Menurut Cooper dan Sawaf 1998 mendefenisikan kecerdasan emosional atau yang sering disebut EQ adalah kemampuan merasakan, memahami, dan
secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh manusiawi. Kecerdasan emosi menuntut penilikan perasaan, untuk
belajar mengakui, menghargai, perasaan pada diri dan orang lain serta menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif energi emosi dalam
kehidupan sehari-hari http:smpn29samarinda.wordpress.com
.
II.5.2 Bentuk-Bentuk Kecerdasan Emosional
Menurut Daniel Goleman 1995, sesungguhnya ada ratusan emosi bersama dengan variasi, campuran, mutasi,dan nuansanya sehingga makna yang
dikandungnya lebih banyak, lebih kompleks, dan lebih halus daripada kata dan dfinisi yang digunakan untuk menjelaskan emosi.
Meskipun emosi itu sedemikian kompleksnya, namun Daniel Goleman 1995 mengidentifikasi
sejumlah kelompok emosi, yaitu sebagai berikut dalam Ali, 2004: 63 : 1. Amarah, di dalamnya meliputi brutal, mengamuk, benci, marah besar,
jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, tindak kekerasan dan kebencian patologis.
2. Kesedihan, di dalamnya meliputi pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa dan depresi.
3. Rasa takut, di dalamnya meliputi cemas, takut, gugup, khawatir, waswas, perasaan takut sekali, sedih, waspada,tidak tenang, ngeri, kecut, panik,
dan fobia. 4. Kenikmatan, di dalamnya meliputi bahagia, gembira, ringan puas, riang,
senang, terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, terpesona, puas, rasa terpenuhi, girang, senang sekali dan mania.
5. Cinta, di dalamnya meliputi penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, dan kasih sayang.
6. Terkejut, di dalamnya meliputi terkesiap, takjub dan terpana. 7. Jengkel, di dalamnya meliputi hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka,
dan mau muntah. 8. Malu, di dalamnya meliputi rasa bersalah, malu hati, kesal hati, menyesal,
hina, aib dan hati hancur lebur.
Universitas Sumatera Utara
Dari deretan daftar emosi tersebut, berdasarkan temuan penelitian Paul Ekman dari University of California di San Fransisico ternyata ada bahasa emosi
yang dikenal oleh bangsa-bangsa diseluruh dunia, yaitu emosi yang diwujudkan dalam bentuk ekspresi wajah yang di dalamnya mengandung emosi takut, marah,
sedih dan senang. Dengan demikian, ekspresi wajah sebagai representasi dari emosi itu memiliki universalitas tentang perasaan emosi tersebut dalam Ali,
2004: 63. Emosi-emosi tersebut di atas dapat mempengaruhi perilaku individu
diantaranya diantaranya : a. Memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas atas hasil
yang dicapai. b. Melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan
sebagai puncak dari keadaan ini ialah timbulnya rasa putus asa frustasi c. Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar, apabila sedang
mengalami ketegangan emosi dan bisa juga menimbulkan sikap gugup nervous dan gagap dalam berbicara.
d. Terganggu penyesuaian sosial, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati. e. Suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya
akan mempengaruhi sikapnya di kemudian hari, baik terhadap dierinya sendiri maupun terhadap orang lain.
II.5.3 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Remaja