap menata kelas, baik untuk pebelajar belajar maupun pelaksanaan pembelajaran oleh guru itu sendiri. Keenam, perasaan aman dan control pembelajaran memainkan peranan dalam proses perencanaan. c Guru yang efektif Rosanshine 1989 mengidentifikasi 6 hal tentang guru yang efektif sebagai berikut: 1 Melakukan review harian 2 Menyiapkan materi baru 3 Melakukan praktik terbimbing 4 Menyediakan balikan dam koreksi 5 Melaksanakan praktik mandiri 6 Review mingguan dan bulanan d Pendekatan pembelajaran yang efektif Pendekatan pembelajaran yang efektif adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada pebelajar. Pada saat ini telah ada perubahan paradigm dalam pembelajaran, yaitu bahwa pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru, melainkan pebelajar. 61 Dalam hal ini terdapat 3 jenis pendekatan yang saat ini banyak diterapkan, yaitu: 1 Belajar Mandiri independent learning, dkonsep belajar mandiri diartikan sebagai sesuatu yang berbeda. Ada 7 prinsip yang perlu diketahui dalam konsep belajar ini, yaitu: a Pebelajar belajar untuk dirinya sendiri b Pebelajar mempunyai ukuran untuk mengontrol atas kegiatan belajarnya sendiri. c Pebelajar memilki tanggung jawab untuk menentukan konteks belajar, mendiagnosis kebutuhan belajar secara pribadi, 61 Ma’mur Saadie, dkk, Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia, Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka, 2007, Cet. I, hal. 2.20 mengidentifikasi sumber-sumber belajar, serta menentukan waktu untuk belajar dan lag\ngkah belajar. d Pebelajar mungkin mengembangkan rencana kegiatan belajarnya sendiri e Kebutuhan individu yang berbeda dikenal dengan respon yang tepat, dibuat untuk kebutuhan khusus pebelajar secara individual. f Kegiatan belajar pebelajar didukung, diperluas atau dikurangi dengan sumber-sumber belajar dan panduan belajar. g Peranan mengajar berubah dari guru atau penyampai informasi ke pengelola proses belajar. 2 Pembelajarn Terpadu integrated learning, merupakan suatu pendekatan pembelajaran untuk mencapai ketrampilan-ketrampilan belajar sepanjang hayat. keterpaduan merupakan strategi pembelajaran yang berorientasi kepada pebelajar. Den Harden, 2005, contohnya: pengajaran Pendidikan Agama dikaitkan dengan mata pelajaran lainynya seperti PPKN maupun Bahasa Indonesia. Pendekatan pembelajarn terpadu membantu pebelajar melalui: a Belajar aktif b Menilai diri sendiri c Individualisasi, dan d Belajar mandiri. Adapun kelebihan pembelajaran terpadu diantaranya adalah: memberikan gambaran hubungan antar pengetahuan, memungkinkan kesatuan penyajian suatu problem dan mempermudah kerjasama antar disiplin keilmuan. 3 Belajar Berbasis Masalah Problem-based Learning, yaitu kegiatan belajar yang berpusat pada pebelajar dan juga menggambarkan metode belajar inti atau suplemen pembelajaran. Prinsipnya sama dengan pembelajaran terpadu, namun pembelajaran terpadu mendasarkan pada tema, sedangkan pada konsep ini berdasarkan masalah Pembelajaran dimulai dengan menampilkan suatu masalah. Masalah tersebut mendorong pebelajar untuk mencari alasan, berpikir kritis dan memprtimbangkan bukti-bukti, serta mencari-cari dan barbagi informasi yang relevan.

D. Hasil Belajar

Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Beajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar. Oleh karena itu hasil belajar yang dimaksud disini adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perlakukan dari pengajar guru, seperti yang dikemukakan oleh Sudjana. Hasil Belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : 1. Keterampilan dan kebiasaan, 2. Pengetahuan dan pengarahan, 3. Sikap dan cita-cita. 62 1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa Sudjana, 1989 : 39. Dari pendapat ini faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri siswa perubahan kemampuan yang dimilikinya seperti yang dikemukakan oleh Clark menyatakan bahwa hasil belajar siswa disekolah 70 dipengaruhi oleh kemampuan siswa 62 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Banndung: Rosda: 2004, Hal.22 dan 30 dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran 63 Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif intelektual, bidang sikap afektif dan bidang perilaku psikomotorik. Dari beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal internal dan faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupa sehingga nampak pada diri indivdu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif. 63 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Banndung: Rosda: 2004, Hal.39 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian yang di lakukan oleh peneliti di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak bulus Jakarta Selatan. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Feruari 2011.

B. Metode Penelitian

Menurut Mardalis metode diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran. 1 Jadi metode penelitian adalah suatu cara atau upaya untuk memperoleh fakta yang sistematis untuk mewujudkan kebenaran. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, yaitu metode penelitian yang berusaha membuat deskripsi dari fenomena yang diselidiki dengan cara melukiskan dan mengklasifikasikan atau karakteristik fenomena tersebut secara faktual dan cermat, kemudian menuangkannya dalam bentuk kesimpulan. Oleh karenanya tujuan utama penelitian deskriptif adalah untuk memberikan gambaran yang jelas dan akurat tentang material fenomena yang sedang diselidiki. Dengan kata lain, digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang apa, bagimana keadaan sesuatu fenomena dan melaporkannya. 1 Mardalis, Metode Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 3003, cet: VI, h: 24 Suharsimin Arikunto mengemukakan bahwa metode deskriptif merupakan penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis. 2 Menurut Bagdon dan Tayor, 1990, yang dikutip oleh S. Margono bahwa Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data yang deskirptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. 3 Ahli pisikologi pendidikan dari Universitas of Nebraska, Lincoln Creswell, 1994: 150 metode pendekatan kualitatif merupakan sebuah proses investigasi. Penelitain kualitatif ini memberikan informasi yang mutakhir sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih banyak diterapkan pada bergai maslah Husaein Umar, 1990: 81. Sedangkan penelitian ini lebih memfokuskan pada studi kasus yang merupakan penelitian yang rinci mengenai suatu obyek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh. Studi kasus adalah merupakan setrategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how atau why, yang bila peneliti haya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena di dalam kontek kehidupan nyata. 4 Menurut Vrendenburg 1987:38 studi kasus adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk mempertahankan keutuhan dari obyek, artinya data yang dikumpulakn dalam rangka studi kasus dipelajari sebagai suatu keseluruhan yang terintegrasi, di mana tujuannya adalah memperkembangkan pengetahuan yang mendalam mengenai obyek yang bersangkutan yang berarti bahwa studi kasus disifatkan sebagai penelitian yang eksploratif dan deskriptif. 2 Suharsimin Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta: 1992, cet: VIII, h: 206 3 Drs. S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan,Jakarta:PT. Rineka Cipta: 2007, h: 36 4 Prof. Dr. Robert K. Yin, Studi kasus Desain Metode Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada: 2004, cet ke-4, h:1

Dokumen yang terkait

Pengaruh Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) terhadap peningkatan mutu pelajaran (di SMK AL-Hidayah Lestari Lebak Bulus)

0 38 109

Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Kelas X Ma Attaqwa

1 9 174

Hubungan antara persepsi siswa pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam dengan prestasi belajar (studi penelitian di kelas X Akuntansi SMK Lebak Bulus Jakarta)

1 5 79

“Efektifitas Penggunaan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Imla Pada Murid SMA Islam Al-Kholidin Jakarta

0 5 69

Perancangan Media Leaflet di SMP Al-Hidayah Lebak Bulus, Jakarta Selatan Tahun 2015

0 16 168

Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual (FIlm Dokumenter Tatacara Ibadah Haji) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMA Muhammadiyah 3 Jakarta

2 7 144

Efektivitas penggunaan audio visual sebagai media pembelajaran pendidikan agama islam di SD Islam Al-Azhar 12 Cikarang -Bekasi

0 26 99

Kepuasan Siswa Terhadap Layanan Bimbingan Konseling di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus

0 3 121

BAB II PENERAPAN METODE PRILEKSI DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL FILM PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) - PENERAPAN METODE PRILEKSI DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL FILM PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMA N PAMOTAN REMBANG - STAIN K

0 0 35

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL (AVA) TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD HJ ISRIATI SEMARANG - Unissula Repository

0 0 16