Perkembangan Kecerdasan Emosional Remaja Tabel 26

IV.1.3 Perkembangan Kecerdasan Emosional Remaja Tabel 26

Kemampuan anak mengenali emosinya No Kemampuan anak mengenali emosinya Frekuensi 1 Tidak mampu 14 18.7 2 Mampu 47 62.7 3 Sangat mampu 14 18.7 4 Total 75 100.0 Sumber: P.25FC.27 Tabel 26 diatas menunjukkan kemampuan responden untuk mengenali dan merasakan emosi yang sedang dialaminya. 47 responden 62,7 menyatakan mereka mampu untuk mengenali setiap emosi yang mereka alami. 14 responden 18,7 menyatakan sangat mampu dan 14 responden 18,7 juga yang menyatakan tidak mampu untuk mengenali setiap emosi yang mereka alami. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden mampu untuk mengenali dan merasakan emosi yang mereka alami. Kemampuan untuk mengenali emosi diri sangat penting karena dengan mengenali emosi, seseorang mampu mencermati atau waspada terhadap perasaan yang sesungguhnya yang membuat diri berada dalam kekuasaan perasaan. Sehingga kita peka akan perasaan yang sesungguhnya dan terhindar dari akibat buruk bagi pengambilan keputusan yang salah. Universitas Sumatera Utara Tabel 27 Kemampuan anak mengetahui penyebab emosi No Kemampuan anak mengetahui penyebab emosi Frekuensi 1 Sangat tidak tahu 1 1.3 2 Tidak tahu 6 8.0 3 Tahu 43 57.3 4 Sangat tahu 25 33.3 Total 75 100.0 Sumber: P.26FC.28 Berdasarkan tabel diatas, 43 responden 57,3 menyatakan mereka mengetahui penyebab dari emosi yang muncul. 25 responden 33,3 menyatakan sangat tahu, 6 responden menyatakan tidak tahu dan 1 responden menyatakan sangat tidak tahu penyebab dari emosi yang muncul. Dapat disimpulkan mayoritas responden mengetahui penyebab emosi yang muncul dalam diri mereka. Kemampuan untuk mengetahui penyebab dari emosi yang muncul adalah langkah awal untuk mengendalikan emosi yang terjadi dalam diri. Universitas Sumatera Utara Tabel 28 Kemampuan mengendalikan emosi marah No Kemampuan mengendalikan emosi marah Frekuensi 1 sangat tidak mampu 1 1.3 2 Tidak mampu 20 26.7 3 Mampu 45 60.0 4 Sangat mampu 9 12.0 Total 75 100.0 Sumber: P.27FC.29 Mampu mengendalikan emosi marah merupakan kunci menuju kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan yang meningkat dengan intensitas terlampau lama akan mengoyak kestabilan emosi. Berdasarkan tabel 28 dapat dilihat 45 responden 60,0 menyatakan mereka mampu mengendalikan emosi marah mereka dengan baik. 20 responden 26,7 menyatakan tidak mampu. 9 responden 12,0 menyatakan sangat mampu dan 1 responden 1,3 menyatakan tidak mampu. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden mampu untuk mengendalikan emosi marah mereka kearah yang lebih baik. Universitas Sumatera Utara Tabel 29 Kemampuan anak melepaskan diri dari kecemasan No Kemampuan anak melepaskan diri dari kecemasan Frekuensi 1 Sangat gugup cemas 12 16.0 2 Gugup 45 60.0 3 Tidak gugup 15 20.0 4 Sangat tidak gugup 3 4.0 Total 75 100.0 Sumber: P.28FC.30 Tabel 29 adalah tabel yang menunjukkan kemampuan responden untuk melepaskan diri dari kecemasan. 45 responden 60,0 menyatakan mereka gugup, 15 responden 20,0 menyatakan tidak gugup, 12 responden 16,0 menyatakan sangat gugup dan 3 responden menyatakan sangat tidak gugup. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden belum mampu untuk mengelola emosi mereka dengan tepat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya responden yang menyatakan sangat gugup dan gugup ketika akan melakukan presentase di depan kelas. Universitas Sumatera Utara Tabel 30 Kemampuan anak untuk bertanggungjawab No Kemampuan Responden Untuk Bertanggungjawab Frekuensi 1 Tidak mampu 3 4.0 2 Mampu 55 73.3 3 Sangat mampu 17 22.7 4 Total 75 100.0 Sumber: P.29FC.31 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa 55 responden 73,3 mampu untuik bertanggungjawab atas apa yang ia kerjakan, 17 responden 22,7 menyatakan sangat mampu dan 3 responden 4,0 menyatakan tidak mampu. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden sudah mampu untuk bertanggungjawab atas pekerjaan yang ia lakukan. Dengan demikian responden mampu mengendalikan dorongan hati yang berlebihan. Universitas Sumatera Utara Tabel 31 Kemampuan fokus anak terhadap satu objek No Kemampuan fokus anak Frekuensi 1 Tidak mampu 15 20.0 2 Mampu 54 72.0 3 Sangat mamapu 6 8.0 4 Total 75 100.0 Sumber: P.30FC.32 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bhwa 54 responden 72 menyatakan mereka mampu untuk fokus terhadap tugas yang sedang mereka kerjakan. 15 responden 20,0, menyatakan tidak mampu dan 6 responden 8,0 menyatakan sangat mampu untuk fokus. Dapat disimpulkan bahwa responden mampu untuk memfokuskan pikiran terhadap tugas yang sedang dikerjakannya. Hal ini menunjukkan bahwa responden mampu memanfaatkan emosi secara produktif. Tabel 32 Kemampuan anak untuk memotivasi diri No Kemampuan anak untuk memotivasi diri Frekuensi 1 Tidak mampu 11 14.7 2 Mampu 53 70.7 3 Sangat mampu 11 14.7 4 Total 75 100.0 Sumber: P.31FC.33 Universitas Sumatera Utara Dengan kemampuan memotivasi diri yang dimilikinya, seseorang akan cenderung memiliki pandangan yang positif dalam menilai segala sesuatu yang terjadi dalam dirinya. Tabel 3.30 adalah menunjukkan kemampuan responden untuk berpikir positif memotivasi diri terhadap masalah yang sedang mereka hadapi. 53 responden 70,7 menyatakan bahwa mereka mampu. 11 responden 14,7 menyatakan sangat mampu sama dengan jumlah responden yang menjawab tidak mampu yaitu 11 responden 14,7. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden telah mampu memotivasi diri dalam menghadapi masalah. Tabel 33 Kemampuan anak untuk mendengarkan orang lain No Kemampuan anak untuk mendengarkan orang lain Frekuensi 1 Tidak mampu 1 1.3 2 Mampu 48 64.0 3 Sangat mampu 26 34.7 4 Total 75 100.0 Sumber: P.32FC.34 Individu yang memiliki kemampuan untuk mendengarkan orang lain merupakan langkah awal untuk lebih peka terhadap perasaan orang lain. Berdasarkan tabel diatas, 48 responden 64,0 menyatakan mereka mampu untuk mendengarkan orang lain. 26 responden 34,7 menyatakan Universitas Sumatera Utara sangat mampu dan 1 responden 1,3 menyatakan tidak mampu. Dari hasil tabel 3.31 dapat disimpulkan mayoritas responden mampu untuk mendengarkan orang lain ketika orang tersebut menceritakan masalahnya. Tabel 34 Kemampuan empati anak No Kemampuan empati anak Frekuensi 1 Tidak mampu 18 24.0 2 Mampu 47 62.7 3 Sangat mampu 10 13.3 4 Total 75 100.0 Sumber:P.3335 Empati dibangun berdasarkan kesadaran diri, semakin terbuka kita pada emosi diri sendiri, semakin terampil kita membaca perasaan. Kemampuan berempati yaitu kemampuan untuk mengetahui bagaimana perasaan orang lain. Berempati artinya membayangkan diri kita pada kejadian yang menimpa orang lain. Berdasarkan tabel 34 diatas dapat dilihat bahwa 47 responden 62,7 menyatakan mereka mampu untuk memahami perasaan orang yang disekitarnya. 18 responden 24,0 menyatakan tidak mampu dan 10 responden 13,3 menyatakan sangat mampu. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden mampu untuk berempati. Mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan Universitas Sumatera Utara apa-apa yang dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih mampu menerima sudut pandang orang lain dan peka terhadap perasaan orang lain Tabel 35 Pergaulan anak dengan teman sebaya No Pergaulan anak dengan teman sebaya Frekuensi 1 Tidak diterima 1 1.3 2 Diterima 51 68.0 3 Sangat diterima 23 30.7 4 Total 75 100.0 Sumber:P.3436 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa 51 responden 68,0 menyatakan bahwa mereka diterima dalam pergaulan teman sebaya atau pun orang yang berada disekitar mereka. 23 responden 30,7 menyatakan sangat diterima dan 1 responden 1,3 menyatakan tidak diterima dalam pergaulan. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden mampu menjaga hubungan baik dengan teman sebaya ataupun orang-orang yang ada disekitar mereka. Universitas Sumatera Utara Tabel 36 Kemampuan komunikasi anak di lingkungan baru No Kemampuan komunikasi anak di lingkungan baru Frekuensi 1 Tidak mampu 5 6.7 2 Mampu 58 77.3 3 Sangat mampu 12 16.0 4 Total 75 100.0 Sumber:P.3537 Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan membina hubungan. Tanpa komunikasi yang baik individu sulit untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dan sulit juga memahami keinginan serta kemauan orang lain. Dari tabel 36 diatas dapat dilihat bahwa 58 responden 77,3 menyatakan mereka mampu untuk berkomunikasi dengan orang lain di lingkungan baru. 12 responden 16,0 menyatakan sangat mampu dan 5 6,7 responden menyatakan tidak mampu. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden mampu berkomunikasi dengan baik dengan orang-orang yang berada disekitar mereka. Dengan begitu hubungan diantara mereka dapat terjalin dengan komunikasi yang baik mereka dapat saling mengetahui satu sama lainnya. Universitas Sumatera Utara Tabel 37 Keterbukaan anak dengan kemampuan memotivasi diri No Keterbukaan anak dengan kemampuan memotivasi diri Frekuensi 1 Tidak mampu 3 4.0 2 Mampu 58 77.3 3 Sangat mampu 14 18.7 Total 75 100.0 Sumber:P.3638 Tabel 37 diatas menunjukkan adanya keterbukaan responden terhadap ayah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir positif atau motivasi diri. Berdasarkan tabel diatas 58 responden 77,3 menyatakan dengan terbuka kepada ayah mereka mampu untuk berpikir positif terhadap masaah yang sedang dihadapi. 14 responden 18,7 menyatakan dengan terbuka pada ayah mereka merasa sangat mampu dan 3 responden 4 menyatakan mereka tidak mampu untu berpikir positif. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden mampu berpikir positif atau memotivasi diri mereka setelah mereka menceritakan semuanya pada ayah. Dengan begitu mereka mengetahui apa yang harus mereka lakukan. Universitas Sumatera Utara Tabel 38 Sikap positif anak dengan mengendalikan emosi No Sikap positif anak dengan mengendalikan emosi Frekuensi 1 Tidak mampu 3 4.0 2 Mampu 60 80.0 3 Sangat mampu 12 16.0 Total 75 100.0 Sumber:P.3739 Tabel 38 menunjukkan kemampuan sikap positif responden terhadap masukan atau nasihat dari ayah mereka terhadap kemampuan mereka mengendalikan emosi. Ada 60 responden 80.0 menyatakan mampu untuk mengendalikan emosi mereka. 12 reponden 16 menyatakan sangat mampu dan 3 responden menyatakan tidak mampu untuk mengendalikan emosi yang sedang mereka hadapi. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden mampu untuk mengendalikan emosi marah mereka setelah mendengar masukan atau pun nasihat dari ayah. Dengan begitu mereka merasa lebih tenang dan mengetahui bagaimana seharusnya mereka bersikap. Universitas Sumatera Utara Tabel 39 Frekuensi mengobrol dengan kemampuan empati anak No Frekuensi mengobrol dengan kemampuan empati anak Frekuensi 1 Tidak mampu 15 20.0 2 Mampu 44 58.7 3 Sangat mampu 16 21.3 Total 75 100.0 Sumber:P.3840 Tabel 39 diatas menunjukkan hubungan frekuensi mengobrol dengan kemampuan responden untuk memahami apa yang dirasakan oleh ayahnya. 44 responden 58,7 menyatakan mampu untuk memahami apa yang dirasakan oleh ayah nya, 16 responden 21,3 menyatakan sangat mampu dan 15 responden 20.0 menyatakan tidak mampu untuk memahami apa yang dirasakan oleh ayah nya. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden mampu untuk memahami apa yang dirasakan oleh ayahnya karena mereka sering mengobrol diantara waktu luang mereka. Universitas Sumatera Utara

IV.2. Analisis Tabel Silang

Dokumen yang terkait

Komunikasi Antar Pribadi Dan Kepemimpinan (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Penggunaan Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Keberhasilan Kepemimpinan Hotel Emeral Garden Medan)

0 37 110

Komunikasi Antar Pribadi Dan Pembentukan Konsep Diri (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Pengurus Panti Asuhan Terhadap Pembentukan Konsep Diri Anak-Anak Panti Asuhan Yayasan Elida Medan)

6 53 121

Komunikasi Antar Budaya dan interaksi Antar Etnis (Studi Korelasional Mengenai Pengaruh Komunikasi Antar Budaya Dalam Menciptakan Interaski Antar Etnis di Kalangan Mahasiswa Asing USU).

6 60 140

Komunikasi Antar Pribadi Dan Pembentukan Konsep Diri (Studi Kasus Mengenai Komunikasi AntarPribadi Orang Tua Terhadap Pembentukan Konsep Diri Remaja Pada Beberapa Keluarga di Medan)

11 139 114

Komunikasi Antar Pribadi Dan Kepribadian Anak-Anak Cacat (Studi Deskriptif Peranan Komunikasi Antar Pribadi Guru Dalam Perkembangan Kepribadian Anak-anak Cacat Pada YPAC Melalui Pendekatan Behaviorisme di Kota Medan)

10 80 109

Komunikasi Antar Pribadi Orangtua Dan Anak Dalam Menanamkan Pengetahuan Bahasa Daerah (Studi Deskriptif Pada Orangtua Dan Anak Di Lingkungan III Kelurahan Tembung-Kecamatan Medan Tembung)

2 46 135

Komunikasi Antar Pribadi Ibu Dan Remaja Putri Terhadap Pengetahuan Pendidikan Seks Remaja Putri (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Ibu dan Remaja Putri terhadap Pengetahuan Pendidikan Seks Remaja Putri di SMU Sultan Iskandar Muda

1 45 92

Peran Komunikasi Antar Pribadi Orang Tua Terhadap Anak Dalam Membentuk Perilaku Positif (Studi Kasus Peran Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak dalam Membentuk Perilaku Positif di Kelurahan Karang Berombak, Medan Barat)

3 84 217

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI ORANG TUA DAN ANAK DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA REMAJA AWAL

1 35 21

Perbedaan Kecerdasan Emosional Remaja Ditinjau Dari Keberadaan Ayah - Ubaya Repository

0 0 1